Chapter 4

30 24 10
                                    

Dirgan saat ini berada di ruangan Zeyrha. Seperti yang dia bilang kemarin kalau hari ini dia akan melakukan tes untuk mencocokan DNA dirinya, istrinya, dengan sang anak, Zeyrha.

Hari ini juga Zeyrha sudah diizinkan untuk pulang, walaupun tadi sempat ada penolakan dari sang ibu, karena khawatir akan nanti jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun kata dokter Rey, Zeyrha sudah bisa pulang, karena kalau di rumah sakit terus dia akan merasa tertekan. Setidaknya jika ia kembali ke rumah dan bersekolah, dia dapat terhibur dengan bermain bersama kedua sahabatnya.

Zeyrha bersiap untuk pulang, sedangkan Dirgan dan Athirah bersiap untuk melakukan tes.

Sebenarnya Athirah masih tidak ingin melakukan tes tersebut tapi, tadi Dirgan menasihatinya agar mau melakukannya, dan akhirnya dia pun mengikuti kata suaminya itu.

"Zeyrha, kamu pulang sama mang Koko yah, ayah sama ibu ada urusan sebentar." Ucap Dirgan.

"Urusan apa?" Tanya Zeyrha.

"Eouh! Itu.. urusan kantor ayah, ada sedikit masalah dikantor." Ucap Dirgan.

"Emh! Yaudah, Zeyrha pulang, sampai jumpa di rumah ayah ibu." Ucap Zeyrha kemudian memeluk ayah dan ibunya.

Zeyrha pun pulang bersama dengan sopirnya, mang Koko.

Sedangkan Dirgan dan Athirah pergi keruangan Rey.

"Selamat siang Rey." Ucap Dirgan saat memasuki ruangan Rey.

"Hai pak, ibu, bagaimana? Apa sudah yakin untuk melakukan tesnya?" Ucap Rey, yang hanya dibalas anggukan dari kedua orang tua Zeyrha.

"Baik, silahkan kita menuju ruangan dokternya pak." Ucap Rey

Mereka pun menuju ruangan dokter yang akan membantu mereka untuk melakukan tes.

Setibanya disana, ada sedikit perbincangan mengenai alasan mereka untuk melakukan tes ini, setelah itu pun tes dilakukan.

-----------

Saat ini Dirgan dan Zeyrha berada dirumahnya.

Setelah beberapa jam selesainya dilakukan tes. Hasilnya pun keluar, dan memang antara kedua orang tuanya dan Zeyrha, tidak ada kecocokan dna.

Hal ini membuat keduanya shock, terutama Athirah. Dia sangat menyesal karena telah melakukan tes ini, dia menyalahkan Dirgan.

"Gak, ini salah yah, gak mungkin, kamu sih kenapa coba mau lakukan tes ini." Ucap Athirah marah.

"Ibu, tenang Bu, tes ini penting sekali, agar kita bisa tau." Ucap Dirgan.

"Ibu mau, jika rahasia ini tertutup rapat begitu saja?" Sambungnya.

"Lebih baik, begitu bukan? Ini semua salah yah. ZEYRHA ITU ANAK AKU! aku yang lahirin Zeyrha." Ucap Athirah yang saat ini emosinya sudah diujung, dengan mata yang berkaca-kaca.

"Cukup Bu, besok ayah akan ke rumah sakit, tempat Zeyrha lahir, pasti ada kesalahan waktu itu." Ucap Dirgan

"Gak, gak usah." Ucap Athirah.

"Bu, kita harus cari tahu, ini masalah penting!" Ucap Dirgan.

"Ayah ini kenapa sih? Ayah gak sayang sama Zeyrha? Hah? Zeyrha itu anak kita, kamu mau kalau Zeyrha tahu hal ini dan jantungnya makin parah? KALAU KAMU GAK SAYANG SAMA ZEYRHA, SETIDAKNYA LIHAT AKU, aku sayang sama dia, aku gak mau kehilangan dia!" Ucap Athirah.

"Bu, bukannya ayah gak sayang sama dia, tapi kita harus tau siapa sebenarnya orang tua Zeyrha." Ucap Dirgan.

"Gak mau!" Ucap Dirgan.

"Pokoknya, masalah ini ibu anggap udah selesai, gak ada yang harus diurus lagi!" Sambungnya kemudian pergi dari kamarnya menuju kamar Zeyrha.

Athirah mengetuk kamar anaknya.

Tok... Tok... Tok..

"Zeyrha." Panggilnya.

Zeyrha yang saat ini sedang berbalas pesan dengan kedua temannya pun menyahut.

"Iya, Bu masuk aja gak dikunci kok." Ucapnya.

Athirah pun masuk.

"Kok gak tidur sih nak? Ini udah malam, besok mau sekolah kan?" Ucap Athirah.

"Hehe, bentar lagi Bu, ini lagi balas pesannya anggun sama Rika, kasihan Anggun di tipu sama online shop." Ucapnya.

"Emh.. tidur sayang, sini ibu tidurin. Udah lama ibu gak temenin kamu tidur." Ucap Athirah kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang Zeyrha.

Zeyrha pun ikut membaringkan tubuhnya.

"Anak ibu sekarang udah gede yah! Udah 17 tahun, gak kerasa banget ibu besarin, perasaan baru kemarin deh yang nangis karena datang ke pesta ulang tahun Argen tapi baju nya gak couplean sama Argen. Perasaan juga baru kemarin, yang marah karena gak dibeliin mainan. Kok sekarang udah gede aja sih?" Ucap Athirah, mengingat semua moment-moment saat Zeyrha masih kecil sambil mengusap kepala anaknya.

"Emh.. ibu jangan diingetin deh Zeyrha malu tau." Ucap Zeyrha malu-malu.

"Haha, Zeyrha anaknya ibu, nanti kalau nikah, ibu yang antar naik pelaminan, kan? Ibu yang pilihin baju pengantin, iya kan?" Ucap Athirah yang saat ini air matanya sudah keluar.

"Emh, ibu kok nangis." Ucap Zeyrha heran ketika merasa rambutnya basah karena air mata sang ibu.

"Gak kok, ibu senang aja, bisa punya anak kaya Zeyrha, bisa dikasih kesempatan untuk rawat anak yang bawel ini. Hahaha." Ucap Athirah.

"Emh, Zeyrha juga senang bisa hadir ditengah ayah dan ibu." Ucap Zeyrha.

"Zeyrha dengerin ibu yah, apa pun yang terjadi ke depan nanti, kita harus tetap sama-sama, jika Zeyrha sedih, ingat ada ibu yang akan memeluk Zeyrha. Karena ibu sayang banget sama Zeyrha."ucap Athirah lagi.

"Ibu gak mau di pisahin sama Zeyrha." Ucap Athirah memeluk kencang anaknya.

"Zeyrha juga gak mau di pisahin sama ibu." Ucap Zeyrha membalas pelukan ibunya.

"Yaudah tidur yah, besok mau sekolah, udah kangen kan sama Argen? Hem?" Ucap Athirah menggoda anaknya.

"Apa sih Bu! Hahaha." Ucap Zeyrha.

"Yaudah Zeyrha tidur yah Bu. Ibu disini aja yah sama Zeyrha tidurnya." Ucap Zeyrha

"Iya nak." Ucap Athirah

Mereka berdua pun tertidur.

Tanpa disadari ternyata Dirgan mendengar semua percakapan antara istri dan anaknya itu.

Dia tadi ingin melihat Zeyrha di kamarnya, namun terhenti saat mendengar percakapan terharu antara anak dan ibu.

Dirgan mendengar semuanya, percakapan yang membuat air matanya jatuh.

Dia menyayangi keluarganya, dan tidak ingin berpisah.

Namun tetap, besok pagi dia akan menuju rumah sakit dimana tempat Zeyrha dilahirkan.

TBC
Next?
Aku nulis aja deh, ada yang baca Alhamdulillah, gak ada juga gak apa-apa.

See you to the next chapter❤️

ZEYRHA(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang