Terik mentari pagi menyengat kulit putih bersih seorang siswa perempuan yang sedang menunggu angkot di pinggir jalan. Dengan headset yang tergantung indah di telinganya, Ia pun menaiki angkot menuju sekolah. Kehidupan sekolahnya tidak ada yang spesial, dia bukanlah siswa populer atau pun siswa berprestasi. Ia hanya seorang gadis introvert yang fanatik akan KPOP.
Setelah membayar angkot, Ia berjalan menuju gerbang sekolah 'astra mawar'. Jam menunjukkan pukul 06.20, itu tandanya masih cukup waktu untuk piket sebelum jam masuk pelajaran pertama.
Saat di koridor kelas ada seseorang yang memanggilnya.
"Va, pulang sekolah nanti ke rumah gua yuk. Kita fangirlingan bareng lagi." teriak perempuan dengan rambut diikat serta blazer yang selalu ia kenakan. Ia menyejajarkan langkahnya dengan gadis tersebut.
"Rai ngagetin aja dateng-dateng, mana teriak lagi." ucap gadis bernama Narva tersebut, sambil mempoutkan bibir tipis berwarna peach membuat siapa saja akan gemas melihatnya.
"Habis lo make headset, ayok mau kan nanti sore?"
" Enggak dulu deh Rai, entar gua dimarahin nyokap lagi." Ucap Narva setelah ia melepas headset dan memasukannya ke dalam tas merah miliknya.
"Bilang aja kerja kelompok, please!"
seperti biasa Raina selalu mengeluarkan jurus puppy eyes miliknya untuk membujuk sahabatnya tersebut.
Narva akhirnya mengiyakan untuk main ke rumah sahabatnya tersebut sepulang sekolah. Jika Narva menolaknya sudah tentu Raina sahabatnya ini akan tak acuh padanya seharian. Sifat buruk sahabatnya tersebut sudah Narva hafal diluar kepala. Meski begitu, Narva sangat senang bersahabat dengan Raina. Lebih tepatnya hanya Raina yang paling sefrekuensi dengannya.
Setelah percakapan tersebut, Narva akhirnya sampai di kelas. Pintu yang bertuliskan ' X IPA 1' terbuka lebar dan memperlihatkan beberapa murid yang sedang piket.
" Gue masuk ya Rai, bye." setelah mengucapkan kata tersebut Narva buru-buru menuju mejanya di dekat jendela dan bergegas mengambil sapu yang tersisa.
Ia dan Raina sahabatnya memang berbeda jurusan, Raina adalah siswa kelas X IPS 1. Dan itu berada di lantai 2, sedangkan kelas Narva berada di lantai 1. Karena jarak yang lumayan jauh, biasanya mereka janjian bertemu di Kantin saat jam istirahat.
Bel masuk pun berbunyi.
Sebelum guru Biologi marah melihat lantai kelas yang kotor, Narva segera cepat menyelesaikan piketnya. Beruntung setelah Narva selesai dan duduk di tempatnya kembali, gurunya tersebut baru terlihat batang hidungnya di jendela kelas.
"Selamat pagi anak-anak, tidak lupa dengan tugas yang sudah ibu kasih minggu lalu bukan?" Guru Biologi dengan kerudung ngejrengnya tersebut langsung to the point begitu memasuki kelas Narva.
"Ibu inget aja, Saya kira ibu bakal lupa." celetuk salah seorang teman laki-lakinya yang berada di bangku belakang. Membuat mata teman-temannya langsung tertuju padanya.
"Kamu ini Deva gaada sopan-sopannya ngomong sama guru. Kamu kira saya sudah setua itu sampai lupa? Kamu pasti tidak mengerjakan lagi kan?"
"Bu Nita kan memang sangat lebih tua dari umur saya, Ibu gimana sih." dengan nada mengejeknya Deva berceloteh tanpa disaring terlebih dahulu.
"Devaaa...keluar kamu dari kelas saya! Yang lain kumpulkan tugas kalian di depan kelas." ucap Bu Nita yang sudah sangat tersulut emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZED [ON GOING]
Teen Fictionini adalah kisahku bersama laki-laki bernama Zedlin. Perawakannya yang terkesan badboy, ternyata berbanding terbalik dengan hatinya yang rapuh. Sosoknya yang nakal di sekolah ternyata hanya topeng untuk menutupi masalahnya di luar sekolah.