3

9 0 0
                                    

"Sejauh ini aku masih terjebak dengan masalalu"
-Deasyn-

"Assalamualaikummm...  Deaa main yukk.." teriak Indri dari pagar rumah Dea.

"heh lu kira ngajak bocah" timpal Dinda sambil menggeplak lengan Indri.

"assalamualaikum tantee." salam mereka saat sudah berada di depan teras rumah Dea.

"waalaikumsalam, ehh sini masukk. Tante panggilin Dea nya dulu ya"

"iya tante. " jawab mereka barengan.

"De, itu temen temen kamu udah dateng. " panggil bunda.

"iya bun ini Dea udah selesai." jawab Dea sambil menyambar slingbag putih miliknya.

"yaudah yuk gaes kita berangkat." kata Dea menghampiri teman temannya.

"Tante, kita berangkat ya." ucap Rere kepada bunda Dea.

"Dea pergi dulu ya bun. " Pamit Dea.

"iya hati hati ya nak,  ingat jangan lama lama. Besok sudah mulai ulangan. " jawab bunda Dea.

"siap tante kita ga akan lama kok." jawab ulfa.

"assalamualaikum. "

"waalaikumsalam"

Sesampainya di cafe tempat biasa mereka nongki nongki, mereka memilih meja yg berada di outdoor dimana tempat tersebut sangat indah buat dijadikan tempat ootd karena tempatnya sangat instagramable.

"gimana gaes persiapan buat besok? " tanya Dea.

"ya gitu deh De, belajar ga belajar nih otak sama aja ga ada perubahan. " jawab Indri.

"iya nihh gue juga udah belajar tapi tetep aja ga ada yang nyantol di otak. " timpal Dinda.

"Bukannya ga nyantol itu mah emang dasar kalian aja yang ga niat belajar. " Jawab Rere sambil meminum minumannya.

"yeee lu mah enak ngomong gitu,, lu pinter." jawab indrok

"ya lah gue pinter,  kan gue belajar. " jawab Rere bangga.

"dih musang kepedean. Masih pinteran Dea kali dri pada elu ahaha. " jawab Indrok sambil tertawa.

"lah tapi masih pinteran gue kan dri pada elu in. " jawab Rere tak mau kalah.

"anjir kalo ngomong bener. " jawab Dinda

"ahahahaha sabar ya ndrok. " ucap Ulfa sambil tertawa.

"Dah lah lu semua pinter kok" jawab Dea.

"pinter ngibul ahahah"
Lanjutnya lagi.

"kurang ajar ahaha. " jawab Indri.  Mereka pun tertawa.

"eh kalian tau ga, kabarnya si Chandra depresi gegara di selingkuhin Airin. " ucap Indri tiba tiba.

"lah iya gue dengernya juga gitu. Sampe sampe nih ya kata temen gue yg sekelas sama dia bilang klo Chandra suka ketawa sendiri trus tiba tiba marah ga jelas. " timpal Ulfa.

"iya malah dia udh pernah kena tegor sama bu Ratna. " timpal Dinda.

"Gue salut sama Chandra, dia sebucin itu sama Airin." tambah Rere.

"menurut lu gimana De?" tanya Ulfa kepada Dea.

"hah, ya ga gimana gimana. Menurut ku sih itu hal wajar, siapa coba di dunia ini yg mau di duain." jawab Dea.

"karena diduakan itu rasanya sakit, dan aku merasakan itu. " batin Dea berkata lirih.

"De, jangan baper ih." ucap Rere yang sadar bahwa Dea seolah berbicara akan dirinya sendiri.

"Udah ya De, sekarang waktunya buka lembaran baru. Lu ga bisa terus terusan sedih cuma karena cowok brengsek itu." jawab Ulfa.

"Iya De, bener kata Ulpaa. Lu ga bisa terus terusan terjebak sama masalalu. " ucap Indri.

"Dea udh berusaha lupa tapi susah, rasanya masih membekas disini. " jawab Dea sambil memegang dadanya yang mulai terasa sesak.

"Lepasin De, coba belajar menerima apa yg terjadi." jawab Dinda.

"Dea cape Din, Dea cape terus terusan terperangkap sama masalalu tentang dia. Dea pengen lupa." jawab Dea yang kali ini matanya mulai berkaca-kaca.

"Lu pasti bisa De, gue yakin pasti bakalan ada cowok yang bener bener tulus sama elu yang ga bakalan nyakitin elu kaya dia." Ucap Rere.

"bahkan sekarang aku takut Re buat buka hati aku. Aku takut kalo aku buka hati aku, maka lukanya akan semakin melebar." lirih Dea.

"sejauh ini aku masih terjebak sama bayang bayang masalalu tentang dia." ucap Dea sambil menahan sesak yang entah sejak kapan dia rasakan.

"udh ya udh jangan mewek lagi ah ga seru.  Udh ya kita ganti topik hehe. Senyum dong De. " ucap Indri sambil merangkul Dea dari samping.

Dea pun tersenyum menanggapinya.

DeasynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang