1. How?

2 2 6
                                    


Bagaimana rasanya punya pacar?

Hingga sekarang umurku 16 tahun, aku sendiri belum pernah merasakan bagaimana rasanya didekati orang, "ditembak", hingga pacaran. Teman-temanku banyak yang sudah pacaran, bahkan ada yang sudah beberapa kali. Namun, tidak sedikit juga yang nasibnya sama denganku, belum pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran. Yah, sebenarnya bukan masalah besar sih. Toh, aku masih 16 tahun, tugasku hanya sekolah dan belajar, itu saja. Setidaknya itu yang orang tuaku tekankan, dan tentunya harus aku ikuti.

Tapi, ya tidak bisa dimungkiri juga, di umurku yang remaja ini, mungkin sudah mulai ada lah perasaan suka pada lawan jenis. Perasaan suka itu wajar, selama tidak berlebihan dan mengganggu prioritas utamaku, yaitu belajar.

Oh, aku lupa. Namaku Valisa Kanyaditha. Sekarang umurku 16 tahun dan aku duduk di bangku kelas 2 SMA. I can say that nothing special about me. Aku menggambarkan diriku sebagai orang yang biasa saja, benar-benar biasa saja. Wajahku pas-pasan, dibilang cantik tidak, tapi dibilang jelek juga tidak. Tubuhku cukup berisi untuk gadis seusiaku, tapi aku masih bisa bergerak dengan lincah dan bugar. Meski aku tidak suka lari. Sungguh, kenapa sih mesti ada materi lari di pelajaran olahraga. Aku benci jika disuruh berlari, cape tahu.

Pergaulanku pun ya biasa saja. Ibuku bilang aku orang yang sangat santai, baik menentukan tujuan hidup maupun bergaul. Aku cukup santai untuk bergaul dengan siapa saja, tapi juga cukup punya kesadaran diri untuk membatasi hal-hal yang negatif dalam pergaulan. Dari segi akademik, aku juga ada tepat di garis rata-rata. Aku tidak terlalu pintar, tapi tidak bodoh juga. Setidaknya nilai raporku tidak pernah ada di bawah rata-rata, meski aku tidak pernah masuk peringkat 10 besar kelas seumur hidupku. Tapi, aku cukup bangga dengan itu, setidaknya aku bisa bebas dari amukan ayah ibuku ketika pembagian rapor. Membanggakan, bukan?

Meski kelihatannya santai dan tanpa ambisi, aku masih punya hobi dan kesukaan. Aku senang membaca, menonton, dan mendengarkan musik. Untuk ini, aku berterima kasih kepada tiga wanita kesayanganku, nenek, ibu, dan kakak perempuanku. Kenapa? Karena sejak kecil aku dibiasakan untuk banyak membaca apapun, didampingi untuk menonton apapun, dan dibebaskan untuk mendengar musik dengan berbagai genre dan bahasa. Mungkin hal itu juga yang membuatku senang dengan segala hal berbau bahasa asing. Aku belum punya cita-cita, tapi aku bisa menyimpulkan apapun yang akan aku lakukan di masa depan, aku harap itu bisa membuatku lebih paham bahasa dan budaya dari seluruh dunia.

Oke, cukup perkenalannya. Panggil saja aku Icha.

Kembali pada bahasan kalimat paling awal. Bagaimana rasanya pacaran? Kenapa aku bertanya, karena rasanya setiap hari obrolan teman-temanku berkisar pada bagaimana rasanya pacaran. Ada Tania yang sekarang sedang suka pada kakak kelas bernama Radit, ada Nara yang sering bercerita tentang pacarnya sejak SMP bernama Doni, ada juga Windi yang sudah tiga kali ganti pacar. Padahal kita masih kelas 2 SMA. Kadang aku berpikir, bagaimana bisa seseorang bisa berganti pacar hingga tiga kali di usia semuda ini. Satu saja sulit mendapatkannya. Sementara ini, tiga? Wow, kadang aku takjub pada temanku yang satu itu.

Well, otak saya berpikir terlalu jauh untuk hal yang belum menjadi urgensi di usiaku ini. Mohon gunakan otakmu untuk hal yang lebih bermanfaat, Icha Valisa.

*

Pukul 12.30, bel pulang berbunyi. Pak Syarif, guru akuntansiku, menutup pelajaran terakhir kami dengan berdoa, dan tentunya memberi PR.

Aku masih sibuk membereskan buku-bukuku ketika Nara menepuk pundakku dari belakang. Aku berbalik dan mendapati ia sudah berdiri dengan Rania, temanku dari kelas sebelah.

"Temenin ke kantin, yuk! Es campur sebelum pulang kayaknya enak, deh" ajak Nara diikuti dengan anggukan dari Rania.

"Iya, lapar juga. Bakso kantin siang-siang gini kan maknyus."tambah Rania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ValisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang