Part 4 Rumah Sakit

141 26 35
                                    

"Karena lo nabrak gue, lo harus tanggung jawab. Gue mau lo pelet Jaehyun oppa buat gue." ucap Aira

"Pelet? Lo pikir gue dukun." ucap Rafael.

"Gue pikir lo dukun beranak. Oke kalau lo gak mau pelet Jaehyun oppa buat gue. Lo mau nggak jadi guru lukis buat gue?"

"Guru lukis?"

"Iya, guru lukis." Aira pernah melihat Rafael melukis. Lukisan Rafael sangat indah.

"Enggak ah, gue mager jadi guru. Gue bakal cariin lo guru lukis."

"Gue maunya lo. Lo harus tanggung jawab karena nabrak gue."

"Iya gue tanggung jawab, tapi gurunya bukan gue."

"Enggak mau, gue maunya lo yang jadi guru lukis gue. Kalau lo nggak mau, gue bakal lapor polisi lo nabrak lari gue." Aira mengambil hp dan berpura-pura menelpon polisi.

"Iya-iya gue bakal ngajarin lo ngelukis. Tapi matiin dulu telponnya." ucap Rafael dengan nada takut. Rafael tidak mau berurusan dengan polisi karena itu sangat meribetkan.

"Sip okee." Aira lalu mematikan hp nya.

Rafael menarik nafas lega.

"Rumah lo dimana?"

"Rumah? Lo mau ngapain ke rumah gue?"

"Mau beli rumah lo,"

"Hah?"

"Gue mau ngantar lo pulang," Rafael melanjutkan kalimatnya.

"Okee,"

Rafael lalu meminta perawat memindahkan Aira ke kursi roda.

Mereka sekarang ini telah berada di dekat mobil Rafael. Aira lalu ditolong untuk duduk di mobil tersebut.  Setelah itu mobil berjalan ke arah rumah Aira.

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di depan rumah Aira. Rafael melihat rumah Aira, rumah sederhana dengan cat berwarna putih tapi terlihat menyejukkan mata karena ditanami tumbuhan hijau disekitar perkarangan rumah.

Rafael lalu menekan bel rumah Aira. Beberapa saat kemudian muncul perempuan paruh baya.

"Aira, kaki kamu kenapa?" tanya perempuan tersebut.

Rafael lalu melihat Aira takut nanti jika ibu Aira melaporkannya ke polisi.

"Itu Ma, tadi aku gak lihat jalan jadi jatuh di aspal. Terus untungnya temanku lewat lalu nolong Aira, Ma." ucap Aira berbohong.

"Makasih ya Nak udah nolong Aira."

"Sama-sama Tan." Rafael lega.

"Nama kamu siapa?"

"Rafael, Tan."

"Rafael ayo masuk dulu, Tante buatkan minuman."

"Gak usah repot-repot Tan, Rafael setelah ini ada les bahasa Inggris. Rafael pamit yaa Tan."

"Oo gitu, hati-hati di jalan."

"Makasih Tan,"

Rafael lalu pergi ke mobilnya. Dia lalu memasuki mobil berwarna hitam tersebut.

"Pak, rumah."

"Baik tuan muda."

Mereka sekarang ini telah sampai di depan rumah Rafael. Rafael lalu memasuki rumahnya.

"Motor lo kenapa?" tanya Rafaela yang mengejutkan Rafael.

"Ssst, pelan-pelan ngomong."

"Bunda sama ayah gak di rumah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang