Day 90°

2 1 0
                                    

Enjoy guys...
Happy reading♡

__________________

Kring...kringg.....

Suara alarm Aurel berbunyi keras sehingga menggangu tidur nyenyak nya.

Aurel meraba-raba nakas yang berada di samping tempat tidur nya.

Gadis dengan rambut acak-acakan itu membuka sebelah mata nya dengan terpaksa, dilihat nya jam menunjukkan pukul 05.00 Am.

"Aish! Kenapa cepat sekali?"

"Padahal udara nya sangat sejuk untuk tidur!" keluh Aurel mendudukkan dirinya diatas kasur, masih dengan mata tertutup dan kepala yang tertunduk.

"ARHGGG!" geram Aurel menendang seluruh bantal di kasur nya hingga terjatuh.

"Kenapasih!? Disuruh bangun jam 5, huh!" gerutu Aurel berjalan menuju kamar mandi.

15 menit kemudian....

Aurel memakai training hitam ber-logo centang putih itu dipadukan kaos polos berwarna mocca.

Setelah merapikan peralatan sekolah nya, Aurel berjalan turun menuju dapur.

Terlihat wanita paruh baya yang di claim ibu kandung nya.

"Kamu, udah bangun sayang?" suara Riri ketika melihat kedatangan Aurel.

"Ehmm..." dehem Aurel meneguk segelas air putih.

"Seperti perintah mu. Aku bangun pagi!" tegas Aurel meletakkan gelas nya diatas meja pantry.

"Apa yang bisa ku bantu?" sambung Aurel.

"Buatkan roti bakar dengan selai kesukaan Papa, Mama dan kamu." titah Riri meletakkan piring berisi sayur cap cay.

"Oke!"

"Tapi aku tidak tahu selai kesukaan mu Ma? Bukan kah itu selai nanas?" tebak Aurel dengan sengaja.

"Kamu, tidak memperhatikan selai apa yang ku poleskan saat memanggang roti untuk ku?" tanya Riri membalikkan badannya menatap penuh selidik ke arah Aurel.

"Tidak!"

"Kembalilah tidur jika masih menggantuk dan kesadaraan mu belum pulih!" kini Riri kembali fokus pada masakan nya.

"Tidak ada gunanya. Kesadaraan ku sudah penuh dan mata ku tidak berat!" pungkas Aurel.

"Jadi, selai apa yang menjadi kesukaan mu Ma?" lanjut Aurel.

"Strawberry" jawab Riri.

"Okay, i can make for you. So, wait a minute!" ucap Aurel dengan logat bahasa inggris yang fasih.

Aurel menyelesaikan tugas membuatkan roti panggang dengan menggunakan mesin otomatis.

"Roti panggang sudah selesai. Adakah yang lain?"

"Potong wortel ini dengan ukuran seperti ini!" unjuk Riri pada potongan wortel milik nya.

Aurel mengganguk paham, lalu menggerjakan nya dengan baik tanpa banyak berbicara.

"Wortel ini untuk diapakan?" tanya Aurel setelah selesai memotong wortel.

"Mama mau buat steak."

"Untuk siapa? Apakah ini juga untuk sarapan?"

"Enggak! Ini untuk bekal Papa, dia memintanya." jawab Riri.

"Aku mau ganti baju dulu!" pamit Aurel.

"Hemm.." dehem Riri.

Aurel berjalan menuju kamar nya, sesekali bersenandung kecil. Namun langkah besar nya itu terhenti kala mendengar suara Jeames.

Soul of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang