Mark menggenggam buket bunga yang ia beli ketika perjalanannya menuju kemari. Sesungguhnya ia agak ragu untuk memberi Haechan bunga di hari istimewanya, tetapi setelah memikirkannya memang kado apalagi yang bisa ia berikan untuk orang yang paling dikasihinya itu?
Bunga adalah hal sederhana yang selalu Haechan minta padanya ketika ia bisa memberikan apa pun yang Haechan minta dan butuhkan dengan uangnya.
Ia pernah sekali menyebut Haechan seperti Belle dalam karakter animasi Beauty and The Beast, yang Mark sendiri tak terlalu sukai. Haechan menyukai bunga, ia adalah gadis sederhana yang selalu Mark cintai. Hanya saja Mark terlambat menyadarinya dan memperlakukan Haechan dengan baik.
Jadi Mark memutuskan untuk membawa sebuket bunga matahari dengan baby's breath sebagai hadiah terakhir untuk Haechan. Bunga tersebut tidak memiliki arti khusus bagi Mark, maksudnya ia tidak tahu bunga itu perlambang apa, tetapi ia memberikan bunga tersebut karena Haechan seperti bunga matahari, ia indah dan selalu bersinar. Dan baby's breath itu, Mark hanya melihat bunga kecil putih itu hanya untuk melengkapi keindahan bunga Mataharinya.
[]
Haechan duduk ditepi tempat tidur di kamarnya dan Mark, ya mereka tidak putus. Mark dengan vokal menyuarakan protesnya, bahwa Haechan dan Mark tidak bisa berpisah begitu saja. Mark memberitahu gadis itu bahwa mereka saling mencintai, dan Haechan mungkin lupa. Makanya Mark dengan senang hati mengingatkannya dan akan selalu berada di sisi gadisnya itu.
"Kita tidak putus, Haechan." Kata Mark waktu itu ketika ia membawa Haechan kembali ke apartemennya.
"Kau tahu, inilah hidup. Harus kukatakan bahwa tidak semua hal selalu berjalan seperti yang kau harapkan, jadi tabahlah." Mark menghampiri Haechan dan mengecup bibirnya dengan lama.
Haechan tersenyum kecut mengingat perkataan Mark tempo hari, ia merasa tertampar dengan kenyataan memang hidup tidak selalu seperti yang ia harapkan.
Haechan melihat kembali tespack yang berada ditangannya, ini adalah benda ketiga yang Haechan gunakan pagi ini. Tespack lainnya memiliki hasil akhir yang sama.
Dua garis yang berwarna merah.
Haechan menghela napas dengan kasar. Apa yang akan terjadi apabila ia hamil? Bisakah Haechan bertanggung jawab atas kehidupan yang berada di dalam perutnya. Bisakah Mark?
.
.
.
Mark melamun di tempat duduknya. Perasaannya saat ini tidak karu-karuan. Ia merasa sangat lelah, dan ia memiliki firasat buruk.
"Hei!" Seseorang menghancurkan lamunannya, ia duduk di hadapan Mark.
"Selamat kawan. Kau akhirnya mendapatkan apa yang kau inginkan." Mark hampir tidak mengerti dengan ucapan teman kantornya itu.
Mark terkekeh lemah setelah ia bisa memproses apa yang terjadi, "yeah, mungkin."
"Ada sesuatu yang salah? Gadismu tidak menyukai ide tersebut?" Tanya Lucas setelah melihat ekspresi Mark yang terlihat lesu.
"Tidak, ia belum tahu. Aku hanya.. sedang banyak pikiran." Jawabnya.
"Baiklah, aku akan meninggalkanmu di sini kalau begitu." Lucas pergi sambil menepuk bahu Mark. Ia selalu menjadi teman yang sangat pengertian bagi Mark dan karena itulah ia hanya satu-satunya teman yang Mark percayai.
Mark kembali melamun, ia masih teringat pertemuannya dengan ibunya beberapa waktu yang lalu.
Wanita itu begitu egois dan arogan, dan Mark terlihat begitu lemah dan menyedihkan dihadapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/251842074-288-k35757.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Your Man✅
FanficA flashback (((BAHASA))) Jung Sungchan x Lee Haechan x Mark Lee Genderswitch ~ misgendering