Tiga bulan yang lalu, aku kenal dengan laki-laki yang saat ini disisiku, tiga bulan sudah kami bersahabat. Aku perlahan mulai membangkitkan jiwaku yang dulunya terpuruk, dan berkat Nazary aku menjadi lupa akan sosok Ardian.
***
Pagi ini kami berdua sedang ditaman, taman yang mengingatkanku kembali pada sosok Ardian. Tapi kini berbeda, sekarang aku sedang bersama dengan Nazary, pria yang sekarang aku sayangi.
"Lo masih suka sama Ardian?" Tanya Nazary
"Gue udah coba lupain dia, ya masih sedikit deh"
“Lo itu lucu, baik, masa iya cowo itu nyia-nyiain lo begitu aja, gue yakin dia pasti nyesel”
"Berhenti Nazary! Gausah membuat gue makin berharap, gue udah berhenti berharap ke dia, lo ngerti kan? Gue lagi nyoba" Entah kenapa air mata yang mengumpul di mataku sulit untuk di tahan, membasahi pipiku, dan aku menutupi wajahku dan menunduk. Walau sebenernya gajelas, mungkin ini karna dorongan sifat cengengku.
"Maafin gue ya, maaf kalo gue salah, maaf gue bikin lo nangis, yaudah jangan nangis lagi ya maaf lo maafin gue kan?" Dia memohon.
“ Iya gue maafin lo”
***
Hari hari terlewati, semakin banyak kegiatan Nazary mengisi kebahagiaan hidupku. Hingga, aku tak mengharapkan Ardian lagi, melainkan Laki-laki yang selalu di sisiku, Nazary.
Nazary Noval Aulian, dia orangnya baik, suka bercanda, tinggi, kalo bercandanya kelewatan bisa ngambek dan gak mau ngomong sama orang-orang, dia cuek, dan manis. Dia orang yang saat ini bisa membuatku nyaman disisinya dan membuatku lupa pada sosok Ardian, dan orang yang saat ini aku sayangi.
Drrtt... Drtt... Drrtt...Ponselku bergetar, terlihat satu panggilan , senyumku mengembang membaca nama pemanggilnya, akhirnya aku mengangkat dan terbaring di atas ranjang.
"Hayy, nanti malem main ke taman ya, gue jemput""Sip, mau ngapain?"
"Liat bintang, kayak biasa"
"Oke deh, bye"
Percakapan singkat namun dengan mendengar suaranya aku sudah begitu bahagia.
aku pun bangkit dari kasurku menuju meja belajar dan meraih buku merah hatiku.---------------------------
Dear diary,Akhirnya aku sudah bisa melupakan laki-laki itu, laki-laki yang menyakiti aku beberapa bulan yang lalu, kini, hanya seorang Nazary yang telah mengisi hariku namun, apakah aku berharap pada Nazary akan sama layaknya aku berharap pada Ardian? Ahh, tapi Ardian itu jutek, Nazary beda dengannya, ia perhatian padaku, semoga dia lebik baik dari Ardian ya Allah.....
-Amadiva Felika A-
---------------------------Aku bergegas membereskan kamarku, mempersiapkan untuk pergi malam ini dengan Nazary. Lalu aku menuju ruang tamu, betapa terkejutnya aku setelah yang kulihat adalah Ardian yang sedang duduk diruang tamuku.
"Loh, Ardian?" Kaget ku setelah melihat laki-laki yang tengah duduk di sofa.
"Hay, kamu cantik malam ini"
"Oh, ngapain lo di sini?" ketusku.
"Gue tau, lo masih sayang sama gue kan? Gue baru menyadari ini, gue sayang sama lo. lo mau kan jadi pacar gue" ucap Ardian to the point, tapi aku menganggap perkataan Ardian hanya main main.
"Maaf Ar, gue udah berhenti berharap ke lo, gue lebih sayang sama orang lain"
"Nazary?"
"Ya, tolong jauhin gue"
TIN!! TIN!!! Deruan klakson motor itu membuat senyumanku merekah, itu pria yang aku nantikan.
"Dah, Ar, gue pergi, lo mau pulang?""I...iya" Aku dan Ardian menuju ke luar bersama menuju gerbang rumah lebih tepatnya.
"Ada Ardian?" Tanya Nazary mulai mengait tangan ku, sedangkan Ardian, ia langsung pergi begitu saja.
"Iya , dia dateng minta maaf ke gue?"
"Lo masih sayang dia?"
"Gak, gue berhasil move on" ucapku mengacungkan jempolku.
"Nah gitu, lo gak akan nangis karna cowo lagi deh, janji gak?" Nazary mengacungkan jari kelingkingnya, dengan malas aku mengaitkan kelingkingnya.
"Ya gue janji, udah ayok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhenti Berharap
RomantikIni cerita berdasarkan pengalaman sendiri *MIRIS* -__- Semoga suka yaa...