Happy reading ! i need your feedback too !!! 💚«••••»
Janu ♡
| masih lama ?
sebentar lagi |
kamu dmna ? || aku dikantin fisip
| sama haikal, nana, rezayaudah nanti aku kesana |
Hira udh ada ? || Hira lg ngambek
| novel nya dtumpahin air sm nanaada aja sih? |
ywdh nnti aku ajak hira biar mau || kata nana jangan
| nnti makin badmood anak.a
| biarin mereka aja yg nyelesain sendirioke deh |
aku kesana sama ryuna aja klo gtu || ashiapp
Si cantik kemudian membiarkan pesan dari pujaan hatinya terbaca begitu saja. Disimpannya benda persegi panjang berwarna cokelat keemasan itu ke dalam tas nya. Lantas kembali memperhatikan dosen berkepala pelontos yang tengah menjajakan materinya.
Hingga sebelum akhirnya, jarum jam berhasil mendarat tepat di angka sebelas. Bapak Ardhi lantas menutup kelasnya begitu saja den berlenggang keluar kelas.
Kaki si cantik kemudian mengikuti teman-temannya yang lain keluar kelas. Langkahnya sedikit terburu karena harus menemui temannya yang lain di gedung sebelah — iya, Neira dan ryuna itu memang berbeda fakultas. tapi keduanya sudah berteman baik sejak masa orientasi pertama.
Ryuna anaknya tomboy. Kalo kata Reza sih cocok sama Haikal yang bacot. Karena Ryuna tomboy, otomatis anak itu cenderung jadi diam dengan sekitarnya, bicaranya juga sedikit dan jarang tertawa. Nah sedang Haikal kebalikannya. Haikal anak ekstrovert, temannya dimana-mana, pandai menghangatkan suasana, pintar, dan terkesan ceria. Makanya Reza bilang kalau Haikal dan Ryuna tuh cocok.
Tapi Ryuna menolak mentah-mentah. Enak aja cewek kaya dia pacaran sama cowok tengil macem Haikal . Rusak harga dirinya sebagai orang yang sangat mengagumi cowok kaya kak Jeffrey. Beuh siangannya Jeffrey, siapa yang tahan?
Oke kembali pada Neira. Langkahnya terus terulur hingga dia berhasil keluar dari gedung fakultas nya lalu berbelok kiri menuju taman kampus untuk bertemu Ryuna disana. Namun langkahnya terhenti ketika seseorang meneriakinya dari belakang.
Neira menoleh dan mendapati Joel dengan kemeja hitam yang sengaja dia gulung sampai sikut. Sudah menjadi pemandangan yang biasa saja menurut Neira, meski kadang beberapa mahasiswa masih turut kagum dengan wibawa dan tampan yang selalu dibawa Joel.
"Ada apa, Jo?" begitu si cantik menyapa dengan sopan.
"Ini buat lo." Tanpa bicara lagi, Joel memberikan sebuah bungkusan kotak berwarna merah ke hadapan Neira.
Sumpah demi tuhan ! padahal Joel tau Neira udah punya pacar.
"Jo, gue udah bilang—"
"Apa salahnya sih nerima pemberian orang?" Joel memutus ucapan Neira lalu tersenyum singkat.
Bukan begitu. Masalahnya, kerap kali memberikan apapun, Joel selalu menyempatkan surat yang pada akhirnya menjadi awal dari pertengkaran Neira dan Janu. Meski akhirnya semua bisa diatasi dengan kalimat, "Aku sayang kamu doang, Jan."
Pandangan Neira masih bercumbu pada kotak merah yang datang di depannya. Sementara Joel juga masih disana, dengan senyum tipis dan mata binar penuh harap akan respon baik dari gadis di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Teen FictionBahkan jika aku berjalan di lorong yang panjang dan gelap tanpa ujung, selagi aku masih mendapati tanganmu menggenggam ku, tak ada satupun hal yang aku takuti.