02 | Prince Charming - nya Neira

62 8 1
                                    


Happy reading!! Semoga masih setia sama Janu yaa... Don't forget to feedback ! 💚

«••••»


Neira pernah mendengar senandung lagu paling indah waktu usianya menginjak sepuluh tahun. Mama, menyanyikannya sebuah lagu tentang bintang di langit yang akhirnya menjadi lagu yang menghantarkan Neira ke alam mimpinya yang sangat indah. Sampai rasanya dia tidak mau terbangun karena mendapati pangeran tampan dengan jubah keemasan di alam mimpinya.

Di dalam ingatan mimpi Neira kala itu, dia hanya tengah duduk di sebuah taman bersama beberapa kupu-kupu yang hinggap kesana kemari. Lalu di depannya ada seorang pangeran yang membelakanginya dengan jubah keemasan tengah merunduk menatap seekor anak kelinci. Neira tidak pernah tahu dia siapa. Bahkan sampai detik ini, dia masih belum menemukan sosok yang sama atau paling tidak mirip dengan si pangeran. Sepertinya benar kata Kayla--teman kecilnya dulu--bahwa pangeran hanya hidup di dalam dongeng. Tidak mungkin berada di dunia nyata.


Neira mendukung argumen tersebut. Memang siapa juga yang memiliki wajah setampan pangeran Charming di kehidupan nyata? Begitu sangkal Kayla saat keduanya tengah menikmati santap siang saat istirahat.

Tapi kalau dia bisa diizinkan untuk bertemu dengan Kayla sekarang, maka Neira akan menceritakan kisah yang belum pernah dia bagi padanya. Dimana, dirinya benar-bnar bertemu dengan lelaki setampan dan sekeren pangeran Charming. Mungkin kalau mendengarnya, Kayla akan berucap, "Ada-ada aja kamu, Ra. Mana ada sih cowok seganteng pangeran Charming?"  Tapi seandainya saja Kayla ada disini, bersamanya, mungkin Kayla juga akan turut mendukung argumennya.

Neira akan bilang kalau pangeran Charming miliknya, jauh lebih tampan ketimbang pangeran Charming pujaan hati Cinderella. Pangeran Charming miliknya suka sekali makan nasi goreng di pinggir jalan dengan baluran kecap yang sangat banyak. Pangeran Charming-nya juga sekarang sedang cerita banyak hal. Ditemani hiruk pikuk kota Jakarta yang seramai biasanya. Bersama bau-bau minyak panas dan knalpot di malam Minggu itu. Perpaduan yang sangat pas.

"Tapinya, kamu ngga ribut, kan?" Begitu Neira mengeluarkan pertanyaannya.


Si tampan menggeleng sambil masih menikmati nasi goreng dan selalu diakhiri dengan satu gigitan renyah dari kerupuk udangnya. "Mau ribut gimana? Orang jambretnya ngga kena. Ibu-ibunya malah mukulin aku. Lahh, dia kenapa dari awal heboh? Bukannya langsung ke pos polisi. Atau teriak minta tolong. Ini malah pontang panting ngga jelas sampe aku dateng.

Neira terkekeh mendengar gerutuan di akhir kalimat si tampan, bersama bibirnya yang monyong-monyong. Lalu tangannya terangkat hanya untuk sekedar merapihkan poni Janu yang terjulur hampir mengenai matanya. Katanya sih ganteng, kaya boyband-boyband Korea, kesukaan Karina. Padahal kalo kata Neira, Janu lebih ganteng dari idolanya Karina itu.

"Ibu-ibu selalu benar, Jan. Aku juga sering kaya gitu. Pernah disindir di trans Jakarta
cuma gara-gara aku ngga sadar dia berdiri, sementara aku duduk."

Janu kemudian mendongak dengan mata yang mengerjap lucu. "Disindir gimana?"

"Ya disindir. Dia bilang gini 'Anak muda jaman sekarang toh ya, emang pada males-malesan. Di kendaraan umum aja main handphoneee terus. Ngga perduli sama sekitar' dia ngomong gitu sama mba-mba di samping dia. Sementara disitu, yang lagi duduk dan main handphone cuma aku. Ya orang aku lagi kordinasi sama Dirga buat acara bansos mingguan. Emosi."

Gantian, Janu yang tertawa. Gemas sekali rasanya melihat bibir kecil Neira juga sampai monyong-monyong menceritakan kekesalannya kepada oknum ibu-ibu. Meski sebenarnya, setelah itu, dia berdiri dan memberikan tempat duduk kepada si ibu dengan hijab sedadanya. Sumpah kalau tidak ingat kondisinya seperti apa, mungkin Neira sudah lepas kendali dan malah adu bacot dengan si ibu. Tapi ya untung saja tidak sampai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang