RB • 7

509 113 63
                                    

Malam sudah cukup larut saat Mark memutuskan untuk pulang pada awalnya, namun melihat Haerlan yang agaknya masih marah padanya, niat Mark pun urung hingga akhirnya ia memilih bermalam juga di kediaman Hartono

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah cukup larut saat Mark memutuskan untuk pulang pada awalnya, namun melihat Haerlan yang agaknya masih marah padanya, niat Mark pun urung hingga akhirnya ia memilih bermalam juga di kediaman Hartono. Jaelani dan Rendi tidur dikamar tamu, sedangkan Mark tidur sekamar dengan Haerlan.

Yerina yang dikamar sendiri sedari tadi belum bisa memejamkan mata untuk tidur, pikirannya terus berputar membayangkan apa yang tengah Mark dan Haerlan lakukan berdua di kamar, jangan-jangan mereka melakukan yang tidak-tidak seperti saat ia memergoki keduannya di kostan kala itu?!

Yerina menggeleng, mengenyahkan pikiran yang membuat bulu kuduknya merinding sendiri. Ia butuh sesuatu untuk menjernihkan pikirannya. Maka, ia memutuskan untuk mengambil minum di dapur.

Namun, baru saja ia keluar kamar, matanya menangkap pintu kamar Haerlan yang sedikit terbuka. Mungkin adiknya lupa mengunci pintu. Niat awalnya ia mendekat karena ingin membantu menutup pintu, namun seketika ia ingat jika Mark ada di sana. Penasaran, dengan langkah sehati-hati mungkin Yerina mendekat, bermaksud mencuri dengar dan pandang pada apa yang tengah mereka lakukan.

Oh, ia merasa jadi mirip tetangga pemburu gosip sekarang!

"Sayang, sumpah aku beneran cuma tidur, ga aneh-aneh sama kakak kamu!" suara Mark menjadi pembuka utama yang menyambut aksi menguping Yerina.

Gadis itu menghela napasnya pelan, mereka masih meributkan masalah tadi siang. Kenapa Haerlan sebegitu cemburunya?

"Terus kenapa bisa satu selimut?"

Dari tempatnya mengintip, ia dapat melihat Mark mengusak rambutnya kasar. Tampak lelah menghadapi sifat cemburu Haerlan.

"Ya aku gak sadar, mungkin karena kedinginan jadi aku cari selimut terdekat."

Terdengar suara decakan dari Haerlan. "Aku capek, mau tidur!"

Yerina seketika menegapkan badanya menyandar ke tembok, saat Haerlan berbalik badan untuk menuju ranjang dan berbaring.

"Sayang, please ... maafin aku!" Mark memohon, menarik tangan Haerlan guna menghentikan langkah pemuda itu. Dan jujur saja, hal itu membuat Yerina bergidik geli.

"Hmmm."

"Kok hm doang sih, yang?!"

"Iya sayang iya aku maafin, udah cepet bobok!"

"Sebagai ganti seharian aku nunggu kamu, kita kangen-kangenan dulu lah!"

Haerlan mendengus. "Iya iyaaa, kunci pintu dulu."

Yerina yang mendengar ucapan Haerlan panik seketika. Ia segera berlari masuk ke kamarnya yang berada tepat di sebrang kamar Haerlan dan bertingkah seolah ia baru saja keluar dari kamar.

"Yeri?" panggil Mark yang hendak menutup pintu begitu melihat Yerina keluar kamarnya.

Yerina berakting pura-pura terkejut atas panggilan Mark tadi. "Loh Mark? Belum tidur lo?"

 Replacement BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang