01

13 3 0
                                    

"After silence, the closest thing to unexpressed expression is music

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"After silence, the closest thing to unexpressed expression is music." - Aldous Huxley

✨🎹✨

"Pianis pianis pianis! Kau hanya memikirkan mimpimu tanpa mempedulikan kondisi ibumu yang hidup melarat ini! Apa kau pikir dengan menjadi pianis tidak membutuhkan biaya? Lihat kondisimu! Kau ini berasal dari mana dan strata yang mana! Tidak usah banyak bermimpi!!"

Gadis itu mengerang frustasi. Menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil bergumam kata tidak dengan lirih. Tangannya ia angkat untuk menarik rambutnya dengan kuat hingga kuku gadis itu terdapat luka sayatan karena gesekan dari rambutnya. Tanpa merasa sakit, kali ini dia mencengkram balok partitur dengan tatapan tajam. Menekan setiap partitur not balok itu secara acak dan menimbulkan tempo cepat seperti kejar-kejaran. Dia hilang kendali. Sora seperti kesetanan akan dirinya sendiri. Di lepas kendali. Jika dulu yang bisa mengendalikan dirinya adalah ibunya, maka kini gadis itu sendiri.

Tidak usah banyak bermimpi!

Tidak usah banyak bermimpi!

Kau ini berasal darimana dan strata yang mana?

Apa kau pikir dengan menjadi pianis tidak membutuhkan biaya?

Sial. Gadis itu menggeleng keras. Tempo nada yang awalnya cepat perlahan mulai melambat berikut dengan tubuh gadis itu yang mulai lunglai. Matanya terpejam hingga butir demi butir air mata jatuh membuat gadis itu terisak lirih. Badannya gemetar hebat dan keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya.

Sekarang dia tidak punya siapa-siapa. Gadis itu sendiri. Benar-benar sendiri. Tidak ada yang bisa mengerti dirinya selain musik.
Gadis itu menghela napas lalu menghentikan permainan piano yang berantakan itu. Dia menundukan kepalanya. Mengusap setiap not hitam putih itu dengan lembut.

Tidak usah banyak bermimpi!

Kau itu berasal darimana?

"HAN SORA!"

"Arghh!!"

Detik itu Sora berteriak sekeras-kerasnya. Dia menatap beberapa orang yang kini menatapnya dengan heran. Gadis itu menelan salivanya dan mencoba mengatur napasnya yang masih memburu. Dia melirik ke sekitarnya dan mendapatkan beberapa gadis dengan kertas tertempel di bagian perut. Gadis itupun beralih melirik ke bagian perutnya sendiri, disana tertempel kertas bertuliskan lima angka berentetan.

166456

"Hey, are you okay?"

Sora mendongak. Ia mendapatkan dua orang perempuan mendekatinya dengan kertas yang tertempel sama dengannya namun dengan angka yang berbeda. Sesaat dia menyadari jika kedua gadis itu juga peserta sixteen audition.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REFLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang