"Hai, selamat pagi. Semangat untuk lomba hari ini!"
Itu adalah bunyi dari surat di atas susu strawberry dan roti keju yang ada di kolong meja Haidar, lagi. Belakangan ini ia selalu mendapat susu dan roti itu di mejanya, entah siapa yang meletakannya di situ. Tadinya ia mengira seseorang salah meletakan di kolong mejanya, tapi saat waktu itu ia jelas-jelas melihat namanya tertulis di sana, ia sadar bahwa itu memang untuknya.
Selama ini ia selalu memberi roti dan susu itu untuk temannya, Juna, tapi terkadang ia yang memakannya ketika ia lupa sarapan di rumah, tadinya ia takut, jika makanan itu diracuni atau diguna-guna bagaimana? Tapi selama ini toh Juna baik-baik saja. Salahkan Haidar yang selalu berprasangka buruk. Hari ini ada classmeet, dan Haidar mengikuti lomba futsal.
"Oy!" Juna, teman sekelas Haidar menyapanya saat baru saja masuk ke kelas.
"Nih buat lu," Haidar lantas memberikan susu dan roti itu kepada Juna.
"Lu gak mau makan ini? Gak kasian apa lu ama yang ngasih? Dia kan ngasih ini buat lu, Dar, ini juga rasa kesukaan lu tuh," keluh Juna.
"Waktu itu gua udah pernah makan," bela Haidar.
"Cuma tiga kali Dar, sedangkan dia ngasih ini udah 2 mingguan," protes Juna.
"Ya gimana. Kan mama masak di rumah, masa gak gua makan. Jadi, ni mau gak? Kalo gak-"
"Mau, udah sini," potong Juna, Haidar menatapnya jengah.
~~~
Ara, gadis itu sudah siap duduk di paling depan untuk menonton lomba futsal. Hari ini sahabatnya ikut lomba, hmm... masih bisakah ia memanggilnya sahabat? Ya, tentu, walaupun Haidar menjauhinya tanpa alasan yang jelas, Ara akan tetap menganggapnya sahabat, sahabat tercintanya dari kecil.
Di ujung sana terlihat Haidar dan teman-teman satu timnya sedang bersiap, sebentar lagi pertandingan akan dimulai. Lelaki itu terlihat tampan dengan pakaian hitamnya. Ara terus memandang Haidar hingga pandangan mereka bertemu, namun dalam sepersekian detik Haidar langsung memutus kontak mata mereka. Ara menunduk, ia tidak tahu mengapa Haidar menjauhinya begitu saja, padahal dulu mereka sangat dekat.
Priiitt...
Peluit dibunyikan, pertandingan pun dimulai. Ara terus memerhatikan Haidar, peluh di wajahnya membuat ia semakin terlihat tampan. Haidar mencetak gol, Ara tersenyum senang, ia tahu Haidar memang sehebat itu.
~
Detik-detik pertandingan berakhir Ara meninggalkan lapangan.
~~~
Ting!
Ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk. Juna membaca pesan itu lantas pergi meninggalkan lapangan. Ya, Juna tidak ikut lomba futsal, karena ia bermain basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOTS ✔
Short StoryTerima kasih jika berkenan baca karya gabut saya yang satu ini. Kebanyakan terinspirasi dari lagu-lagu yang pernah saya dengar. !! WARNING !! DILARANG KERAS PLAGIAT / COPAS CERITA INI! TERDAPAT BAHASA/KATA KASAR, DIHARAP BIJAK DALAM MEMBACA! Happy r...