Episode 1

143 5 4
                                    

Silahkan vote, komen, dan follow.

Selamat membaca

"Orang terkuat bukanlah mereka yang menunjukkan kekuatan di depan dunia, tetapi mereka yang bertarung dan memenangkan pertempuran yang tidak diketahui orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orang terkuat bukanlah mereka yang menunjukkan kekuatan di depan dunia, tetapi mereka yang bertarung dan memenangkan pertempuran yang tidak diketahui orang lain."

-Jonathan Harnisch


Sebuah jab kanan dilayangkan oleh petinju merah dengan percaya diri. Petinju biru kewalahan menghadapi jab dari pihak lawan yang sangat cepat dan sulit dihindari. Tubuh petinju dari tim biru yang bernama Obi itu sudah mulai sempoyongan, di situlah celah yang diambil oleh sang lawan untuk melakukan aksi berikutnya.

"Bagus, Wi! Buat perempuan kurus itu tak bisa berkutik lagi," teriak Wila, sahabat merangkap manajer dari tim biru.

Sang petinju dari tim biru terus mempersempit jarak untuk dapat melayangkan jab-jab-nya dengan lebih keras. Dia ingin sekali membuat KO perempuan dari Nusa Tenggara Timur tersebut. Bukan apa-apa, dari awal pertandingan dia hanya mengincar uang dari perolehan sabuk emas Bupati Sleman.

Suara gemuruh para penonton di Sleman City Hall membuat pertandingan semakin menegangkan. Semua penonton sudah tahu bahwa yang akan merebut sabuk emas di malam terakhir pertandingan tinju ini adalah "dia", yang disebut-sebut sebagai Queen Boxing.

Lihat saja, lawannya sudah terengah-engah—sulit untuk bernapas. Obi mencoba menyeimbangkan tubuhnya yang semakin linglung itu di tali ring. Sepertinya tiga menit untuk ronde ke empat itu terasa sangat lama bagi perempuan berdarah Timur itu.

"Cepat buat KO dia, Wi!" Wila terus saja berteriak dengan lantang dari samping ring, memberikan arahan kepada petinjunya. "Sikat!" Suara penonton semakin gemuruh di detik-detik terakhir ronde ini.

Saat si petinju biru itu hendak melayangkan hook kanan, Obi melemparkan sisa-sisa tenaga terakhirnya untuk memberikan pukulan terkuatnya saat itu. Pukulan itu terkena di bagian bawah matanya, membuat petinju itu sedikit meringis. Darah segar mengalir dari bawah mata. Hal itulah yang membangkitkan kembali semangat petinju biru itu. Terlihat jelas dari sorot matanya yang seolah-olah tidak akan bermain-main dan melepaskan mangsanya lagi. Dia akan mengakhiri permainan di ronde ini.

Bugh.

"Wooow!"

Gemuruh teriakan penonton di stadion itu menandakan pertandingan sudah usai. Petinju itu berhasil meng-KO lawannya lagi dan lagi. Pantas saja dia mendapatkan julukan Queen Boxing dari orang-orang. Saat kakinya menginjak kanvas, tak ada yang bisa menghentikannya, tak banyak yang dapat mengalahkannya. Sejauh ini, sang Queen Boxing tersebut telah bertarung sebanyak 56 kali dengan kemenangan sebanyak 50 kali, dan 32 kalinya adalah kemenangan KO dan tiga kali kemenangan WO.

Queen BoxingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang