Prolog

6 3 1
                                    

Pernikahanku bagaikan sebuah mimpi yang mampir sebentar. Seperti seteguk air yang lolos memasuki tenggorokan, membiarkan air mengalir santai menuju perut dan menghilang!

Ouh, tidak! Ini adalah mimpi indah dengan sejuta memori tersisa bagikan pelangi ditengah lautan bunga. Yeah, mimpi yang ku harapkan dapat kembali secara nyata.

"Bunda?"

Suara bocah 5 tahun membuyarkan lamunanku, dengan jilbab yang menutupi rambut indahku-ku putar kepala untuk menyambutnya dengan hangat, "Hallo sayang, anak Bunda sudah bangun tidur ternyata? Udah dari tadi?"

Cowok mungil itu menggelengkan kepala dengan gemas, "Tidak, sekitar 5 menit yang lalu. Aku sudah gosok gigi dan cuci muka Bunda. Jadi nanti Ayah akan datang di pertunjukan sekolahku bukan?"

"Mohon maaf sayang, Ayah masih ada kerjaan. Nanti Bunda minta tolong temani Om saja ya? Gimana?"

"Tidak, cukup sama Bunda saja kalau kayak gitu."

"Maaf ya nak, Bunda minta maaf."

"Bunda baik, aku yang seharusnya minta maaf. Aku tahu, Ayah adalah Ayah dan Om adalah Om. Mereka beda dan tidak akan pernah sama. Mohon maaf, Keenan sudah bikin Bunda sedih."

Kaureen terhenyak, anaknya sudah besar, sudah sedikit mengerti tentang kehidupan yang tengah dijalaninya. Apakah sudah saatnya ia mengenalkan kehidupan ini kepada Keenan? Anak semata wayangnya yang sangat merindukan sosok Ayah ini?

☆ ☆ ☆

Sudah ku katakan, Mas tidak akan pernah mau membaca Kaureen. Apa yang kau takutkan sebenarnya? Apakah karena aku?

"Tidak. Bukan karena Mbak. Aku akan menunggu sampai Kak Kafie mengetahuinya sendiri, membaca semua email dan surat dariku. Akan ku katakan sekarang, sungguh Mbak tak perlu mencurigaiku, aku tak ada niat sedikitpun untuk kembali."

Kau akan bertahan berapa lama lagi? Apakah Keenan akan mengerti setelah semua hal yang kau sembunyikan terbongkar perlahan?

"Keenan sudah mengetahui tentang Mbak dan Kak Kafie."

Apa katanya?

"Jadi karena ini yaa Bunda aku harus memanggilnya dengan panggilan Ummi? Terus aku bilang, 'Tidak, bukan karena ini. Karena Ummi adalah ibu persusuanmu.' Keenan hanya senyum dan bilang kalau dia bakalan memperlakukan Ummi seperti ibunya kalau bertemu kembali."

Ouh, anak pintar. Ku pikir, aku sekarang sedang terbang tinggi ke angkasa, Kaureen.

"Mbak ada ada saja. Ohya? Bagaimana dengan pengobatannya? Bukankah bulan depan jadwal operasi? Apa Mbak sudah memberi tahu Kak Kafie soal ini?"

Belum, aku akan memperitahunya di H-7

"Kenapa?"

Karena ada hal lain yang belum terselesaikan

"Hal apa yang Mbak maksud?"

Kamu akan tahu nanti. Udah yaa, Mbak tutup dulu telp-nya. Sampai jumpa Adik Manis

Bip!

Sambungan telp terputus. Kaureen menggeleng pelan, apa yang sedang direncanakan Mbak sebenarnya?

"Aneh, Mbak menyuruhku untuk memberi tahu keberadaan Keenan, tapi, kenapa Mbak masih menyembunyikan tentang operasinya dengan suaminya sendiri?" Gumam Kaureen tak mengerti.

☆ ☆ ☆

11 : 08
Magelang, 31 Maret 2021

Jangan lupa bintang dan commennya yaa!

Bagaimana dengan prolog ini? Apakah menarik?

Happy ^^

Kaureen's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang