Terik matahari yang membakar tubuh membuat peluh bercucuran tak henti, sekumpulan insan juga sedang sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing yang menimbulkan kepadatan di tengah kota tersebut. Dari kejauhin terlihat sosok lelaki berlari membawa tubuh semampainya itu menuju cafe tempat dirinya bekerja. Saking terburu-burunya ia sampai menabrak beberapa pejalan kaki disitu.
Netra yang bergemilap itu menyusuri jalan sembari mencari papan nama yang bertuliskan "bonheur café" tempat ia bekerja. Bonheur sendiri diambil dari bahasa Prancis yang berarti kebahagian. Pemilik cafe terdahulu ingin setiap orang yang datang selalu merasakan kebahagian karena menu yang disajikan oleh pegawainya. Tepat di persimpangan jalan, langkah kakinya perlahan-lahan mulai melambat dan akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan tua. Dirinya merapihkan pakaiannya sejenak lalu meraih kenop pintu itu dan mendorongnya perlahan. Seorang barista yang sudah tiba terlebih dahulu menyadari eksistensinya,
"Siang Megumi, dateng juga akhirnya," Sapa seorang lelaki dengan tubuhnya yang dibalut apron itu sembari tersenyum ramah ke arah dirinya
Sosok yang disapa barista itu bernama Megumi, Fushiguro Megumi. Lelaki berwajah elok nan rupawan dengan tubuhnya yang semampai dihiasi otot di beberapa bagian membuat dirinya terlihat atletis. Surai hitam legamnya yang lembut ketika tertiup angin terlihat sedikit berantakan. Jangan lupakan manik zamrud yang bersinar dibawah mentari dihiasi dengan lentiknya bulu mata yang mengepak bak kupu-kupu yang mencari nektarnya.
"Siang juga kak, sorry telat," Balas Megumi dengan suara bariton yang terdengar candu itu kepada pria didepannya yang bernama Kamo Noritoshi.
"cepet pake seragamnya, ribet nih ngurusin kasir sambil nganterin juga," Ujar Kamo yang dibalas anggukan oleh Megumi.
Tungkainya ia bawa menuju ruang karyawan. Membuka pintu itu perlahan lalu menutupnya kembali. Manik zamrud itu mencari keberadaan loker miliknya yang terletak tepat di ujung ruangan tersebut. Pintu itu dibukanya perlahan menggunakan kunci yang ada pada genggamannya. Tangan lentik itu mengambil apron yang terlipat rapih di dalam loker dan memasangkanya pada pinggang miliknya yang terlihat ramping dengan hati-hati. Setelah bersiap dirinya kembali ke meja kasir lalu bertukar tempat dengan Kamo si barista.
Hari ini pengunjung yang datang lumayan banyak, entah membeli untuk dibawa pulang ataupun di makan di tempat. Megumi sendiri masih bercakap sembari menawarkan beberapa varian yang baru dibuat beberapa waktu lalu kepada wanita dihadapannya. Ia pun mulai menyilangkan kedua tangannya sembari menimang-nimang, sepertinya sedikit tergiur.
"Baiklah kalau begitu, aku mau coba varian barunya yang medium ya," ujar wanita tersebut sembari menyunggingkan senyum manisnya
"baik, ada tambahan lagi?" tanya Megumi bersiap untuk mencatat lagi.
"croissantnya boleh deh satu, di take away ya," balas perempuan itu sembari mengambil dompet dari dalam tas miliknya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐭𝐚𝐜𝐞𝐧𝐝𝐚 || Gofushi
FanfictionLaut menguap membawa kenangan itu pergi, namun rintik hujan seolah ingin mengingatkannya kembali. Ia bertanya kapan si manis akan kembali, karena ada hati yang terus menanti. "Jadikan ini sebuah rahasia," "tenang, aku pergi hanya sementara bukan sel...