317 33 3
                                    

Di malam hari, seorang  pria dewasa berumur hampir kepala tiga melepaskan kaca matanya. Dilihatkan mata berlensa coklat yang senada dengan rambutnya. Kaca mata yang terlipat tadi dia letakkan di nakas dekat ranjang, lalu tumbang merebahkan diri sembari menatap poster besar bergambar seorang wanita di tembok samping ranjangnya. 

"Ah ... Suya! Kamu itu bukan manusia, kamu malaikat yang langsung turun dari surga," ucapnya sembari mengelus-elus poster wanita berambut panjang tengah menyelipkan anak rambut di telinga sembari mempout bibirnya sedikit. 

Mata pria bernama lengkap Jyuto Iruma itu berbinar bahagia membentuk sebuah love yang berdegup. Tidak ada yang menyangkanya, seorang pria badass ketika turun lapang menjadi penguntit yang bucin akut saat sendirian. 

Kembali bersikap tegas, didudukan tubuh kekarnya sembari mengambil seputung rokok di saku baju. Tangan dengan jemari yang terbalut sarung dilepaskan, menampakan jemari lentik yang menyalakan pemantik guna menyalakan seputung rokok di mulutnya. 

Rokok sudah menyala, dihisap sedikit lalu dihembuskan kepulan asap itu ke arah poster tepat di bagian wajah. 

"Kutinggal dulu, baik-baik di sini jangan nakal, ya?" 

. . . .

Di sisi lain gadis bernama Suya yang bekerja sebagai Pegawai lembaga keuangan Pemerintah magang, malam hari ini tengah berjalan pulang sendirian di tengah ramainya pasar kota yang dilalui. 

Pusing fikirannya kini, memikirkan banyak sekali pekerjaan yang tidak seimbang dengan gaji yang dia dapatkan. Belum lagi, masalah pengunti polisis yang akhir-akhir ini semakin meresahkan. 

Jalan bergontai terhenti kala bayangan dua tubuh kekar menghadangnya di tengah gang yang mulai sepi. 

"Ada apa?" tanya Suya lemah karena sudah terlalu lelah bekerja seharian duduk menghitung daftar keluaran dan masukan seluruh uang. 

Kedua pria bertubuh kekar itu kian mendekat. "Ada apa, ya?" 

. . . .

Di sisi lain Jyuto Iruma juga tengah melakukan piket malam, mengitari gang-gang sepi saat hari kian malam mendini. Senter dia arahkan ke gang yang tidak terdapat penerangan, mencari-cari jika saja ada kejanggalan. 

Tidak seperti polisi lainnya yang hanya duduk saja di angkringan ataupun warung kopi yang buka tengah malam, mengabaikan pekerjaan dengan perut buncitnya, Jyuto lebih memilih berpatroli. Dia belum siap menjadi polisi korup dengan perut buncit dan kumis tebal, belum siap sekali. 

Di depan gang gelap, dia samar-sama mendengar suara erangan tertahan dan krasak krusuk tidak jelas yang cukup ramai. 

Karena mencurigakan, Jyuto mengarahkan lampu senternya ke arah gang. Dilihatnya mata melotot dari sosok gadis yang begitu dia kenal. Keringat yang menetes dari pelipis dan mulut tersumpal kain merah, lalu dua pria berbadan kekar yang tengah melucuti pakaian gadis.

"Hngh!!! Hmppp!!!" 

Hati Jyuto hancur, sosok wanita yang tengah dilecehkan adalah gadis pujaannya. Tidak bisa dibiarkan. Dengan cepat dia menelfon para bawahan berperut buncitnya yang tengah mengopi, karena dia rasa tidak mungkin dua lawan satu terlebih lagi para pria ini berbadan besar. 

"Bangsat!" umpat Jyuto lalu segera berlari menghampiri dua pria berbadan besar yang nampak sudah siap melawannya. 

Kuda-kuda di antara keduanya di pasang, sedangkan Jyuto mengambil ancang-ancang dengan pistolnya. 

Saat pukulan dan tendangan hendak dilayangkan, bunyi sirine sialan dari mobil patroli datang membuat para pecundang tadi berlari. 

Beberapa orang yang juga bertubuh besar mulai berdatangan ikut membantu dan mengejar. Hati Jyuto semakin kesal, pelatuk pistol dia tekan tepat mengenai betis salah satu pelaku hingga membuatnya tersungkur jatuh. 

Gadis pujaan yang masih terikat dengan mulut yang tersumpal dia hampiri. "Kamu nggak apa-apa?" tanya Jyuto padanya. 

Suya, sang gadis korban menggeleng jujur. Jyuto telah menyelamatkannya, tepat waktu sebelum tangan kotor para pecundang tadi meremas aset berharganya. 

Segala ikatan tali temali yang meilit kencang di tubuh gadisnya, Jyuto lepaskan. Dengan gusar menahan amarah dan anunya dia membebaskan gadis ini dari kesakitan. 

Tangan, kaki, dan perut Suya rasanya legah. Cepat-cepat dia peluk Jyuto dengan tubuh gemetaran, begitu bersyukur telah diselamatkan, dan begitu ketakutakan karena kejadian tadi. 

Sesenggukan Suya merengkuh kuat tubuh Jyuto, membuatnya panik sendiri dan begitu merasa kasihan. "Udah, berandalan tadi udah pergi. Nggak perlu takut lagi," ucapnya seraya membalas pelukan dan mengelus rambut sang gadis lembut. 

Pria pecundang tadi berhasil ditangkap walau mungkin salah satunya akan menjadi penyebab Jyurto kena teguran karena melayangkan pelurunya pada betis sang pelaku. 

Tapi masa bodoh, gadis beserta aset berharganya menjadi taruhan tadi. Tidak masalah walau dia akan dipecat secara tidak hormat atau sejenisnya, jika Suya dilibatkan Jyuto akan turun tangan, selalu. 

. . . .

Duduk rapih setelah diinterogasi oleh sang kekasih. Dengan selimut yang melingkar di tubuhnya karena baju yang dia pakai tadi sudah compang camping menampilkan banyak aurat. Cangkir teh panas yang menenangkan diseruput olehnya pelan. Wajahnya tidak kunjung cerah sedari tadi, murung melamun, melabukan fikiran entah ke mana antahberantah perginya. 

Rambut panjang yang lurus dan halus dielus singkat oleh tangan Jyuto yang terbalut sarung, "Nggak usah dipikirin," katanya, lalu mendudukan diri di sebelah Suya. 

Diambil tubuh Suya ke dalam pelukan hangatnya, meletakan kepala mendung sang gadis di ceruk lehernya, dan mengelus-elus lembut pundak sang gadis. "Nggak usah dipikirin," kata Jyuto. Suya hanya diam, dia masih terjebak dengan kejadian tadi.

Jam yang menunjukkan pukul dua pagi tidak membuat keduanya mengantuk, justru Jyuto begitu semangat mengambil kesempatan dalam kesempitan menempelkan tubuh keduanya. Bahagia, aset berharga yang sempat akan dicuri malah menjadi miliknya, sedang dia peluk pula. 













TBC hwokey!!! 

Salam dari pengangguran yang belum juga dapet pekerjaan. Mahasiswi gabut yang malah jadi akut. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bastard Police | Jyuto IrumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang