Nggk ada prolog.
Siang hari, polisi muda tengah berlari-lari, mengejar terduga tersangka pencurian bersama kolega lainnya.
Lalu tepat saat dia melewati sebuah cafe dengan jendela kaca yang besar tanpa penghalang kayu, angin berhembus menerpa wajahnya, membuat rambutnya saat itu juga bagaikan bunga yang bermekaraan.
Larinya terhenti, menatap sosok gadis cantik yang tengah duduk sembari menyerutup minuman di cangkir cembung yang dia pegang.
Bola-bola cinta seketika menjadi background. Hatinya terpanah oleh cupid cinta, imagine mata berubah menjadi love besar yang berdegup kencang.
Dilupakan pengejaran tadi, membuatnya tertinggal jauh dari para polisi lainnya. Tapi, bukannya tersadar, dia malah memasuki cafe itu.
.
Di sisi lain dari pandangan sang polisi, beralihlah kepandangan sang gadis. Duduk manis menumpangkan paha, membaca buku di ponselnya, dan sesekali menyeruput minuman di tangannya.
Suasana cafe begitu tenang, membuatnya sangat fokus membaca e-book yang dia sewa kemarin.
"Jangan bergerak! Kamu ditangkap!"
Atensi kefokusan sang gadis beralih. Kegaduhan apa ini menganggu ketenangan hidupnya saja.
Terkejut gadis ini menjatuhkan cangkir yang dia pegang hingga pecah berceceran di lantai. Mulutnya tercekat, keluh tidak bisa bicara.
Sosok polisi muda, tampan, cakap, dan piawai, tengah menodong tepat di pertengahan pandangannya dengan pistol.
"Jangan bergerak!" sentaknya lagi saat melihat gerak-gerik ingin kabur dari sang gadis.
Terlalu takut dan sudah bercucuran keringat karena gemetar, sang gadis meletakan ponselnya di meja dan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan telinga.
"Ikut saya," kata si polisi muda.
Kini sang gadis tersadar, benaknya berfikir keras. Apa yang dia lakukan sampai-sampai menjadi buronan? Telat membayar pajak? Padahal keluarganya taat pajak, bayar air, listrik, selalu tepat waktu.
Narkoba? Dia tidak memakainya, gadis baik macam dia tidak mungkin menelan barang haram tersebut."Sa-salah saya apa pak?" tanyanya gemetaran.
"Kamu saya tangkap karena tindakan pencurian!" tegas sang polisi masih menodongkan pistol, lantas mendekatkannya tepat di dahi.
"Mencuri?" tanyanya tidak yakin.
Ayolah, apa yang harus dia curi? Bekerja setiap hari, mendapatkan uang sendiri, untuk apa dia mencuri?
"Iya!"
"Saya nyuri apaan pak? Saya ini anak baik-baik, nggak mungkin nyuri begitu." Ia mengernyit, merasa cringe dengan situasi sekarang. Tapi, takut juga setengah mati. Pistol tertodong di dahinya, siapa yang tidak takut?
"Kamu telah mencuri hati saya!" ucap sang polisi tanpa ragu dan benar-benar lantang, begitu percaya diri dengan ungkapannya.
Lagi-lagi, si gadis tercekat tenggorokannya, keluh lidahnya. Terkejut. Permainan bodoh macam apa ini? Prank atau sejenis lainnya, benar-benar bukan candaan yang lucu.
"GILA!"
Tidak memperdulikan banyak pasang mata melihat dan mulai menggumam tentang mereka, si gadis bangkit dari duduk. Mengais kasar ponselnya, menepis cepat pistol di dahinya, lantas dia berlalu menuju kasir, membayar ganti rugi gelas yang telah ia pecahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Police | Jyuto Iruma
Humorwarn : menganu "Jangan bergerak! Kamu ditangkap!" "Sa-salah saya apa pak?" "Kamu saya tangkap karena tindakan pencurian!" "Mencuri?" "Iya!" "Saya nyuri apaan pak? Saya ini anak baik-baik, nggk mungkin nyuri begitu." "Kamu telah mencuri hati saya...