01 | Bangun!

67 12 53
                                    

Kluntang, Kluntung.

Seperti itulah suasana setiap Subuh di rumah Keluarga Toge. Fanta yang setia dengan panci dan sendok kayu memukul di setiap kamar untuk membangunkan semua orang.

"HEH ANJIR BERISIK" Desta melempar bantal yang sudah ia remas ujungnya dari tadi.

"Bangun. Sana shalat!" Fanta mendorong Desta hingga jatuh dari kasur kesayangannya.

"Yosh, cek ke kamar lain" ucap Fanta meninggalkan kamar Desta.

"RU, RU ARU AYO BANGUN!" sahutnya

"Iye iye, ini aku bangun" balas Aru dengan kedua mata yang masih mengantuk.

"Nah sip, sekarang ke She—"

"Apa Fan? Aku udah bangun dari tadi, Projen juga udah" jempol Shela menunjuk ke ruang tamu yang ada di bawah.

"Nah sip, sekarang ke Tsu-senpai" Fanta mengacungkan jempolnya pada Shela.

"Tsu, bangun" kedua tangan Fanta menoel-noel muka dan lengan Tsusa.

"Mmm"

"Ayo bangun"

"Mmm"

"BANGUN WAK! BANGUN!"

"Iyaa ini aku udah bangun" tangan Tsusa mengucek matanya.

"Si bangke, gue sama Aru di gedor pake panci di awal-awal. Lah sama Tsu dilembut-lembutin" cibir Desta.

Fanta tak menghiraukan ucapan Desta, cewek itu hanya pergi ke arah kamar mandi.

—𓀡𓀡𓀡—

"Eh? Udah jadwalnya aku sama Roket masak toh" mata Fanta membaca catatan yang tertempel di pintu kulkas.

Ya, itu catatan jadwal memasak mereka. Mereka memasak secara gantian. Satu hari ada 2 orang yang memasak dan 4 orang yang bersih-bersih. Jadwal ini digunakan agar semua merasa adil.

"Hmm, kulkas ada apa aja y—" mata Fanta melongok melihat isi kulkas yang hanya tersisa 2 ekor ayam, telur, tahu, dan bumbu-bumbu masakan.

"Haah, nanti siang harus ke luar beli bahan-bahan deh" kebetulan Roket sudah bangun dan mengambil air minum di dapur.

"Ket" panggil Fanta.

"Hmm?" balas Roket sambil meneguk minumannya.

"Kupas bawang putih 12 ya"

"Males"

"Udah jadwal kita njir, lagipula lo mau ngebersihin darah ayam?" tawar Fanta, "enggak kan? Yaudah kupas bawang putih 12."

—𓀡𓀡𓀡—

"Fan, mau kemana?" tanya Aru.

"Ke Toge Mart" jawab Fanta, memasang sandal sepatunya.

"Hoo, titip"

"Apa?"

"Yoghurt sama chiki"

"Chiki mulu, nanti sakit tu tenggorokan baru tau kau"

"Pliss"

"Ugh, yaudah deh" Fanta mengalah, kemudian ia memutar tubuhnya ke arah lain, "ada yang mau nitip?"

"Sama aja kayak Aru"

—𓀡𓀡𓀡—

"Selamat datang kembali ke habitat" sambut Aru ketika Fanta masuk ke rumah.

"Kurang ajar emang" balas Fanta menaruh sepatunya di rak sepatu, "eh aku lupa bilang. Ayam yang di kulkas jangan dimakan semua, buat persediaan" sambungnya.

"Hee udah mau jam 12" gumam Fanta.

—𓀡𓀡𓀡—

"Gaes, gue galau. Anjink lah" sahut Desta memecah keheningan.

"Napa lagi kau?" balas Aru.

"Diputusin di apeka dece" jawab Desta.

"Sini ku tabok biar tobat" tangan Aru langsung menabok kepala Desta.

"Aduh, sakit njink"

"Makanya tobat"

Fanta hanya menanggapi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian ia melihat Tsusa.

"Tsu, kok pake masker?"

"Habis bersih-bersih" tangan Tsusa memegang botol soda warna merah dan membuka tutupnya.

"Itu— masker dibuka dulu wak"

"Astaghfirullah" bengecc lah si Tsusa.

—𓀡𓀡𓀡—
.


.
.
.
.

written by ; -peanutbutter_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

。✧ 𝐊𝐄𝐋𝐀𝐊𝐔𝐀𝐍、Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang