Senior

5K 142 13
                                    

Perkenalkan namaku Uchiha Sasuke, saat ini aku kuliah di suatu universitas swasta terkenal di kota ku. Umur ku saat ini 23 tahun dan aku baru semester 6. Sebagai wanita aku memepunyai nafsu yang sangat binal, dan aku selalu menjadikan semua kekasihku sebagai pelampiasan nafsuku yang liar itu.

Namun setelah aku mendapatkan pria yang memuaskan nafsu ku, aku malah diputuskan tanpa ada sebab yang pasti. Dan keputusan kekasihku tersebut membuatku sengsara karena tidak ada lagi yang dapat memuaskan Hasrat ku.

Suatu malam tepatnya malam minggu Ku putuskan untuk main ke sekretariat ke kampus yang biasanya ada yang menunggu 24 jam. Disana aku kenal beberapa orang. Setelah sampai kampus aku lihat disana sepi sekali, hanya ada Namikaze Naruto salah seorang Senior S2 yang tengah asyik nonton TV. Setelah saling menyapa, kami menonton sambil mengobrol.

“Kok nggak Pergi kencan, Nii..?” tanyaku.
“Nggak, lagi boring ketemu dia terus.”
“Lo kok..? Kan pacar..?”
“Iya sih, tapi lagi pengen ganti suasana aja.”
“Dia nggak marah nih, nggak ngapel..?”
“Nggak, kita lagi berantem kok!”
“Kenapa..?”
“Rahasia dong.”
“Paling urusan sex.” kataku asal tebak.

“Lo, kok tau..?” tanyanya heran.
“Tau dong..,” jawabku, padahal aku hanya iseng saja asal tebak.
Jangan heran, kalau mengobrol soal sex dengan anak-anak Kampus ini sudah biasa, pada ‘bocor’ dan ‘kocak’ semua.

“Emang kenapa sih, Sakura Nee nggak bisa muasin yah..?” tanyaku sambil tertawa terbahak-bahak.

Naru Nii melotot. “Nggak juga, dia malah nggak bisa ngapa-ngapain, kalo dicium diem aja, kalo udah mau dibuka bajunya, dia langsung berontak.” kulihat sorot mata kesal.
“O, gitu..”
“Lagian, payudaranya kecil banget..!” katanya.

Aku tertawa lagi. “Impas kan, punya Nii juga kecil,” “Enak aja, mau liat..?!”tantangnya. Aku tertawa, walaupun ingin juga. Sebenarnya aku naksir tubuhnya saja, atletis, kulit coklat, dada bidang. Dia paling suka panjat tebing, dan aku sudah pernah melihat dia mandi di pantai.
“Boleh..,” tantangku balik.

“Oke, tapi kamu juga tunjukin payudara kamu, gimana..? Kan impas.”
Aku terdiam sejenak. Tapi aku berpikir, why not, tidak ada ruginya. “Oke,” jawabku.

“Nii duluan ok..!”
Dia menatapku tajam sambil berlutut, membuka resleting celana jeansnya pelan hingga terlihat celana dalam yang membalut penisnya yang sudah menegang.
“Sekarang kamu..!” perintahnya.
“Lo kok..?” kataku bingung.
“Satu persatu, biar fair..,”
“Oke.” Aku membuka sweater cardiganku yang melapisi tank top yang kupakai.

Tanpa kata-kata dia menurunkan jeans-nya sebatas lutut. Aku membalas dengan menaikkan tank topku sebatas leher hingga memperlihatkan payudaraku yang dibalut bra. Naru nii tidak langsung membuka celana dalamnya, tapi malah mengelus-elus penisnya yang menegang. Aku benar-benar terangsang dan membalas mengelus-elus payudaraku.

Pelan dia menurunkan celana dalamnya, memperlihatkan kepala penisnya yang coklat Kepink-an, kemudian batangnya yang Wow fantastis besarnya untuk ukuran percampuran orang Jepang-Amerika. Aku tidak kuasa menahan dengusan nafasku, begitu juga dengan Naru nii. Aku menaikkan Bra ku pelan yang memperlihatkan payudaraku berputing merah dan kenyal.

Sejenak kami berpandangan, masing-masing tangan memegang payudara dan penis. Tanpa dikomando, Naru Nii perlahan mendekat, aku diam saja. Kepalanya dicondongkan ke arah payudaraku. Tangannya memegang bahuku pelan. Kemudian dia mengecup payudaraku pelan, mengulum. Aku menggelinjang pelan. Tanganku meremas kepala penisnya. Tangan dan bibirnya makin binal, mengecup dan mengulum payudaraku, meremas sebelahnya. Mendadak aku sadar kalau ini di sekretariat, banyak orang bisa berdatangan kapan saja. Aku melepaskan cumbuannya, dia memandangku.

“Jangan disini..!” bisikku. Dia mengerti.
“Kamu naik ke lantai 5 perpustakaan, nanti aku menyusul..” perintahnya.
Aku membenahi baju dan beranjak menuju perpustakaan yang tidak jauh dari situ. Di atas aku menunggu 5 menit sampai Naru nii menyusul dengan membawa sleeping bag 3 buah. Hmm, mungkin biar empuk, pikirku. Dia langsung menggelar sleeping bag jadi tumpuk 3. Aku tetap berdiri sampai dia mendekat. Kami berangkulan pelan. Saling mengulum bibir. Tangan saling menggerayangi. Kutatap matanya tajam sambil tanganku membuka kancing kemejanya satu persatu.

Tbc

Kayak biasa jangan lupa buat vote kalau vote nyampai 150 bakalan updete kelanjutan cerita senior :-)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang