Sunyi ini merdu seketika.
(Di Ujung Malam - Payung Teduh)No context taken.
TW//Violent, mental health, disturbing content.
Jiwoo bertopang dagu dengan kedua telapak tangannya. Cahaya dari lampu kelas yang remang membuat maniknya sesekali menutup. Belum lagi alunan lagu dari oengeras suara milik entah siapa yang melantunkan lagu-lagu indie kesukaan remaja SMA, membuat Jiwoo ingin langsung tiba di alam mimpi.
Hari itu tidak seperti Kamis sebelum-sebelumnya. Satu pasang kursi dan meja di samping kanannya kosong sejak seminggu yang lalu.
Pemilik bangku tersebut lumayan cerewet, bahkan bagi Jiwoo yang membicarakan semua isi pikirannya. Jinsoul berbicara dengan lambat namun juga cepat, Jiwoo sebenarnya juga heran tapi toh masih bisa dimengerti, bukannya dia peduli.
Pikirannya mulai terisi akan perasaan yang menurut dirinya sendiri, agak aneh. Bukan rasa bersalah. Huh.
Bukankah seharusnya Jiwoo merasa bersalah karena Jinsoul tidak masuk sekolah akibat perbuatan Jiwoo? Tapi kenapa dirinya malah merasa puas?
Jinsoul seminggu yang lalu punya sesuatu yang Jiwoo inginkan. Lebih dari apapun saat itu.
Beberapa waktu dirinya maju mundur, akhirnya Jiwoo berhasil merebut apa yang menurutnya itu miliknya. Walau sebenarnya Jinsoul sudah lebih dulu mendapatkannya.
Jiwoo merasa dadanya menghangat. Dirinya menang.
"Jinsoul kecelakaan," saut seorang murid kelasnya dari pintu kelas. Maniknya bergetar panik, seluruh kelas terdiam.
Jiwoo terkejut. Hanya sekian detik karena setelahnya dirinya kembali tersenyum.
Dirinya mendapatkan apa yang dia mau dan telinganya tidak perlu mendengar keluhan serta argumen tidak penting dari Jinsoul.
Sooyoung. Jiwoo berhasil merebut Sooyoung dan Jinsoul bisa menangis di rumah sakit karena tampaknya, rem motor miliknya tergunting. Entah karena apa atau oleh siapa. Mungkin kalian bisa bertanya pada Jiwoo.