[1] - Halte

3 0 0
                                    

Konon dulu saat kuliah aku tidak pernah sudah rapi sepagi ini demi mengejar cita-cita bangsa dan negara. Aku melirik jam tanganku dan sekarang 'baru' jam 6 pagi. Biasanya jam segini masih mengumpulkan nyawa buat mandi terus dandan sebelum berangkat kuliah jam 8. Naasnya hidup di ibu kota emang nggak semudah itu, bung! Kalau mau hidup enak ya harus berani bayar mahal. Apa daya kalau cuma budak kantoran macam aku gini.

Kenapa gue dulu milih kos di sini yak, dasar Keila bodohnya gaada obat!

Sebenarnya kos ini nggak terlalu jauh dari kantor, tapi oh tapi, ternyata, plot twist-nya, yang nggak kuduga-duga saat mencari kos waktu itu adalah: jadwal keberangkatan bus Transjakarta di jalur ini nggak sebanyak yang aku kira. Transjakarta koridor 9D namanya. Keberangkatan busnya setiap 30 menit sekali dimulai dari pukul 5 pagi. Perjalanan dari halte dekat kos ke halte dekat kantor kurang lebih 1 jam. Kalau aku harus nyampe kantor sebelum 7.30, sebenarnya aku bisa aja berangkat jam 6.30 dari halte. Tapi ya sadar diri lah, itu mepet banget. Belum tetek bengek harus naik turun tangga halte, desak-desakan sama orang-orang, belum lagi kalau busnya telat, dari lantai 1 ke lantai 7 juga butuh jalan kan buat ke mesin absensi, dan segala kemungkinan lainnya yang bisa terjadi di jalan raya.

Akhirnya aku memutuskan buat ambil jadwal yang jam 6 karena kurasa lebih aman. Which means.. aku harus siap-siap sebelum jam 6 pagi dong buat mandi dan ritual-ritual lainnya. Dan itu artinya lagi, kalo aku telat 5 menit aja dari kosan, harus nunggu 30 menit lagi buat bis selanjutnya, kan nggak mungkin gitu lho, auto telat ke kantor dan gagal buat jaga imej jadi anak baru yang berkepribadian cerdas nan rajin. Yagitu kerjaannya, jaga imej mulu.

"Mbak, maaf resleting tasnya kebuka," tegur seorang lelaki bertubuh tinggi dengan setelan kemeja kasual dan clutch di tangannya. Ini orang darimana perasaan tadi nggak ada siapa-siapa di sebelahku.

"Eh, iya makasih Pak." Jawabku malu dan bodohnya ngapain manggil Bapak, bego! Jelas-jelas itu cowok mukanya bersih nggak ada kerutan, cuma emang dandanannya aja udah kayak CEO muda perusahaan start-up gitu.

"Emang kelihatan setua itu, ya?" tanyanya sambil mengerutkan dahinya membuat ekspresi bingung ala-ala.

"Eh, maaf tadi lagi ngelamun soalnya. Biasa masih ngantuk, Mas." Jawabku gak jelas sambil sok-sokan ketawa kecil. Suaranya cukup berat tapi nggak berat-berat amat. Bau parfumnya juga khas banget, soft dan fresh gimana gitu.

"Hati-hati mbak kalau di transportasi umum gini, Jakarta kerass." katanya ala bapak-bapak banget kan. Emang brewok tipisnya itu bikin dia makin kayak bapak-bapak. Aku hanya mengangguk kecil mengiyakan kemudian segera pamit karena sudah sampai di halte tujuan. Kedua alisnya terangkat sejenak saat aku mengatakan harus turun di halte ini, kemudian ia sedikit bergeser agar aku bisa keluar dari pintu bus.  

Aku bukan seorang pervert atau apa ya, emang hobiku aja sih mengobservasi tingkah laku orang lain. Kadang lucu, kadang unik, kadang menginspirasi. Bagiku orang-orang Jakarta itu orang-orang hebat, jadi kurasa aku selalu bisa belajar dari siapapun yang aku temui di ibukota ini.

Sampai di halte terakhir aku masih harus berjalan 5 menit lagi menuju gedung kantor. Solusi dari masalahku ini sebenarnya gampang kok: beli motor!  Karena kalau naik motor dari kosan ke kantor, hanya 15 menit. Bisa bayangin kan betapa aku nggak harus bangun sepagi itu every single day... dan ga harus berdesak-desakan di bus... Mungkin kalian berpikir.. Naik Gojek/Grab kan bisa? Mohon maaf, kalau tiap hari pulang pergi lumayan juga ongkosnya.

Ya begitulah kemudian jiwa misqueen-ku meronta. Maunya kos deket kantor, tapi di daerah Senayan dan Sudirman jangan harap dapat kosan di bawah 1 juta per bulan. Demi penghematan duniawi aku sengaja memilih agak ke kampungnya di daerah Pancoran. Rata-rata harga kosan di pancoran lebih murah, di bawah 1 juta juga banyak. Sebagai konsekuensinya ya agak jauh dari kantorku di daerah Sudirman, lebih tepatnya Sudirman Central Business District alias SCBD. Kudu mau effort lebih buat transportasinya.

Lumayan panjang ya curhatanku pagi ini, sampai nggak sadar udah nyampai di depan mesin absensi. "Selamat pagi." Mbak-mbak di mesin absensi menyapaku dengan menunjukkan waktu kedatanganku: 7.13 WIB. Gile, rajin banget yak gue, ckckck. Bangga banget dalam hati.

"Pagi Kak Inggit.." sapaku saat melewati meja sekretaris dan melihat Kak Inggit sudah bertengger di sana. Dengan setumpuk berkas kepala kantor tentunya.

"Pagi juga Keila.." balasnya dengan senyum cerahnya. Namanya juga sekretaris.

Sampai di dalam ruangan, belum ada siapa-siapa. Berarti baru aku dan Kak Inggit serta tentu saja Kepala Divisiku yang sudah mondar-mandir kesana kemari menyiapkan acara ulang tahun kantor besok lusa.

"Keila kemarin prasmanan buat tamu VIP sudah dipesan ya?" tanya Pak Rendra menghampiriku.

"Sudah, pak. Sudah lengkap beserta waiter waitress-nya juga nanti."

"Oke, bagus kalau gitu. Nanti siang rapat ya sama Dhika, Riki, dan Inggit. Saya mau urus undangan VIP dulu." Aku hanya mengangguk dan berkata siap kemudian pak Rendra meninggalkanku.

Enam bulan yang lalu aku ditempatkan di divisi ini oleh HRD kantorku. Sebentar, kalau nanya kenapa aku nggak cari kosan lain aja, iya ini lagi berusaha tapi emang nggak semudah itu nyari yang jalur transportasi umumnya fleksibel/ lebih cepet. Tiga bulan awal kemarin emang fine-fine aja, tapi lama-lama seiring dengan bertambahnya kerjaan di kantor, baru kerasa juga nih tepar dan boyok dan rematik karena kurang tidur. Wish me tons of luck buat ndapetin kosan yang worth it.

Back to my office. Divisi Umum namanya. Divisi Umum di sebuah perusahaan ya tentunya menjadi inti berlangsungnya kehidupan kantor. Mulai dari membayarkan gaji para pegawai, menyediakan peralatan kantor, membenahi internet kantor, menyervis AC dan mesin fotokopi, merekrut office boy, memberikan pinjaman motor dan mobil dinas, dan termasuk menyelenggarakan berbagai acara hura-hura demi kesehatan mental para pegawai. Termasuk acara ulang tahun kantor besok lusa. Yeah, it's gonna be a looooong weeekdaays everyone, but.. i guess.... it might not that bad...

Tentang Cinta, Kamu Selalu Punya PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang