1. | Pertama kali

23 5 9
                                    

~🌟~


2 tahun kemudian..

Siklus hidup memang selalu berubah-ubah, ada masanya kita merasakan kebahagiaan yang tak ada bandingannya.

Namun ada juga saat di mana kita akan menyerah pada keadaan. Bahkan mungkin sampai berniat untuk mengakhiri hidup.

Hal seperti itu pasti akan di alami oleh seluruh mahluk hidup yang ada di dunia ini, salah satunya adalah shei.

Semenjak rumahnya mengalami musibah kebakaran beberapa bulan yang lalu, kehidupan shei jadi berubah 360°.

Tidak ada lagi kata harmonis di dalamnya, yang ada hanyalah kesedihan yang menyelimuti seluruh penghuni rumah.

Dan itu sangat berpengaruh pada kesehatan mentalnya shei. Gadis itu menjadi sosok yang penyendiri dan pendiam.

Shei juga tidak mau bertemu atau berbicara dengan siapa-siapa, kesehariannya ia habiskan di dalam kamar.

Hal itu membuat Woobin merasakan dampaknya, ia tidak bisa bermain atau bahkan melihat shei lagi.

Dan sampai hari ini, Woobin masih memikirkan cara agar dirinya bisa bertemu dan memberi shei semangat.

Woobin mengambil foto yang ia simpan di atas nakas, foto itu woobin ambil pada saat bermain bersama Shei.

"Lo gak kangen sama gue apa? Frustasi banget gue mikirin lo tau gak sih?!" Ucapnya bermonolog.

Suara teriakannya sampai membuat Bunda berlari ke kamar untuk mengecek keadaan Woobin.

Klek

"WOOBIN KAMU KENAPA?!"

Woobin yang sedang termenung itu terkejut karena kedatangan Bundanya yang sangat mendadak, untungnya foto yang ia pegang tidak terlepas dari tangannya.

"Bunda kalau mau masuk ketuk dulu.. aku kaget tauuu"

"Ya maaf, kan Bunda cuma takut kamu kenapa-kenapa Woobin"

"Aku gak apa-apa, cuma lagi kangen shei aja"

Mendengar itu, Bunda langsung tersenyum lalu menghampiri Woobin sambil berkata, "Kalau kangen ya samperin, Shei gak akan bisa denger suara hati kamu Woobin.."

"Tapi kan-"

"Coba aja dulu"

"SIAP LAKSANAKAN!"

Woobin langsung keluar dari kamarnya tanpa berganti baju terlebih dahulu, hal itu membuat Bundanya geleng-geleng.

Masalahnya dia cuma pake kaos hitam sama celana boxer doang, mana rambut berantakan, jadi terlihat sangat lusuh :) g.


***


Saat ini Woobin sudah berada di depan rumah Shei yang baru sambil membawa makanan kesukaannya Shei, karena rumah lamanya sedang direnovasi dan rencananya akan dijual.

Jujur, Woobin sedikit gugup karena ini adalah kali pertama mereka akan bertemu setelah sekian lama.

"Permisi! Shei! Ini gue Woobin!" Teriaknya.

Woobin celingak-celinguk karena dari tadi belum ada yang menanggapi panggilannya, padahal di rumah ada orang.

"Shei~"

Panggilan kedua, Woobin melihat seseorang yang mengintip dari balik gorden putih yang berada di lantai atas.

Dan bisa di pastikan orang itu adalah Shei. Woobin tidak tau apa masalah yang Shei alami karena selama ini mereka lost contact.

Tapi dari gerak-geriknya, sepertinya gadis itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Maka dari itu, Woobin memutuskan untuk menaruh roti kesukaan Shei di balik pagar rumah.

"Kalau lo belum mau ketemu sama gue gak apa-apa kok, yang penting jangan lupa makan ya! Ini gue bawa roti kesukaan lo, gue pamit ya dadahhh~"

Setelah menyampaikan beberapa kata kepada Shei, Woobin memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Tidak. Lebih tepatnya bersembunyi.

Beberapa menit kemudian, Woobin melihat pintu gerbang itu terbuka dan memperlihatkan penampilan Shei yang sangat beda dari biasanya.

Gadis itu telihat lebih kurus dari sebelumnya, Shei juga memotong rambut dan memakai kacamata.

Sungguh. Shei sudah banyak merubah penampilannya, entah untuk apa, tapi yang pasti Shei terlihat jauh lebih cantik di mata Woobin.

Walaupun hari ini belum saatnya untuk berbicara dengan Shei, tapi Woobin cukup senang saat melihat Shei mengambil roti pemberiannya.

Tak lama kemudian gadis itu masuk lagi ke dalam rumahnya, dan meninggalkan sepucuk kertas di bawah pagar.

Sebelum kertasnya terbang karena tertiup angin, Woobin buru-buru berlari mengambil surat itu dan membacanya pada saat itu juga.

Isi suratnya seperti ini..

Maaf kalau gue kesannya kaya ngehindarin lo. Tapi untuk sekarang, lebih baik kaya gini aja ya..
Gue baik-baik aja kok, lo gak perlu khawatir.

Tanpa Woobin sadari, ternyata sedari tadi Shei memperhatikannya dari kejauhan, ia terpaksa melakukan ini karena tidak mau membuat Woobin khawatir.

Padahal Woobin berharap Shei bisa menceritakan semua masalahnya, tapi Woobin juga tidak bisa memaksa karena ini semua adalah haknya Shei.


~🌟~


Hai gais kembali lagi dengan kisahnya dua sejoli yang saling mencintai satu sama lain wkwk :>

Tiba² dapet ide buat ngelanjutin cerita ini + lagi mood ngetik, dan akhirnya terciptalah part 2~

Waktu cerita yang realize end, ada yang usulin buat bikin part 2, makasih banget ya kamu udah ngasih aku usul 😊🤣

Btw kalau abis baca, jangan lupa vote sama komennya ya! Iya gak? Iya dong

Segitu aja dulu, nanti lanjut lagi, selamat malam gaiseuuu!💖


Destiny | Seo Woobin

 Destiny, Seo woobin [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang