♪ Play the music - Talking To The Moon by Bruno Mars ♪
Empat orang laki-laki tampan tengah berkumpul diruangan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Bisa dibilang, tempat yang cukup nyaman untuk dijadikan Basecamp.
"Bosan banget gue gila. Ngapain ya enaknya?" Cowok dengan tubuh paling mungil diantara mereka itu membuka suara memecah keheningan. Ketiga temannya sibuk dengan handphonennya masing-masing. Dia biasa dikenal dengan nama, Huang Renjun.
"Jadi sugar daddy aja kalau bosan. Lumayan lah ada kegiatan sama sugar baby lo." Sahut cowok yang memiliki eye smile. Si Playboy paling berkelas diantara mereka. Dalam satu bulan, mungkin ada 5-10 gadis yang berkencan dengannya. Katanya sih, buat tambah-tambah list mantan. Dia diketahui bernama, Lee Jeno.
"Sugar daddy matamu! Uang jajan aja masih suka minta dilebihin, songong lu." Balas Renjun dengan tidak santainya. Cowok itu juga dikenal dengan sifatnya yang suka ngegas.
"Yaudah, sih. Saran doang." Jeno menjawab santai dengan mengangkat bahunya acuh.
"Tumben lo diam-diam bae. Tiati kesambet baru tau rasa." Tegur cowok dengan tampang dingin, tapi sebenarnya memiliki sikap yang sangat manis dan hangat. Terutama pada orang tersayangnya. Cowok itu bernama, Na Jaemin pemeran utama kita kali ini. Dia memiliki posisi sebagai Most Wanted sekaligus Primadona di gengnya.
Yang ditegur Jaemin barusan, cowok dengan kulit tan yang eksotik. Serta bibir mungil yang dapat memikat perhatian kaum hawa. Dia juga tipe cowok yang hiperaktif dan petakilan. Sampai-sampai sering dijuluki Fullsun atau Sunflower. Namanya, Lee Haechan.
Haechan yang merasa ditegur hanya menatap sekilas kemudian menghela nafas panjang.
"Bro, gue mau ngomong serius nih. Minta waktu lo pada bentar." Kata Haechan dengan ekspresi serius. Tidak biasanya cowok itu seperti ini. Kalaupun ada sesuatu yang serius, pasti dia bakal to the point. Nggak bertele-tele seperti ini.
"Sok serius lo! Langsung aja langsung." Sahut Jaemin, laki-laki itu sudah siap mendengarkan dan mengambil posisi duduk menghadap Haechan dengan kaki yang saling menopang.
"Simak gue baik-baik. Terutama buat lo, Jaem. Gue harap setelah lo dengar ini, lo nggak kecewa ataupun benci sama gue." Ucap Haechan pembukaan sebelum masuk ke inti pembicaraan.
"Lama anjing, cepetan elah." Ngegas Renjun.
Haechan menghela nafas, "Sebelumnya gue mau minta maaf sama lo semua kalau pernyataan gue ini buat kalian kecewa atau bahkan jadi benci sama gue. Dan buat lo, Jaem. Gue bener-bener minta maaf sebesar-besarnya sama lo. Gue udah berusaha buat ngilangin perasaan gue, tapi emang nggak bisa. Ini murni ketidak sengajaan dan gue tau kalau gue brengsek banget." Haechan menjeda sebentar penjelasannya.
Sedangkan, ketiga temannya yang lain sudah menunggu dengan tidak sabaran lanjutan dari cowok berkulit eksotik itu. Terutama Jaemin, walaupun dia terlihat biasa saja. Tapi, sebenarnya hatinya sudah tidak karuan dan banyak pikiran negatif tentang Haechan yang berusaha dia tepis.
"Sorry, Jaem. Gue suka sama Ryujin, gue suka sama cewek lo, Jaem." Ujar Haechan menatap Jaemin dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Jaemin berusaha mencerna kalimat yang baru saja Haechan katakan. Takut-takut jika dia salah dengar. Haechan tidak mungkin mengkhianatinya sebagai sahabat 'kan?
"HA HA HA!" Saat suasana sedang tegang, tiba-tiba saja Renjun tertawa nyaring sambil menepuk-nepuk pahanya. "Sumpah april mop lu nggak lucu, Chan." Lanjutnya dengan sisa tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUENTO
Short StoryHas no description. Don't expect anything. Another love story about Jaemin and Ryujin.