00: LP

62 10 10
                                    

Levin

Apa yang terbersit di pikiran lo saat mendengar istilah Single Dad?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang terbersit di pikiran lo saat mendengar istilah Single Dad?

Keren,

Pastinya.

Sayang anak,

Ya iyalah.

Kuat,

Itu poin terpenting.

Ganteng,

Nah, kalau itu poin plus, hehe.

Bagi gue, single dad itu tanggung jawabnya gede, sama kayak single mom. Mau gak mau lo harus dituntut untuk menjalani peran ganda dalam sebuah rumah tangga. Lo harus bisa membagi waktu lo secerdas mungkin antara kerja keras cari uang dan mengurus kebutuhan rumah tangga. Apalagi kalau udah ada anak, pastinya tambah berat. Berat bagi si anak, terus juga berat bagi single parent itu sendiri. Makanya, gue kadang kesel kalau ngeliat orang yang kerjaannya nikah-cerai, nikah-cerai, nikah-cerai, gitu terus. Kayak yang gak punya komitmen aja. Seakan-akan nikah itu cuma dianggap permainan belaka. Padahal teruntuk gue, nikah itu sakral. Lo harus bisa cari orang yang bener-bener tepat buat lo untuk menjalani sisa hidup lo bersama dia.

Dulunya sih, gue cuma berkeinginan untuk menikah satu kali. Bahkan sampai udah menyandang gelar sebagai single dad kayak sekarang, pun gue masih belum ada kepikiran buat menikah. Ya, gimana ya. Gue itu cenderung susah buat memulai sebuah hubungan baru. Kayak ngerasa belum cocok aja untuk gue menjalin komitmen dengan seseorang selain mantan istri gue. Bentar nih, bentar. Sebelum lo mulai berpikir jauh, gue mau negasin sesuatu dulu. Gue sama mantan istri gue gak pernah cerai. Inget, itu. Tapi kita berpisah karena takdir Tuhan. Tuhan lebih sayang sama dia, jadi Tuhan ngambil dia duluan dari dekapan gue.

Gue gak pernah menyalahkan takdir. Gue selalu percaya kalau Tuhan selalu memiliki rencana yang paling baik buat gue. Buktinya, setelah istri gue diambil, Dia ngasih karunia terindah lainnya buat gue yang bisa gue dekap, gue sayangi, dan gue cintai for the rest of my life. Lula Dhelia Pranaja, anak gue satu-satunya. Lula lahir tentu saja dari rahim istri gue dulu. Tapi gak lama setelah Lula lahir, istri gue gak mampu bertahan, dan akhirnya- ya, gitu ceritanya. Makanya gue sayang banget sama Lula. Selain karena bentuk wajah, karakter, dan parasnya yang mirip sama istri gue, dia juga adalah satu-satunya harta berharga punya gue yang harus gue jaga. Awas aja kalo ada yang buat lecet. Meskipun dikit, lo bakal berurusan sama gue, Levin Danuar Pranaja, direktur utama PT Pranaja Gemilang, yang koneksinya ada dimana-mana.

"Lula, makanannya dimakan. Jangan cuma diaduk-aduk kayak gitu, gak baik."

Begitu sampai di ruang makan, gue langsung disambut oleh pemandangan Lula yang sedang nyenderin dagunya di meja makan sambil ngaduk-ngaduk mangkok yang didalamnya berisi coco crunch dan susu. Kayaknya dia lagi suntuk banget pagi ini. Dengan sesekali melirik kearah tab yang gue bawa, gue narik kursi disebelah Lula lalu duduk.

Single Daddies | 1DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang