🍓

288 34 2
                                    

"Selamat pagi!" si pemilik senyuman manis itu menyapa segerombol gadis yang sedang berbincang kemudian duduk di bangkunya.

"Pagi, tuan putri!" celetuk salah satu dari mereka, yang ikut tersenyum melihatnya.

"Eyy, sudah kubilang jangan panggil aku begitu." gadis itu sedikit tersipu. Yang lainnya ikut tertawa, sungguh pemandangan yang cukup aneh yang hanya bisa kau temukan dalam imajinasimu saja.

"Baiklah, nona Kim Minju."

"Oh ya, Minju. Kamu gak bareng temanmu yang preman itu?"

"Ah, hari ini kami berangkat masing-masing, katanya dia sesuatu yang harus diurus dulu sebelum pergi."
"Kok kamu tahan sih, Joo, berteman sama orang kayak gitu."
"Iya, padahal dia cewek tapi kelakuannya kayak tukang malak di pasar."

Mendengar itu Minju tersenyum kecil, kemudian menunjukkan ekspresi datar yang sebenarnya agak menyeramkan kalau kau melihatnya secara langsung.

Gadis-gadis itu kemudian terdiam dan langsung pura-pura mengerjakan hal lain.

"Minggir ah!" suara familiar itu terdengar di depan pintu, sontak membuat semua pandangan kearahnya. Termasuk Minju, yang menghela napas melihat orang itu berjalan masuk kemudian duduk di kursi di sebelahnya.

Para siswa mulai berbisik mengenai kelakuan gadis itu di sekolah. Dia memang bukan tipe orang yang akan memukul orang lain, hanya saja agak kasar dan sifatnya menyebalkan. Makanya banyak yang suka mempertanyakan kenapa Minju masih mau berteman dengan orang seperti itu.

"Tumben datangnya tidak telat?"

"Aku diantar pakai mobil hari ini."

"Loh? Biasanya nolak, kenapa hari ini mau?"

"Aku capek, nanti aja ya ceritanya." gadis itu menaruh beberapa buku diatas mejanya kemudian meluknya dengan lengannya, menaikkan penutup hoodienya dan menenggelamkan wajahnya dalam kegelapan.

Yang lainnya kembali menghela napas. Ia membiarkan sahabatnya duduk diam. Tidak lama kemudian bel berbunyi tanda pelajaran akan di mulai. Terdengar langkah kaki guru yang mulai mendekat.

Minju menoleh dan mengetuk meja disampingnya agar orang yang masih terbungkus hoodie itu mengangkat kepalanya. Guru Etika itu akhirnya masuk ke kelas dan melihat siswi yang masih mengenakan hoodie.

"Kang Hyewon. Apakah kau sakit?" tanyanya lembut. Hyewon masih setengah sadar untuk menjawab pertanyaan itu. Ia butuh beberapa detik untuk mencerna perkataan itu.

"Kang Hyewon, aku bertanya apakah kau sakit?"

"Oh..Saya tidak sakit." jawabnya tenang.

"Kalau begitu bisakah kau melepas hoodie-mu?" Hyewon menghela napas panjang dan dengan terpaksa melepas hoodienya.

Minju meliriknya sekilas dengan menggelengkan kepala.

~🍓~


"Tadi Bu Choi agak keterlaluan gak sih? Padahal biasanya guru lain gak akan ngelarang murid pakai hoodie." gerutu Minju setibanya kedua sejoli itu di sebuah taman yang biasanya jadi tempat nongkrong siswa disana, mumpung masih sepi.

Mereka duduk di salah satu bangku kosong yang mengarah pada lapangan basket. Hyewon tidak terlalu memperdulikan hal itu. Dia sibuk menyedot isi kotak susu stoberinya.

"Bu Choi Minjae kadang bisa jadi menyebalkan ya, padahal aku mulai suka sama guru itu." sambungnya.

"Aku yang ditegur kok kamu yang marah sih." Lirik Hyewon yang susu stoberi kotaknya akhirnya habis.

strawberry & mint [hyejoo/mongmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang