🌼

159 25 2
                                    

Tempat penuh dengan koleksi buku yang bisa kau pinjam itu cukup ramai didatangi orang-orang dari berbagai kalangan. Ada kumpulan siswa yang masih mengenakan seragam sekolah.

Ada juga orang dengan pakaian kasual dan membicarakan soal psikoedukasi atau apapun itu kata yang sedari tadi numpang lewat di telinga gadis yang sedang menatap sahabatnya menggeluti sebuah novel dengan sangat serius.

Ia juga tengah memegang sebuah buku yang dibuka entah halaman berapa dan dia sendiri tidak tahu menahu isinya.

"Min, masih lama gak?" tanyanya mulai bosan. Yang ditanya gak menjawab. Dia malah sibuk membalik halaman buku yang dia pegang.

"Nona Kim.." Minju menoleh dengan kesal. Bukan, bukan karena dipanggil saat dia sedang fokus.

"Udah aku bilang jangan panggil aku kayak gitu pas kita lagi di luar." gerutunya.

"Habisnya itu satu-satunya cara biar kamu ngerespon." celetuk Hyewon memasang wajah polos. "Iya-iya, aku habisin satu bab dulu habis itu kita balik."

"Satu bab tuh berapa halaman lagi?" Minju menunjukkan ketebalan buku yang sekitar 0.5 cm ke Hyewon. "Itu masih banyak ya, Min."

Hyewon tidak sadar menaikkan volume dan tone suaranya ketika mengatakan hal itu dan membuat beberapa pasang mata melihat ke arah mereka.

Akhirnya gadis itu menyerah dan beralih untuk memainkan ponselnya saja. Scrolling media sosial adalah hal yang lebih menyenangkan ketimbang membaca buku yang isinya tulisan semua, menurut Hyewon. Kerap kali gadis itu tertawa setiap ia melihat postingan-postingan yang menurutnya menarik. Tentu saja hal itu lama-lama membuyarkan fokus Minju yang ada di sebelahnya.

Minju mendengus kesal. Ia menoleh kearah Hyewon yang sedang asik dengan gadgetnya. "Lagi liatin apa sih?" tanyanya.

"Ini loh, Min. Coba kamu lihat orang ini kena prank. Masa dia gak sadar sih. Hahahaha." Hyewon tidak bisa berhenti tertawa.

"Pulang aja yuk." ajak Minju yang langsung berdiri dari tempat duduknya. Hyewon yang melihat perubahan sikap Minju itu pun akhirnya menyadari kalau gadis itu sedang bete.

"Min, kamu marah ya? Maafin aku, aku janji habis ini gak akan berisik lagi. Ayo lanjutin lagi baca bukunya. Aku tungguin sampai babnya selesai." celetuk Hyewon menahan tangan Minju agar tidak pergi.

"Gak, aku lanjut baca bukunya di rumah aja." balas Minju dingin. Ia menepis tangan Hyewon, kemudian segera membereskan barang-barangnya dan bergegas ke meja penjaga perpustakaan.

"Min, tunggu aku!!" Hyewon mengikuti jejaknya Minju yang sudah berada 5 meter lebih jauh dari dirinya. Hampir saja ia lupa membawa buku yang tadi sempat dibacanya, untuk dikembalikan lagi ke tempatnya.

~🌼~

Mereka sedang berada di jalan menuju ke rumah Minju. Dan juga rumah Hyewon. Rumah mereka satu arah bahkan masih berada di blok yang sama, hanya saja letak rumahnya ujung ke ujung.

"Min, masih marah?" tanya Hyewon yang kesekian kalinya dalam satu jam terakhir.

"Kalau gak jawab aku cium, nih." sambung Hyewon santai. Minju hampir tersedak susu coklat yang diminumnya ketika mendengar perkataan Hyewon.

"Udah tahu masih nanya!!" belanya. Hyewon menertawakan reaksi Minju diam-diam. Kalau nyaring-nyaring nanti anaknya ngambek lagi.

"Min, maafin aku ya. Aku janji kedepannya gak akan berisik kalau kamu lagi asyik sama novelmu. Ya ya ya?" Butuh waktu beberapa detik untuk Minju menjawab.

"Ya, terserah." katanya asal. Sebenarnya dia sudah merasa baikan ketika Hyewon menawarkan akan membelikannya susu coklat kesukaannya.

Waktu berjalan begitu cepat dan tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di depan rumah Minju. Seperti biasa, Hyewon selalu akan mengantarkan Minju pulang lebih dulu.

"Sampai ketemu besok."

Minju baru saja mau membuka pintu pagar rumahnya, sebelum Hyewon akhirnya memanggil namanya.

"Min." gadis itu menoleh, menunggu kalimat selanjutnya keluar dari mulut sahabatnya, yang justru meninggalkan keheningan selama beberapa saat.

"Aku suka sama kamu."

"Hye, bercandaanmu gak lu–"

"Aku serius, Min. Waktu itu aku ngajak kamu pacaran juga serius. Aku beneran suka sama kamu. Bukan sebagai sahabat." Hyewon berbicara dengan nada serius.

Tidak biasanya Minju melihat Hyewon seserius ini, orang biasanya dia suka bercanda. Minju jadi gugup. Ia bingung harus merespon bagaimana.

"Hye, aku–"

"Gak usah dijawab sekarang gapapa. Take your time. Kamu gak harus balas perasaanku, kok. Aku cuman pengen ngungkapin–"

"Maaf."

Belum selesai Hyewon berbicara, kalimatnya sudah dipotong oleh Minju.

"Aku.. gak bisa terima perasaan kamu.. Maaf." Minju menunduk.

Sejujurnya, perasaannya sangat campur aduk saat ini. Di satu sisi ia bingung dengan apa yang dia rasakan sekarang, tapi di satu sisi Minju tidak ingin terkesan memberikan harapan pada Hyewon kalau ia tidak segera menjawabnya.

"Gapapa. Seperti yang aku bilang, kamu gak perlu balas perasaanku kok, Min." Hyewon menghela napas panjang.

"Aku lega sekarang karena udah ngomong ke kamu. Aku pulang ya, masuk sana. Kalau gak masuk nanti diculik orang jahat loh." Hyewon masih sempat bercanda dan tertawa disaat seperti itu.

Hyewon sudah berbalik dan berjalan beberapa langkah menjauh dari tempat itu, sebelum akhirnya ia kembali memandang kearah gadis yang memanggil namanya.

"Hye–!"

"Hmm?"

Minju terdiam sejenak. Ia bingung apakah ia boleh menanyakan hal ini. Mengingat.. semuanya masih terasa canggung hingga beberapa saat yang lalu.

"Kita...masih teman, kan?" Minju bertanya ragu.

Hyewon mengedipkan matanya dengan cepat beberapa kali, kemudian menanggapi pertanyaan itu dengan senyum simpul.

"Sampai kapanpun, kamu bakal selalu jadi temanku, Min."

–to be continue🌼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

strawberry & mint [hyejoo/mongmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang