Ilusi I

1 0 0
                                    

"ting"

Terdengar suara dari dalam lemari tua.

"Hmm, siapa di sana?" tanya seorang gadis yang sedang nyaman berbaring di kasur dengan sedikit rasa mengantuk.

"miauw"

Seekor kucing mengeong

Gadis yang sedang berbaring tadi pun beranjak bangkit dari kasur, dan segera keluar dari kamarnya.

"Ikuti aku rex, aku ingin membuat minuman coklat panas di dapur" ujar sang gadis ke kucing peliharaannya

Secara tiba-tiba jendela kamar gadis itu terbuka seperti ada orang yang baru saja keluar lewat jendela kamarnya.

"Siapa di sana, sudahlah jangan menggangguku setiap hari aku bosan" gerutu sang gadis

Gadis itu pun membiarkan jendela kamarnya terbuka dan pergi dari kamarnya menuju ke dapur.


Sambil menuruni tangga untuk menuju dapur, gadis itupun bernyanyi dengan suara kecil dan dengan lirik yang ia buat sendiri.

"Siapa kau, cahaya apa itu akupun tak tahu~"
"Kau membuatku resah, tapi aku tidak ingin tahu, lebih baik ku buat makanan dan minuman manis~"

"Rex apa kau ingin makan juga? Sepertinya ibu baru saja membelikan makanan untukmu" tanya sang gadis ke kucing peliharaannya

"Miauwww"

Rex mengeong tanda bahwa ia mau dan tidak sabar untuk segera menyantap makanannya.

Tak lama minuman sang gadis sudah siap untuk diminum, sementara rex sudah menghabiskan makanannya sedari tadi.

Gadis itu pun segera menuju ke kamar dengan membawa minumannya.

"Mengapa semua orang lebih senang memanggilku Vilia, padahal aku lebih suka jika dipanggil dengan nama akhirku yaitu melody" ujar sang gadis yang sedang berbicara dengan dirinya sendiri

Saat sampai di kamarnya ia pun terkejut banyak pasir dan kelopak bunga yang berserakan di lantai kamarnya.

"Hei siapa yang melakukan ini semua! Sungguh aku sangat tidak suka kejanggalan ini. Siapa pun itu muncullah di hadapanku jangan menerorku seperti ini!" ujar melody yang merasa kesal lantaran ia terus saja diganggu oleh makhluk yang tidak diketahui wujudnya

Namun yang membuat heran adalah kenapa makhluk itu terus saja bertingkah seolah-olah ia ingin Melody mencarinya bagaimana pun caranya.

Dengan raut wajah yang terpaksa Melody pun segera membersihkan lantai yang kotor itu dengan tisu, sebab ia malas untuk mengambil sapu di lantai 1.

"Lagi-lagi aku harus bersih-bersih lagi, apakah ini pertanda aku tidak boleh bermalas-malasan saja? Tapi kan aku setiap hari juga masih sering membersihkan kamarku kenapa hal ini terjadi padaku yang pemalas. Hah apa ini?" ujar Melody yang sedang emosi dan dia menemukan sesuatu yang aneh pada pasir yang sedang ia bersihkan dari lantai

"Pasir ini berwarna emas! Tapi siapa yang menumpahkan glitter di lantai? Aku bahkan tidak punya glitter berwarna emas" ujar Melody yang terheran-heran

















Di tengah malam yang sunyi terdengar suara lonceng lagi dari dalam lemari tua yang ada di kamar melody.

"ting, ting, ting"

Suara lonceng semakin keras.

"Melody bangunlah"

Suara bisikan seseorang yang sangat lembut.

"Aku tidak mau diganggu pergi kamu, apa kamu hantu? Sungguh aku merasa terganggu" ucap Melody yang setengah sadar dan masih memejamkan matanya

Tak lama kemudian terdengar suara buku-buku yang jatuh dari sebuah rak, dan hal itu membuat Melody kaget dan terpaksa harus bangun dan memeriksa keadaan sekitar kamarnya saat itu.

"Hoamm, yaampun kenapa kau tidak mau membiarkan ku tidur dengan tenang aku baru saja bermimpi bertemu seseorang yang ku kagumi, gara-gara kau aku jadi lupa dengan wajah orang itu menyebalkan!" ujar Melody yang merasa kesal dengan mahkluk yang terus saja mengusiknya

Begitu Melody hendak merapihkan buku-buku yang jatuh, ia tertarik dengan suatu hal aneh yang ia lihat di meja belajarnya. Ada sebuah surat tak dikenal dengan tulisan yang begitu rapih bahkan tulisan itu dibuat dari tinta emas yang berkilau.

"Apa ini, siapa yang menaruh surat disini? Apakah surat ini untukku?" tanya Melody yang kebingungan


Melody's Tale Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang