Keesokkan harinya
Sekarang sudah jam pulang sekolah, Jay kembali ke rumahnya dengan berjalan kaki karena jarak antara rumah dan sekolah tidak begitu jauh. Hitung-hitung olahraga juga. Setelah selesai membersihkan diri, Jay hanya mengenakan celananya yang artinya dia bertelanjang dada. Ia membuka selimut yang berada di ranjangnya, bersiap untuk beristirahat sebentar.
Jay terkejut mendapati Keira yang sedang bersembunyi di balik selimutnya, "astaga. Kau sedang apa disini? Tunggu, kau tidak mengintipi-ku dari balik selimut ini kan?" Tanya Jay, khawatir Keira telah mengitipnya sedari tadi saat ia keluar dari kamar kecil hanya mengenakan handuk putih yang menutupi bagian pinggang sampai lututnya. "Tidak kok. Untuk apa aku mengintipi-mu?" Keira tampak bingung, ternyata ia lumayan polos. Jay menghembuskan napasnya lega dan bertanya sekali lagi pada Keira, apa yang sedang ia lakukan di rumahnya, di atas ranjangnya bersembunyi di balik selimut.
"Aku ini sudah mengikutimu dari tadi, tapi kamu sama sekali tidak menyadarinya. Setelah sampai sini aku mendapatkan ide untuk mengejutkanmu dengan bersembunyi di balik selimut," Keira memperlihatkan cengiran polos nan bodohnya, seperti anak kecil berumur kurang lebih 6 sampai 8 tahun. "Lalu untuk memastikan agar kamu tidak kabur," lanjutnya.
"Kabur? Dari rumahku? Untuk apa aku kabur?" Jay memiringkan sedikit kepalanya. Keira menghela napas, "kita kan hari ini mau pergi. Kau lupa ya?" Jay menganga dan tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tidak kok haha. Aku hanya ingin tidur sebentar, nanti bangunkan saja sebelum jam 7," Keira menganggukkan kepalanya dan beranjak untuk membersihkan dirinya setelah Jay tertidur.
Pada jam 18.30, Jay merasa tubuh besarnya digoyangkan oleh seseorang. Setelah ia bangun, Jay mengganti pakaiannya dan merapikan sedikit rambutnya lalu mereka menuju pesta menggunakan mobil milik ayah Jay. "Aku cantik kan? Iyakan? Aku yakin aku cantik," ucap Keira saat turun dari mobil. Jay mengangguk, jujur saja karena menurutnya Keira memang cantik hari ini.
Keira menutup mulutnya dengan dramatis, "Kemana Jay-ku yang biasanya? ia tidak pernah memuji atau mengakui-ku cantik sebelumnya," Jay menatapnya dengan tatapan kau-ini-dramatis-sekali-menyebalkan lalu memutar bola matanya malas. "aku ini hanya berbicara sejujurnya. Lain kali aku diam saja atau ku jawab dengan kalimat 'Tidak, Keira. Kamu tampak seperti air selokan hari ini' seperti itu" Keira memukul lengan Jay setelahnya dan melangkahkan kakinya ke dalam rumah temannya. Tidak, Keira tidak marah atau apapun, dia hanya kesal karena Jay itu sangat menyebalkan. "Aku benar-benar tidak bisa mengerti hati seorang wanita. Mereka sangat rumit," Jay bergumam dan mengikuti Keira ke dalam.
Semua yang ada disana terlihat sangat menikmati pestanya, tapi tidak dengan Jay. Ia terduduk di pojokan untuk menghindari segerombolan manusia, tidak peduli kalau ada yang memperhatikan atau membicarakannya. Sementara itu, Keira sedang mengambil minum untuk dirinya dan Jay, kemudian ia melirik jam tangannya, "Sudah 30 menit. Bertahanlah selama 10 menit lagi, Jay" batinnya.
Seorang gadis lain menghampiri Jay karena ia merasa bahwa Jay terlihat cukup menarik. Apa daya saat Jay menoleh ke arahnya, Jay memperlihatkan tatapannya yang dingin dan tersenyum kaku, kalau menurut orang lain yang tidak mengenalnya dengan baik sih terlihat sangat menakutkan seperti ingin melakukan hal yang negatif terhadap orang itu. Gadis yang tadinya memiliki niat untuk menghampirinya jadi tidak jadi, ia membalikan tubuhnya dan berjalan kembali ke segerombolan kawannya. Kasihan, padahal Jay hanya kaku karena tidak terbiasa berbicara dengan orang yang ia tidak kenal. Untungnya Jay tidak begitu memikirkannya.
Sudah cukup lama Jay menunggu Keira untuk mengambil minuman, "apa sesuatu terjadi padanya?" pikirnya. Jay bangkit dari duduknya dan mencari Keira disesi minuman, ternyata ia sedang dikelilingi segerombolan laki-laki brengsek, sekitar 10 orang kurasa? Jay menerobos kerumunan semut-semut yang berusaha memakan sebuah gula dan menarik Keira keluar dari tengah sana.
"Hey! Jangan memonopoli gadis sexy itu sendirian! Kami juga ingin merasakan tubuhnya," ucap salah satu diantara laki-laki. Tidak lebih dari satu detik, Jay melemparkan tinjunya tepat di pipi pria itu. Pria tersebut terjatuh karena pukulan Jay cukup keras dan ia tidak menduganya, "Jangan sampai kau bertemu denganku lagi kalau tidak mau kubakar habis sampai tidak bersisa tulang belulangmu itu," tatapan Jay begitu dingin dan kejam seperti Adolf Hitler. Tidak ada yang boleh menyentuh gadis itu sekali pun itu pejabat atau presiden atau bahkan keluarganya sendiri, habislah kau berurusan dengan seorang Jay Adair.
"Kau baik-baik saja? Mereka tidak melakukan apapun kan? Apa mereka bicara yang tidak-tidak?" Tanyanya setelah mereka sudah di dalam mobil. "Ah, aku baik saja. Terima kasih, Jay." Keira mengecup pipinya membuat Jay terpaku, membutuhkan beberapa detik agar otaknya bisa memproses. Pipinya memerah dan ia mengelap kecupan itu dengan tangannya, "Ah! Kenapa kau menciumku?! Itu bukan sesuatu yang wajar dilakukan seorang sahabat!" Jay terlihat sedikit panik membuat Keira terkekeh kecil.
"Kau terlihat manis kalau sedang panik. Aku tahu itu bukan sesuatu yang wajar tapi itu ucapan terima kasih-ku padamu," Keira tersenyum padanya. Bagaimana Jay tidak berusaha melindunginya kalau Keira terlihat polos seperti itu? Baginya, Keira itu seperti adik perempuan yang harus ia lindungi. Untuk saat ini, ia menganggapnya adik kecil yang manis.
ฅ^•ﻌ•^ฅ
halo, mohon maaf setelah ini saya tidak akan mengupload chapter berikutnya karena ada hal yang harus saya selesaikan terlebih dahulu. saya akan mengupload next chapter setelah urusan saya selesai, terima kasih atas pengertiannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend
General FictionJay pernah menjadi orang yang ramah dan hangat pada semua orang, sesuatu telah terjadi lalu membuat karakternya berubah, ia menjadi pribadi yang dingin dan tidak peduli pada sekitarnya. Beberapa tahun kemudian, Jay bertemu seorang gadis yang selalu...