Prolog

960 129 12
                                    

sang mentari dengan malu - malu bersembunyi di balik awan mendung, hawa panas yang menyengat menjadi lebih sejuk. awan berwarna abu - abu yang menandakan akan turun hujan itu berhasil menarik salah satu anak lelaki manis dengan surai hitam legam yang berkemilau di terpa lampu ruangan penuh warna tersebut.

kedua alisnya bertaut sedih, sepasang tangan yang sejak tadi menempel dengan kaca tersebut menimbulkan embun dingin yang membekas. anak lelaki tersebut menghembuskan nafas gusar dengan menggemaskan, kedua pipi gembil nya menggembung secara menggemaskan.

kesedihan nya tersebut tampak menarik atensi salah satu pengasuh di sana yang tengah lewat, pria dengan surai hitam panjang itu menaikkan sebelah alisnya saat merasakan kegusaran anak kecil tersebut. dengan langkah berjinjit pria tersebut mendekat, mencoba mengenali siapakah anak manis yang saat ini tengah dalam kegundahan hati.

"Jisung Na, ada apa hmm? "kejut Huang Renjun dengan suara lembut nan manis yang selalu menjadi khasnya. berhasil membuat anak kecil itu berjingkat hingga hampir saja terjatuh, untung saja pengasuh tersebut dengan sigap memeluk tubuh kecil Jisung dan memangku nya.

Na Jisung hanya merengut, kedua alisnya tertaut dalam "papa pasti akan datang telat jika hujan turun! Jisungie akan sendirian lagi di Day Care... "sedihnya, berhasil menarik perhatian Renjun yang dengan senantiasa terus mengusap surai gelap anak kecil tersebut.

"eeh! memangnya kenapa jika sendirian di Day Care? bukannya kak minnie, kak injun, sama kak ryu selalu ada untuk menemani Jisung? ah sama dek aien juga.. masih kurang ya? "Na Jisung dengan cepat menggeleng, kedua jemari telunjuknya saling ia pertemukan* ia bernafas gusar

*👉👈

"bukan begitu maksud Jisung! maksud Jisung papa akan telat, dan ia akan selalu kebasahan, tapi papa selalu saja tetap memayungi Jisung, tidak peduli kalo tubuhnya sendiri bahkan lebih basah. "

Huang Renjun mengerjap, pergerakan tangannya sempat terhenti akibat perkataan dari seorang anak berumur empat tahun itu, menarik perhatian dari sang oknum yang saat ini mendongak seraya menatapnya dengan obsidian jernih yang menggemaskan.

pria cantik itu tersenyum dan kembali melanjutkan acara mengusap surai Jisung, "itu tandanya papa sayang Jisung! papa mau Jisung sehat terus, papa engga mau Jisung sakit. karena itu papa melakukan itu demi Jisung. "

Na Jisung hanya diam, otak cerdasnya berusaha untuk mencerna kalimat panjang yang di lontarkan sang pengasuh cantik untuk menjawab pernyataan yang dapat di sebut mengenaskan tersebut.

namun sebuah kejadian janggal yang melintas dengan cepat di otaknya membuat Jisung kembali mendongak, menatap Renjun yang masihlah tersenyum manis.

"kak injun belum pernah bertemu papa ya? papa Jisung selalu bertemu dengan kak ryu! belum pernah bertemu dengan kak minnie sama kak injun. "pria berkebangsaan Cina tersebut menaikkan sebelah alisnya, pertanyaan yang di lontarkan oleh Jisung cukup melenceng jauh dari topik utama pikirnya. namun ia mengusir pemikiran tersebut, mungkin saja Jisung hanya ingin menghibur dirinya sendiri dengan melupakan topik utama pembicaraan mereka.

Renjun menyahut, "oh ya? kak Minnie sama kak injun belum pernah bertemu dengan papa Jisung? memangnya papa Jisung itu seperti apa? "

Na Jisung dengan semangat kembali menegakkan punggung nya yang layu, "papa jisung itu tinggi! tinggi sekali! pundaknya lebar! Jisung bahkan bisa tidur di atas pundak papa! dan papa Jisung itu sangat tampan! "

"seperti anaknya? "tanya Renjun, terkekeh saat melihat sebuah anggukan bersemangat lah yang menjawab pertanyaan tersebut.

"tentu saja! Jisung sangat tampan seperti papa! "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Seungmin! "panggil Renjun, menyerahkan tubuh Jisung yang saat ini berada di gendongannya ke arah Ryujin yang tengah sibuk dengan beberapa anak kecil lainnya.

"ah Jisung! maafkan kakak ya, kemana saja kau anak manis? kak ryu khawatir sekali! "sedih Ryujin, di jawab dengan kekehan manis dari Jisung yang hanya menggidikkan bahunya seraya menerima sebuah kue.

"Jisung hanya bermain di lorong dan berbicara dengan kak injun! kak injun mau membelikan Jisung ice cream! "

"ICE CREAM!? RUTOO MAUU! "pekik tidak terima dari seorang anak kecil lainnya yang saat ini tengah di gendong oleh Seungmin.

Lee Haruto, dengan manik tajamnya yang tetap bulat itu menatap memelas ke arah Renjun yang hanya tersenyum manis.

"haruto juga mau? nanti ya saat semuanya sudah di jemput, Haruto sama Jisung ikut kak Injun, okay? "anak kecil dengan marga Lee itu mengangguk dengan semangat, hampir saja terjatuh jika saja Seungmin tidak sigap dengan kaki jenjangnya yang lain.

kekehan lembut di keluarkan oleh Renjun, kaki jenjangnya baru saja akan melangkah mendekati Ryujin, gadis itu tampak kewalahan menghadapi para anak kecil. namun sebuah tangan lebih dulu mencekal pergelangan tangannya.

Kim Seungmin mendekati sang partner, kedua lelaki manis dengan tinggi yang hampir sama itu saling berhadapan. Renjun menelengkan kepalanya saat menemukan air muka khawatir milik Seungmin.

"ada apa? "tanyanya, dengan suara lembut yang berhasil menarik kegusaran Seungmin. sang oknum meremas tangan kurus milik Renjun yang masih setia berada di genggaman tangannya.

"kau akan membelikan mereka ice cream dengan uang mu, lagi? "Huang Renjun mengangguk, menarik kernyitan dalam dari pria berkebangsaan Korea yang saat ini masih menggenggam pergelangan tangannya.

"kau kemarin sudah membelikan Chenle dan Jeongin ice cream, sekarang Jisung dan Haruto. apakah itu tidak memberatkan mu? "

Huang Renjun tertawa renyah, ia menggeleng heran seraya menepuk pundak sempit Seungmin dengan lengannya yang terbebas dari cekalan temannya itu.

"hey santai saja! bukan masalah berat bagiku untuk membahagiakan mereka semua. "

Kim Seungmin merengut, "bukan hanya itu, kau sadar bukan jika kau tak pernah sama sekali bertemu dengan wali dari Jisung maupun Haruto. "

pria dengan surai hitam legam itu hanya mengangguk, "lalu? memangnya ada apa? bukan masalah besar. bukannya aku harus berkenalan dengan wali mereka juga, berjaga - jaga jikalau kau ataupun Ryujin sedang tidak ada di Day Care. "

Kim Seungmin merengut, "speak to your self, Huang. "

♤ ♧ ♡  ♢ 

"nyam! "seru Haruto, anak lelaki dengan surai hitam itu menoleh. menatap ke arah Jisung yang hanya diam seraya menikmati ice creamnya.

Na Jisung menoleh saat merasakan sebuah tatapan dari sepasang manik tajam, "Haruto kenapa menatap Jisung seperti itu? "

"Jisung cemong! ada ice cream di sudut bibir Jisung! "tunjuk Haruto, berhasil menarik perhatian Renjun yang sejak tadi diam.

pria cantik itu saat ini sudah mengganti bajunya, yang tadinya sepasang kemeja dengan celana berbahan kain menjadi Hoodie dengan warna cream dan juga celana jeans tak terlalu ketat.

surai panjangnya ia sisihkan di balik telinganya, sandal selopnya berganti dengan sepatu Converse pendek dengan kaus kaki berwarna putih tinggi.

lelaki itu hanya diam, mendengar ocehan manis dari dua anak lelaki tersebut sebelum dua suara berat dengan cepat menarik perhatian dari ketiga lelaki yang tengah berjalan kembali dari minimarket dekat Day Care.

"Jisung! "

"Haruto! "























to be continued....

























##################################

haloo!!! buat yang menunggu cerita norenmin dengan genre seperti cerita Prost!!!

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒓𝒂𝒎𝒂𝒓𝒂𝒎𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang