Tarararara-O.8

322 64 3
                                    

"wow kebetulan yang sangat aneh. "bisik Shin Ryujin, menatap dua sosok lelaki berbeda umur yang masih berdiri dengan tegap di depan pintu masuk kafe. menimbulkan tatapan tajam dari seorang Huang Renjun yang merasa tersindir akibat kalimat - kalimat wanita itu.

"bukan aku yang mengatakannya, bukan aku! "ucap Seungmin, menaikkan kedua tangannya di udara saat melihat tatapan tajam tersebut. menarik kekehan geli dari Ryujin yang bahkan tak merasa terintimidasi sedikit pun dengan tatapan temen prianya tersebut.

"haii Haruto! selamat malam anak ganteng! "sapa Ryujin, membalas lambaian tangan heboh milik Haruto yang kini sudah menghilang seiring dekatnya jarak mereka.

sang anak kecil yang di sapa begitu manis oleh Ryujin itu terkikik geli, memilih untuk merentangkan kedua tangannya guna meminta sang ayah untuk menggendong nya.

apalah Jeno yang hanya bisa menerima permintaan anak semata wayangnya tersebut.

Lee Haruto dengan badannya yang sebenarnya tak kecil itu bergerak dengan heboh di dalam gendongan sang ayah, menyuruh ayahnya untuk mendekat ke arah Seungmin dan duduk di atas pangkuan lelaki itu tanpa izin terlebih dahulu.

"astaga Ruto, tadi Ruto janji sama Daddy cuman buat beli cookie terus kita jemput Uncle Tae? behave nak... "pinta Jeno yang di jawab dengan rengutan gemas milik Haruto.

"ah... kalau gitu kenapa tidak di jemput terlebih dahulu? saya sama teman - teman masih nunggu buat makan malam kok, bonus nemenin Haruto sebenernya engga papa. iyakan Min, Jin? "ucap Renjun, menatap ke arah dua temannya yang mengangguk setuju.

Lee Jeno berkedip, "ah... tidak perlu. saya cuman mau beliin Haruto kue sama beli Kopi saja kok. engga perlu repot - repot. "

"Ruto mau sama kak Minnie! "ucap satu - satunya bocah di sana. bersedekap dada dengan kedua pipi gembil yang ia gembungkan, tanda jika anak lelaki itu tengah merajuk dan siap merengek kapan saja.

"Ruto... tadi Ruto udah janji Lo sama Daddy. behave ya nak... ayo nurut sama Daddy. jangan ngerepotin kak Minnie sama temen - temennya. "

"nope! I wanna stay here! "

perdebatan antara ayah dan anak itu terus saja berlanjut di hadapan ketiga manusia yang saat ini tengah sama - sama membeku akibat melihat perilaku seorang Lee Jeno yang tampak berbeda seratus delapan puluh derajat dari perilakunya yang biasa.

pria itu tampak tak berdaya di bawah tekanan sang anak yang terus saja bersikukuh untuk tetap bersama Seungmin dan juga kedua temannya.

Lee Jeno baru saja akan menyangkal pernyataan Haruto, namun sebuah suara notifikasi berhasil menarik perhatiannya. terdapat satu pesan dari sang kakak sulung yang mengatakan jika dirinya sudah menunggu.

"mm... gapapa kok, kita tunggu di sini. "Jeno mendongak kan kepalanya, menatap Haruto dan ketiga manusia lainnya yang masih berdiam dan menatapnya.

pria Lee itu menghembuskan nafasnya berat, "baiklah, kalau begitu daddy beliin kue tapi Haruto tetep di sana sama kakak - kakak. jangan kemana - kemana dan jangan minta apapun yang merepotkan. "

Lee Haruto mengangguk - angguk kan kepalanya keras, membuat sang ayah bergegas ke arah kasir dan memesan beberapa permintaan sang anak sebelum kembali ke meja tersebut.

sebelah tangan kekarnya ia letakkan di atas pundak sempit milik pria bersurai hitam dan pirang tersebut, meremas nya pelan sebelum tersenyum masam.

"saya minta tolong jagain Haruto ya, maaf merepotkan. saya bakalan datang secepat mungkin. "ucapnya, bergegas untuk pergi ke arah mobilnya dan melaju dengan cepat.

"aku yang menjaga Haruto tapi kau yang di mintain tolong. "Rajuk Seungmin, membuka mulut nya setelah melihat mobil mewah tersebut hilang di antara tikungan.

Huang Renjun hanya tertawa pelan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"kak Tae! kak Tae! "panggil Jeno, tak menemukan sang kakak di lobi gedung milik sang empu. pria dengan Surai merah nyentrik yang seharusnya berada di lobi seperti yang dijanjikan oleh pria itu sendiri tak dapat ia temukan di mana pun.

dengan kesal Jeno menggeram kesal, sepasang tungkai jenjang nya itu ia langkahkan ke arah lift. menekan satu angka lantai yang ia tau pasti dimana Taeyong berada.

"sudah kuduga kau berada di sini! kau naik lagi??? "Lee Taeyong, si sulung Lee yang tengah duduk di kursi kerjanya itu mendongak. merotasikan matanya dengan malas saat menemukan ekspresi kesal dari sang adik yang tampak menjengkelkan di matanya.

"kau yang membuat ku naik kembali ke atas. di lobi panas, jadi aku naik lagi dan memilih untuk menyalakan AC dan mengerjakan kembali beberapa projek yang seharusnya ku kerjakan besok. "

pria itu sempat terdiam, tak menemukan sumber suara yang seharusnya ada di samping Jeno dan saat ini pastinya berteriak dan melompat ke arah pelukannya.

"dimana Haruto? "

"aku meninggalkan nya di Kafe. "

"KAU APA!?!? "teriakan Taeyong tampak menggema di dalam lorong kosong tersebut. berhasil membuat Jeno menutup kedua telinganya dan kembali melanjutkan kalimatnya.

"aku meninggalkannya bersama para pengasuh Day Care, okay? kami tak sengaja bertemu dengan mereka dan Haruto memaksa untuk tetap tinggal di sana bersama mereka. "

Lee Taeyong menaikkan sebelah alisnya, kedua manik tajam itu menyipit sebelum pada akhirnya sadar akan suatu hal.

"oh? ooohhh.... "godanya, mulai menutup beberapa file yang masih terbuka dan mematikan laptopnya.

"maksud mu si pengasuh Day Care yang sempat akan kau tampar itu? "

Lee Jeno membelakkan kedua manik nya, sepasang pipi padatnya memerah malu. mengingat hal memalukan yang seharusnya tidak ia lakukan namun tetap berjalan baik... untuk hidupnya.

"masih mengingat jika itu adalah hal yang memalukan, jadi berhenti mengungkit hal menyedihkan itu. "

Taeyong hanya tersenyum sedih saat mendengar kelanjutan kalimat sang bungsu, "aku... aku hanya tak ingin kehilangan Haruto okay? dia hanya satu - satunya yang kumiliki setelah Karina meninggalkan ku. "

"kau sudah berjanji kepadanya untuk tidak sedih saat mengingatnya kembali. kau mengingkari nya? "

lelaki yang lebih muda dari Taeyong itu hanya menunduk, berhasil menarik iba dari sang kakak yang mulai jalan mendekat.

"kau tidak kehilangannya selama tiga tahun. orang tua Karina yang meminta ku untuk memberikan Haruto kepada mereka, mereka akan mengembalikan Haruto jika anak itu meminta untuk bertemu dengan mu. "

tetap kesunyian yang menyambut pernyataan Taeyong, berhasil membuat sang empu untuk mendekat dan merengkuh sang adik. sebelah tangannya ia gunakan untuk menepuk kepala dengan surai pirang lembut tersebut.

"aku yakin Karina pasti bahagia di atas sana. tak banyak wanita yang bisa mendapatkan seorang pria sebagai suaminya seperti mu. kau mengurus Haruto tanpa mengeluh, kau menyayangi anak itu dengan sepenuh hati mu. "

"Karina pasti beruntung memiliki mu, tapi dia akan tetap sedih jika melihat mu yang sudah berjanji untuk tak sedih malah menangis seperti ini. "Ucap si sulung Lee tersebut, merasakan pundaknya basah akan air mata dan juga tubuh besar yang bergetar pelan di dalam rengkuhan nya.

























to be continued.......

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒓𝒂𝒎𝒂𝒓𝒂𝒎𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang