9. TERNYATA [Short fanfict]

179 18 8
                                    

Sepuluh menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh menit.

Tigapuluh menit.

Satu jam.

Tiga jam.

Prilly masih menanti dalam diam dan kecewa. Masih menaruh harap bahwa pria itu akan datang sesuai dengan janjinya dua hari lalu. Meja dihadapan Prilly tersaji beberapa masakan favorit sang lelaki yang Prilly buat dengan tangannya sendiri hanya demi menyenangkan pria itu. Tapi kenyataannya, setelah menanti sejak pukul tujuh hingga saat jarum jam menunjukan angka sebelas, sosok itu tak pernah menampakan batang hidungnya di sana.

Jangankan kabar berita, bahkan nomor teleponnya saja tidak dapat dihubungi.

Prilly masih menatap piring-piring berisi makanan dihadapannya, air matanya menetes karena rasa kecewa yang bukan kali pertama dia rasakan selama lima bulan ini mereka menjalin hubungan. Jika saja hatinya dapat dilihat dengan mata telanjang, bentuknya pasti sudah rusak tak karuan saat ini.

Seharusnya Prilly tak berekspektasi apapun setelah apa yang dia lakukan pada Prilly akhir-akhir ini dan harusnya Prilly juga sadar bahwa berharap pada manusia sama saja seperti bunuh diri.

Setelah menerima kenyataan pahit ketidakhadiran sang kekasih, akhirnya Prilly bangkit dari kursi meja makan. Menghapus air matanya yang sudah tumpah ruah seraya membuang semua makanan yang masih tertata dengan rapih di meja makan.

Prilly bersumpah, setelah ini dia tidak akan mengharapkan apapun lagi pada laki-laki itu.

***

Prilly memicingkan matanya yang sembab, sejak beberapa menit tadi dia mendengar bel rumahnya berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prilly memicingkan matanya yang sembab, sejak beberapa menit tadi dia mendengar bel rumahnya berbunyi. Kepalanya masih pening, wajahnya pun masih bengkak karena semalaman menangis. Jangankan bangkit dari ranjang untuk membuka pintu, membuka matanya saja sungguh sangat berat.

Prilly bergerak sedikit dari posisi tidurnya kemudian mengambil handphone yang dia taruh di samping bantal yang semalam dipakainya untuk melihat jam di layar iPhone 14 promaxnya.

05.23 a.m

Orang gila mana yang bertamu disubuh buta begini?

Padahal masih ada waktu sekitar 2 jam sebelum Prilly berangkat kerja dan seharusnya dia masih bisa tidur nyenyak sembari menunggu bengkak di matanya berkurang. Tapi karena bunyi bel yang tak juga berhenti, mau tak mau Prilly harus bangun dari tidurnya, membuka pintu apartement miliknya dengan malas-malasan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I M A G I N A R Y | Kumpulan oneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang