11 | First and Last Fault

66 54 49
                                    

Faktanya kita berpisah bukan lagi karena tidak bisa bersama, melainkan karena kesalahan yang kamu perbuat.
Aku diam bukan berarti aku tidak tahu, tapi aku hanya memberikan dirimu ruang, hingga kamu dapat berkata jujur dengan sendirinya.
Namun sepertinya penilaian diriku terhadapmu itu salah.
Nyatanya kamu nyaman bermain dengan ketidaktahuanku.

🌻🌻🌻

Setelah selesai mempersiapkan seluruh rangkaian acara valentine sederhana yang dibuat oleh OSIS SMA Nusa Bangsa, Alena dan teman-temannya berkumpul dirumah Michel untuk bermain.

"Gais, main ToD yuk," ajak Enco.

"Tumben banget lu, ada apa nih?" tanya Raihan heran.

"Jangan bilang Rain mau nembak Michel lewat main ToD ya," sambung Raihan.

Kisah tentang Rain yang sudah gagal tiga kali untuk mendapatkan hati Michel memang sudah menyebar luas, bahkan malah dijadikan bahan candaan oleh teman-temannya.

"Bukan anjir, ada dah pokoknya."

"Siapa sih?" gerutu Raihan.

"Tuh, si Alena."

Alena yang dipanggil tiba-tiba kaget dan menunjuk dirinya sendiri, meyakinkan bahwa memang ia yang barusan dipanggil.

"Iya elu, ga usah sok kaget deh."

"Kalo dia mah, langsung aja lah. Kenapa dia Co?"

"APA SIH?! KOK TIBA-TIBA GUE?" kesal Alena.

"Apa alasan lu mutusin si Devan?"

"Kan kalian sendiri yang bilang kalo dia tuh ga baik dan emang bener kan, udah ketauan nyebat, minum-minum. Ya masa masih mau gue pertahanin," jelas Alena dengan santainya.

"Bukan Len, bukan itu," sanggah Enco.

"Ya, apaan dong? Oh, kan udah terbukti ya kak, dia masih sayang sama mantan gebetannya. Ya, jadi saya ngasih dia kesempatan dong buat balikan, kasian kalo ditahan-tahan."

"Yakin cuma itu doang?" desak Enco.

"Lah, emang ada lagi apa?" tanya balik Alena yang mulai merasa tersudutkan oleh Enco.

"Jujur aja Len, kita udah tau," sahut Rain seraya melirik kearah Enco.

"Ah, kok lu tau sih, padahal gue mau diem-diem aja."

"Kenapa sih Len?" tanya Michel yang mulai bingung.

"Inget ga waktu kita selesai latihan terakhir dirumah Ansell?"

"Inget," jawab teman-teman Alena serempak.

"Nah, pulang dari situ kan si Enco ngasih tau gue soal CSCT dan..."

"Ah, itu mah gue tau," potong Raihan.

"Gue juga," sahut Michel dan Delvin.

"Gue belom kelar ini ngomongnya, lu pada udah motong aja."

"HAHAHAHAHA, maap-maap."

"Pas sampe dirumah gue dapet notif dari Daisy, tau isinya apa?" tanya Alena yang membuat teman-temannya kompak menggelengkan kepala mereka.

"Ya, foto si Devan lagi nembak tuh adek kelas."

"Gila, brengsek banget dah tuh orang," ujar Raihan.

"Udah ah, lagian nih kejadian udah lama juga," kata Alena sembari mencari novelnya.

"Eh iya, terus si adek kelas udah jadian sama Devan dong?" tanya Delvin.

"Setau gue ya, si Devan ditolak sama adek kelas, makanya dia ga mutusin gue duluan kalo dia jadi sama adek kelas mah gue udah diputusin duluan," ujar Alena.

NYAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang