Prolog

2.5K 117 4
                                    

Assalamu'alaikum para pembaca Hancel ...! Aku gak tau disini masih ada pembaca lama yang aktif atau nggak. Hanya saja aku mau mencoba menyapa kalian dan membawa sedikit kabar baru.

'Hancel' persi baru kini hadir dengan judul 'After 17 Years'!!

Tentu masih dengan tema dan tokoh utama yang sama, tetapi dengan alur dan plot yang berbeda.
Banyak kata yang ingin ku ucap tetapi tak dapat terutarakan maka dengan begitu aku timurkan saja! Hehehe...

Berikut prolognya ...

Selamat membaca!!!

Muatan listrik yang awan keluarkan menjadi
pertanda hujan akan turun. Akan tetapi hal itu tak membuat seorang laki-laki yang duduk pada kursi tua di bawah pepohonan rindang saat ini untuk bangkit. Pandang kosongnya pokus ke jalanan yang lenggang. Di situ ia melihat seorang Pria terjatuh.

Reyhan seketika berlari untuk menolong pria yang di genggamannya terdapat kantong berisikan kue tart.

"Bapak tak apa-apa?"

"Ah? Iya kenapa? Saya tidak mabuk." Mata Pria itu memerah. Ia berkedip cepat dan segera berdiri dibantu oleh Reyhan.

"Kamu siapa?"

"Saya Reyhan .... Bapak tinggal di komplek ini juga?"

"Iya. Sudah 17 tahun. Tapi sekarang saya tinggal sendiri."

"Kamu mau kue?"

"Saya punya kue."

"Oh iya. Saya Arman. Ayahnya Haiya."

"Rumah bapak yang mana? Mari saya antar." Melihat Pria yang terbalut kaos lusuh di hadapannya mabuk berat, Reyhan memutuskan untuk melangkah sebelum hujan turun. Laki-laki itu menahaan nafas berusaha tak mencium bau menyengat dari minuman memabukkan itu.

Seperti biasa, semua kejadian selalu membawanya teringat oleh ibundanya. Bau alkohol membawa ia ke masa lampau, dimana ia dihukum oleh sang ibu karena kesalah pahaman perihal minuman tersebut.

"Padahal saya tidak mabuk," ungkap Arman.

"Ini rumah saya." Selang beberapa langkah mereka sampai. Reyhan beralih membuka pagar besi yang mulai berkarat dimakan usia. Ia mendudukkan Arman di kursi kayu yang sedikit berdebu sesuai permintaannya.

"Kau ambil saja," ucap Arman kala Reyhan meletakkan plastik berisikan kue tart berukuran kecil yang terhias indah dengan cream stroberi.

"Kalau kau tolak, itu akan menjadi penolakan kedua." Pria itu berucap sayu. Ia merasa begitu menyedihkan saat ini, tetapi tak berujung lama sebab Reyhan meraihnya dan tersenyum tipis.

"Terimakasih .... Beberapa jam lagi saya juga berulang tahun."

Terbit sebuah senyum di wajah yang tak lagi muda itu tatkala mendengar penuturan Reyhan.

"Selamat ulang tahun untuk Haiya dan untuk dirimu."



To be continued ....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After 17 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang