'Urin seukeiteubodeu wiro
Machi chumeul chudeut bareul gulleo
Baram geu saireul garojilleo
Yeogijeogi meolli ajuaju meolli (jeo kkeutkkaji)I'm so good with you~'
Ponsel Xie tiba-tiba berbunyi. Xie segera melihat siapa yang sedang menelponnya. Itu nomor yang tidak dikenal.
"Siapa yang sedang menelponku? Apa jangan-jangan penipu?" gumam Xie dengan waspada melihat ke arah ponselnya.
Setelah bimbang beberapa saat, Xie memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.
"Halo.."
"Kenapa kau lama sekali mengangkatnya, kembali ke kelas sekarang, ada guru yang masuk ke dalam kelas. Para guru sudah selesai rapat" suara Felix terdengar. Ternyata yang menelponnya adalah Felix.
"Baiklah, aku akan segera kembali. Katakan kepada guru aku sedang pergi ke toilet" Xie segera pergi meninggalkan perpustakaan dan melupakan tentang pintu hitam misterius yang ditemuinya.
"Aku sudah mengatakannya, segera percepat atau guru tidak akan mempercayai alasanku" ucap Felix yang terdengar di pelankan.
"Baiklah" Xie segera memutuskan sambungan panggilan dan berlari ke kelasnya secepat yang dia bisa. Kurang dari 5 menit, Xie sampai di kelasnya dengan keringat dan nafas yang mau habis.
Xie mengetuk pintu kelas, dan guru wanita yang ada di kelasnya melihat ke arah Xie.
"Silahkan masuk siswi Min, lain kali tolong percepat urusanmu di dalam toilet atau kau akan ketinggalan informasi atau pembelajaran" ucap guru wanita itu dengan wajah jutek dan mata tajam.
Xie hanya bisa mengangguk mengiyakan dan segera berjalan masuk dan duduk di kursinya.
"Huhh, lelah sekali. Kenapa kau tidak menelponku sejak tadi?" bisik Xie kepada Felix.
"Aku sudah menelponmu sebanyak 2 kali, namun kau tidak menjawabnya. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?" Felix segera membela dirinya dengan wajah cemberut.
"2 kali? Kenapa aku tidak mendengarnya? Itu aneh, ponselku menyala sejak tadi dan juga aku berada di perpustakaan dan tidak ada banyak orang disana. Bagaimana bisa ponselku tidak terdengar sama sekali?" Xie menjadi bingung saat mendengar ucapan Felix.
Saat Felix akan membalas ucapan Xie, guru wanita yang di ada di depan kelas memelototi mereka berdua dengan pandangan yang dapat diartikan dengan 'Berbicara sekali lagi maka aku akan menghukum kalian berdua'. Xie dan Felix segera menutup mulut mereka.
Mereka berdua memilih untuk mendengarkan guru itu dengan baik, dikarenakan tidak ingin lagi berhadapan dengan mata melotot si guru wanita yang galak.
Tidak lama kemudian, guru wanita itu selesai menjelaskan dan pergi meninggalkan kelas. Kelas seketika menjadi riuh dan berisik.
"Akhirnya guru galak itu pergi juga. Kenapa dia menyeramkan sekali? Apakah dia akan menjadi wali kelas kita, aku tidak bisa menerima nya menjadi wali kelas kita" ucap Xie dengan wajah penuh keluhan.
"Itu lebih baik dibandingkan dengan kelas sebelah yang mendapatkan guru paling killer di sekolah. Apa kau mau mendapatkan dia sebagai wali kelasmu?" balas Felix pada Xie.
"Tapi tetap saja. Aku masih merasa risih dengan guru itu, aku merasa ada yang aneh dengan guru itu" Xie memanyunkan bibirnya dengan kesal.
Felix hanya geleng-geleng kepala mendengar keluhan Xie. Dalam satu hari ini, Felix tidak dapat menghitung sudah berapa kali gadis itu mengeluh.
"Kalau kau mengeluh terus, hal-hal baik tidak akan pernah datang kepadamu." ucap Felix.
Xie mendengus jengkel mendengarnya ucapan Felix.
'It's time to finish our lesson today. See you tomorrow with a new day'
Sebuah suara muncul di speaker yang ada di pasang di setiap kelas. Xie langsung mengemasi barang-barangnya yang dikeluarkan dari tas. Setelah selesai beres-beres, Xie keluar dari kelas bersama dengan Felix dan Hyunjin.
"Ngomong-ngomong, kau pulang dengan siapa?" tanya Felix saat mereka bertiga berjalan bersama ke gerbang sekolah.
"Hm, aku akan menelpon supirku untuk menjemput. Kalau tidak bisa aku akan menelpon kakakku" jawab Xie segera mengeluarkan ponselnya.
"Bagaimana kalau aku mengantarmu saja, daripada kau menunggu lama namun tidak pasti" tawarkan Felix.
"Tidak deh, aku akan menelpon jemputan saja. Lebih baik kau pulang lebih dahulu, bukan kah tadi kau dan Hyunjin rencana nya akan pergi?" tolak Xie.
"Kami tidak masalah menunggu Felix, lagian lebih baik kalau kau pulang bersama Felix, daripada nanti kau diculik oleh orang jahat saat menunggu jemputanmu" Hyunjin segera menggantikan Felix berbicara.
"Aku masih tidak enak, lagi pula aku tidak masalah menunggu. Ini kan area sekolah, mana ada penculik yang bisa masuk ke area sekolah. Lebih baik kalian berdua segera berangkat. Aku akan baik-baik saja." Xie kembali menolak.
Xie sebenarnya hanya malas saja pulang cepat ke rumahnya. Yah, selain karena rumahnya selalu sepi, Xie juga sedang dalam mood ingin berada di luar rumah. Tentu saja dia akan menolak tawaran Felix yang sebenarnya sangat menggiurkan.
Siapa sih gadis yang tidak suka mendapatkan tumpangan gratis, belum lagi tumpangan gratis itu dari Lee Felix seorang cowok tampan nan keren. Tidak mungkin kalian para gadis-gadis menolaknya.
Tapi untuk kali ini, Xie akan menolaknya dikarenakan beberapa alasan yang tadi disampaikan diatas.
"Kau yakin tidak ingin diantar?" tanya Felix sekali lagi.
"Hm, besok saja deh. Hari ini aku ingin menunggu supirku saja" ucap Xie sekali lagi menolak.
"Baiklah, kalau ada sesuatu telpon aku." ucap Felix dengan suara khawatir. Xie hanya mengangguk patuh dan memberikan Felix senyum manisnya yang dibalas Felix dengan senyuman tipis.
Setelah itu, Felix dan Hyunjin pergi ke parkiran dan menaiki motor besar mereka dan memakai helm kerennya. Felix mengangguk ke arah Xie dan keluar dari lingkungan sekolah diikuti oleh Hyunjin.
"Entah kenapa aku mulai menyesal menolak tawaran Felix" gumam Xie.
Setelah itu, Xie memilih untuk duduk di kursi yang ada di taman sekolah, dan memainkan ponselnya menunggu jemputannya datang.
Saat sedang memainkan ponselnya, Xie merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari belakang. Xie membalikkan badannya dan mencari orang yang sedang melihatnya.
Di balik jendela sebuah ruangan, Xie melihat kalau ada seseorang yang sedang berdiri disana dan tampaknya seseorang itu juga sedang menatap balik ke arah Xie. Karena jaraknya yang cukup jauh, Xie tidak dapat melihat gambaran orang itu dengan jelas.
Ponsel Xie berbunyi dan ternyata supir Xie sudah berada di depan sekolah. Xie kembali melihat ke arah jendela tempat seseorang yang tidak dikenal tadi berada.
Namun, seseorang itu sudah pergi. Xie jujur sedikit takut karena sekarang sekolah sudah sepi, juga tidak ada kegiatan apapun hari ini. Dia sedikit takut dan juga penasaran, siapa sebenarnya orang tadi.
Xie memutuskan untuk mencari tahu besok. Dia tidak ingin masuk kembali ke dalam sekolah, karena sejujurnya sekarang sekolah tampak menyeramkan karena tidak ada lagi orang. Xie berjalan keluar sekolah dan menaiki jemputannya. Dia pulang ke rumah dengan pikiran yang masih penuh dengan rasa penasaran tentang siluet tadi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Lux Et Tenebrae
VampireEnhypen Fanfiction HYPE HIT SCHOOL adalah sebuah sekolah yang terkenal dengan kualitasnya yang tinggi dan murid muridnya yang luar biasa. Tahun ini, Xie dan Auristela masuk ke sekolah itu sebagai murid baru. Mereka memutuskan untuk mengikuti organis...