Tweede

15 2 0
                                    

Author PoV

"Uahhh, beneran si Qtela bakalan balik? Felix, kau kenal tidak dengan Qtela?" Xie mengguncang lengan Felix.

"Qtela?" Felix memasang wajah bingungnya dan berusaha mengingat manusia yang bernama Qtela.

"Masa tidak kenal, kalau kau kenal dengan ku, kau pasti kenal dengan dia, soalnya dulu kami selalu bersama sebelum dia pindah" ucap Xie memaksa Felix untuk mengingat.

"Apa yang kau maksud Auristela?" Hyunjin malah menyahut.

"Iya, darimana kau tahu?" Xie mengernyit.

"Tentu saja aku tahu" balas Hyunjin dengan wajah bangga nya, Xie memutar bola matanya dengan ekspresi jengkel.

Xie dan Auristela dulu adalah sahabat, hanya saja karena pekerjaan orangtuanya, Auristela harus pindah ke luar negri saat masih JHS.

Walaupun Xie dan Auristela masih aktif berhubungan di sosial media, tapi tetap saja bertemu secara langsung itu beda rasa dengan hanya berhubungan di sosial media.

"Katakan saja kau suka pada Auristela, tidak perlu sok misterius seperti itu" gumam Felix pada Hyunjin.

"Sstttss, kau mau rahasiamu ku bongkar sekarang juga? " Hyunjin balas menggumam.

"Ck.."

"Kenapa kalian berdua saling berbisik seperti homo? Kalian homo ya?" tuduh Xie dengan wajah menyelidik.

"T-I-D-A-K! TIDAK!" Felix membantahnya dengan raut wajah menyeramkan nya. Hyunjin juga memasang wajah horor mendengar tuduhan Xie.

"Tidak perlu marah-marah, dasar sensian" Xie memasang ekspresi jengkelnya.

Felix dan Hyunjin hanya memutar bola mata mereka. Mereka bertiga kembali mendengarkan Yeonjun dan Hueningkai yang masih berbicara di podium.

"Kalau Qtela balik, aku bakalan masuk Osis bareng dia. Ide yang bagus bukan, kami akan menghabiskan waktu bersama kembali" ucap Xie tiba-tiba dengan wajah cerah.

"Yah, secara kalian berdua kan seperti sepasang sepatu, selalu bersama. Aku bahkan bingung, anak kembar saja tidak seakrab kalian berdua" balas Hyunjin.

"Tentu saja kami akrab, kami adalah kambar dari rahim yang berbeda dan dipisahkan oleh beberapa rintangan sebelum akhirnya bertemu" Xie menaikan dagu nya dengan bangga.

"Hentikan, kenapa kalian berdua menjadi dramatis? Lebih baik kita mendengarkan Osis" Felix segera melerai Xie dan Hyunjin sebelum mereka berdua semakin berisik.

Xie dan Hyunjin akhirnya kembali mendengarkan pengumuman - pengumuman yang diberikan oleh Osis dan ditambahi oleh guru.

Akhirnya pemberitahuan selesai dan para murid baru disuruh kembali ke kelasnya.

Xie dan kedua teman barunya, Felix dan Hyunjin kembali ke kelas mereka, 10-2. Saat mereka tiba di kelas, kelas seperti biasa ribut.

"Hahh, lelah sekali. Kenapa kelas kita jauh sekali dari lapangan? Apa pemilik sekolah tidak berpikir bagaimana lelahnya murid-murid kelas ini kembali ke kelasnya" gerutu Xie seraya menelungkupkan kepalanya ke meja nya.

Felix dan Hyunjin tidak mendengar gerutuan Xie karena mereka berdua sedang sibuk berdiskusi tentang hal yang tidak diketahui.

Xie yang tidak digubris hanya bisa mendengus jengkel. Kelas tetap ribut dikarenakan guru belum masuk. Xie tadi mendengar kalau guru masih harus melaksanakan rapat.

Xie sedikit bingung, kalau mereka masih rapat kenapa mereka disuruh ke kelas, bukan ke rumah? Seharusnya mereka kan pulang cepat.

Akhirnya Xie memutuskan untuk berjalan-jalan, menelusuri sekolah barunya.

Lux Et TenebraeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang