LEBLAINE

Chapter 98 ૢ

“Pelukan hangat menyapamu,wahai reader yang datang ke lapak ini!!!”

***

Ketika saya kembali setelah berbicara dengan ketua, suasananya berantakan.

Ibu baptis memandang para wanita dengan wajah marah.

“Saya tidak malu menjadi ibu baptisnya. Sepertinya saya memilih orang yang salah untuk diundang. Anak Anda tidak harus datang nanti. "

Aku mengerang dalam hati.

Pada hari pesta saya, akan ada lebih banyak orang di pesta Duchess daripada di pesta saya. Lebih bermanfaat bagi saya untuk bersikap baik kepada mereka daripada memiliki meja kosong di pesta saya nanti.

Saya meraih tangan ibu baptis saya.

Ibu baptis menatapku sejenak dan kami melewati para wanita. Para wanita buru-buru menyapanya tetapi ibu baptis tidak menerima mereka. Ibu baptis hanya diam sepanjang waktu. Setelah melihat sekeliling lantai dua, dia meraih bahuku dan menatapku.

“Saya akan membuat daftar undangan baru, Anda tidak perlu mengkhawatirkannya.”

Ya, ibu baptis.

Saya menjawab dengan lembut dan memeluknya.

“Mereka hanya buta…”

Ibu baptis berkata begitu tapi aku menyeringai.

“Jangan khawatirkan mereka, ibu baptis!”

Mereka bodoh.

Saya berterima kasih atas ketulusannya. Saya hanya bisa tersenyum polos seperti anak kecil tetapi saya membuat rencana balas dendam.

"Aku melihat semua wajah orang-orang yang diam-diam bahagia saat ibu baptis berkata mereka tidak perlu datang."

***

Setelah kami melanjutkan perjalanan, saya kembali ke mansion.

Ketika saya turun dari gerbong, Laura mengantar saya dan berkata,

“Nona kecil, hadiah telah tiba hari ini.”

"Hadiah?"

Laura tersenyum dan melirik mansion.

Aku pergi ke mansion dengan mata tertutup saat dia membawaku masuk. Aku bisa melihat beberapa wajah bahagia ketika aku membuka mata.

“Dahlia, Linda, Yuni!”

Wajahku cerah dan aku berlari ke arah mereka. Mereka langsung memeluk saya.

"Apa yang terjadi?"

Ketiga pelayan itu memiliki kejahatan berat, membuat mereka sulit keluar dari kastil Dubbled.

"LadyJavelin memanggil kita!

"Bibi?"

“Ya, dia meminta kami untuk menjagamu!”

Aku menarik nafas dalam-dalam dan melihat bibiku yang berada di antara para karyawan.

"Pasti sulit bagi bibiku."

Dia tidak bisa begitu saja memerintahkan mereka untuk datang ke sini, hanya Kaisar dan Pendeta yang bisa mengampuni orang berdosa. Akan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjangkau salah satu dari mereka.

Sulit membayangkan berapa banyak uang yang dihabiskan bibi saya.

"Terima kasih bibi!"

“Aku senang kamu bahagia!”

Dia mencapai tinggi badan saya dan tersenyum kepada saya.

“Sekarang tidak ada yang bisa membawa orang-orangmu pergi. Bahkan aku. "