Prolog

18 3 0
                                    

.

.

.

Kagum itulah kata yang mewakili hatiku untuknya, dari beribu-ribu kata di Kamus Besar Bahasa Indonesia kenapa rasa kagum yang mewakilinya?

Karena kalau rasa cinta aku belum pantas untuk berada disampinya, tapi hingga sampai saat ini perasaan kagum berkembang menjadi rasa suka, apakah boleh setelah mengenalnya beberapa tahun bisa memulai untuk mencintainya?

.

.

.

Langit yang sangat cerah sangat bagus untuk memulai aktivitas pertama masa perkuliahan, dijenjang ini aku akan memulai masa pendewasaan, mulai saat ini aku bertegad untuk menjadi lebih baik lagi.

Kisah yang sangat panjang ini pun dimulai

Perkenalkan namaku Hara lengkapnya Andhara Kirana Mahesti, dibesarkan dalam keluarga Mahesti, dan sampai saat ini aku benar benar benci ibuku kenapa? Karena ibu melahirkan seorang kakak laki-laki. Kenapa tuhan tidak memberikan kakak perempuan, sungguh sangat menyebalkan mempunyai kakak laki laki.

"Woy, katanya ingin memulai masa pendewasaan di jenjang ini, masa setiap pagi masih minum susu, biar nambah tinggi gitu?" seperti itulah ucapan selamat pagi yang dikeluarkan mulut manis kakak ku, dan tentu saja aku membalasnya dengan mencebik bibirnya tanda ia sebal.

"Arka, ibu taruh disini bajunya ya" ucap sang ibu.

"Arkana Gunadya Mahesti, masa sudah DEWASA masih harus di siapkan bajunya sama ibu tersayang setiap pagi?" timbal Hara.

"Iya iya adik ku tersayang" sambil mengusap rambut Hara.

"Ibu, kak Arka merusak tatanan rambutku yang sudah rapi ini, ah kenapa ibu melahirkan kakak seorang laki laki yang tidak tahu perjuangan untuk merapihkan rambut sepanjang ini di pagi hari" Hara menghampiri sang ibu yang sedang mencuci piring.

"Arka berhenti menggoda adikmu". Ucap ibu menengahi perkelahian adik kakak ini

"Bisanya Cuma mengadu P E N G E C U T" dengan suara berbisik

"Ibu..... Arka berkata kasar" Hara

"Sudah-sudah, Arka kamu akan terlambat, katanya mau praktek?" ucap sang ibu untuk melerai keributan di pagi hari ini.

"Makanya cepet lulus dong" timbalku.

"Seharusnya KAMU yang harus belajar, Kau tidak tahu betapa susahnya Kuliah KEDOKTERAN"timbal sang kakak

"Nah itu alasan Hara gak mau masuk Kedokteraan Karena lama untuk lulusnya, ayo berangkat kak nanti aku terlambat, bu kami berangkat dulu aku cinta ibu" mencium pipi sang ibu.

"Ya hati hati dijalan, Arka jangan ngebut kalau bawa motor."

"Ya ibuku tersayang" memeluk sang ibu

Universitas Pelita Harapan

Arka memarkirkan motornya, walaupun masih satu arah dengan sang kakak kami berbeda Universitas dan apalagi jurusannya Hara memilih jurusan Manajemen Bisnis ya tujuanya ingin menjadi sekretaris dari seorang bos yang tampan dan jangan lupa kata teman temannya, anak Manajemen bisnis bening bening sungguh senang membayangkannya.

"Hara turun, lihat itu mahasiswa baru yang lain pada lari, ra... Hara." Pegangan tangan Hara masih erat dipinggang sang kakak.

"Eh sudah sampai" Hara sadar akan lamunan dan melihat kearah mahasiswa baru yang sedang berlari ke aula kampus. Hara turun dari motor sang kakak dan langsung berlari.

"Ra Hara helmnya" teriak sang kakak dan tentunya tidak terdengar oleh Hara karena langsung berlari dan tentunya ia tidak mendengar teriakan sang kakak karena pakai helm.

"Hey mahasiswa baru lepas helm mu" ucap seorang senior

"Hey mahasiswa baru" kedua kalinya senior itu berucap dan masih di hiraukan oleh Hara, tentunya mahasiswa baru yang lain tidak melihat satu sama lain karena mereka masih fokus berlari karena dari aula sudah ada peringatan.

"Hey" ke tiga kalinya senior itu berucap dan berlari menghampiri Hara. Tentu hara terkejut ada apa gerangan dengan senior itu

'Apakah aku melakukan kesalahan?' ucap Hara dalam hati

"Iya senior." jawab Hara

"Lepas." melihat dengan intens ke arah Hara

"APA" Hara terkejut dan langsung menyilangkan tangan di badanya.

"Apa yang harus dilepas, ini depan umum senior" lanjutnya

Semua mahasiwa baru yang tadinya fokus untuk berlari tiba tiba semuanya focus kesatu arah. Bukan hanya mahasiswa baru, seluruh senior pun melihat ke arah Hara.

Tiba tiba semuanya teralihkan karena muncul laki laki tidak lain tidak bukan sang kakak terganteng di keluarga Mahesti, untuk satu hari ini aku harus mengakui kakak ku di anugrahi ketampan yang luar biasa oleh yang maha kuasa dan bodohnya ia lari lari dengan begitu dramatis.

"Helm" sambil mengatur nafasnya.

Hara menengok ke arah sang kakak, "Apaan?"

Arka berjalan mendekat, tentu Hara belum sadar akan kebingungan ini. "Hara sayang tunggu bentar, izinkan aku menghirup udara yang masih gratis ini" Pipinya Hara merah merona karena malu dilihat mahasiswa di depan aula.

'Dasar kakak bangsat apa yang akan dilakukannya'

Hara menutup matanya dan pasrah apa yang akan dilakukan kakaknya.

"Shit" umpat Hara.

"Hush jangan berkata kasar" Arka melepas helm yang masih di pakai oleh Hara.

"Pertunjukan macam apa ini, semua mahasiswa baru cepat masuk kedalam aula, dan kau juga masuk" tunjuk si senior ke arah Hara" Hara langsung berlari mengikuti mahasiswa baru lainnya.

"Bye-bye Hara" teriak sang kakak

"Dan, kau mahasiswa darimana ?"

"Ah maaf sebernanya aku juga akan terlambat, jaga Haraku oke, semoga harimu menyenangkan mmmm.......Aiden" menepuk pundaknya, Arka langsungbergegas pergi dan tidak lupa membawa helmnya.

-TBC-

My First Story

Semoga Kalian Suka💖

Tasikmalaya, 09 April 2021

HARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang