Sesak

0 0 0
                                    

"Berisik lo" laki-laki itu  menutup kedua telinga nya.

Sabill bangun dari duduknya tanpa bantuan laki-laki itu yang membuat emosinya terpancing"LO KALO JALAN LIAT-LIAT,UDAH MAIN NABRAK-NABRAK GAK MINTA MAAF GAK DI TOLONGIN LAGI,MAU BAKU HANTAM LO SINI MAJU LO PIKIR GUE GAK TAKUT YA TAKUT LAH"

"Lo yang salah kenapa harus gue yang minta maaf" laki-laki itu bersikeras membela dirinya ya memang benar ia tidak bersalah.

Sabill hampir lupa akan tujuannya ke toilet,ia sudah tak tahan ingin buang air kecil kalau ia terus-terusan meladeni laki-laki itu tidak akan ada ujungnya dan akhirnya ia mengalah saja daripada kebablasan di situ malu kan.

Sabill segera pergi dari hadapan laki-laki itu tidak lupa ia menyenggol bahunya,setelah masuk ke toilet ia menutup pintunya dengan sangat keras yang membuat laki-laki itu terlonjak kaget.

"Dih cewek sinting" Ia berlalu pergi untuk mencari ruang kepala sekolah.ya dia anak baru namanya Abyan gilang aditya.

Sabill keluar dari toilet dan bernafas lega"akhirnya lega"ia melirik ke kanan dan ke kiri ternyata koridor sepi yang tandanya jam kbm sudah di mulai ia pun bergegas pergi.

Tanpa pikir panjang Sabill membuka pintu dengan santai nya seketika semua murid mengalihkan pandangan ke arahnya.

Sabill menyengir ke arah teman-temannya sedetik kemudian bu iren menyadarkan Sabill yang sedari tadi berdiri di pintu "Sabill darimana kamu"

"Anu bu anu" Sabill gugup karena sekarang bagian bu iren yang notabenya guru kiler.

"Anu anu apa yang jelas kamu" gertak bu Iren sambil menggebrak meja

"Saya dari toilet bu" ucap Sabill jujur

"Jangan banyak alasan,duduk kamu" Sabill hanya bisa menghela nafas gusar percuma ia berbicara jujur kalo jadinya gini mending ia berbohong saja pikirnya.

Sabill berjalan menuju tempat duduk nya yaitu di samping Tiara ya mereka duduk berdua di belakang.

Pelajaran pun di mulai yang membuat Sabill merasa bosan bagaimana tidak bosan sekarang pelajaran matematika,sesekali ia tertidur dan berakhir kena ceramah bu Iren.

Bel istirahat pun akhirnya berbunyi semua murid bernafas lega.
Terutama Sabill yang sudah menanti nantikan jam istirahat.

"Hoamm akhirnya" ucap Sabill menguap

"Ishh,kantin yok" Ajak Tiara

"Duluan aja gue mau nyamperin doi dulu" Sabill menyengir

"Dah lah duluan,bucin mulu lo gak tau aja malem nya nangis-nangis" sindir Tiara

"HEH BILANG AJA LO IRI" teriak Sabill yang kesal padahal memang faktanya begitu toh.

Sabill berjalan menyusuri koridor rencananya ia akan ke kelas Ipa 2 yaitu kelas pacar nya namanya Marcel Dirgantara.

Setelah sampai di tempat yang ia tuju yaitu kelas Ipa 2 baru saja ia melangkah memasuki kelas sudah melihat pemandangan yang tidak mengenakan.

Seketika Sabill merasakan sesak di hatinya rasanya ia ingin berteriak sekencang kencangnya tapi ia tahan sebisa mungkin ini bukan kali pertama saja ia melihat pacarnya mesra-mesraan dengan temannya.

Nampak nya Marcel tidak menyadari Sabill yang sedari tadi menatapnya kecewa,ya Marcel sedang bercanda ria bersama Nazwa Monalisa yang notabenya teman Marcel.
sebenarnya siapa yang pacarnya Marcel? Marcel lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Nazwa dibandingkan Sabill pacarnya itu.

"Cari siapa lo" Sabill yang sedang melamun pun tersentak kaget karena Abyan menepuk bahunya tiba-tiba.

"Bukan urusan lo,lagian ngapain juga lo disini"

"Ya ini kelas gue,lah lo siapa ngapain ke sini ada perlu apa"

"Dih kepo lo" Sabill lebih memilih pergi daripada harus menyaksikan pacarnya dengan wanita lain.

Sabill berjalan menyusuri koridor ia bingung harus kemana untuk menenangkan hati nya dan ia pun memutuskan untuk ke taman belakang yang terdapat beberapa siswa-siswi saja.

Ia melangkah menghampiri kursi dan mendudukkan bokongnya,Sabill pun menghela nafas gusar ia lelah sangat lelah dengan hidupnya mengapa ia tidak pernah merasakan bahagia,ia merasa tidak ada yang peduli padanya.bahkan saat ini juga ia tidak mempunyai sahabat untuk menghiburnya.
Terkadang Sabill iri kepada orang lain yang selalu di hibur oleh sahabat-sahabatnya dikala sedang mempunyai masalah.

Tes

Air mata Sabill luruh begitu saja,ia memandang ke depan dengan tatapan kosongnya.
Tapi tiba-tiba ada seseorang yang memegang bahunya dari belakang yang membuat Sabill panik seketika.

Sabill mengusap air matanya lalu berucap"jangan mentang-mentang gue lagi ngelamun lo bisa seenaknya ngerasukin gue tan,dan jangan mentang-mentang juga gue gak punya temen lo mau temenan sama gue,pokoknya jangan deh jangan lebih baik sendiri kalo gini mah"ucap Sabill semakin histeris kali ini ia menutup kedua matanya.

Penasaran gak,penasaran gak,ya penasaran dong.
Ayok tebak siapa yang megang bahu Sabill,kira² manusia apa setan mau tau? Baca kelanjutannya 🙌

Mau bikin author seneng gak? Gampang kok cuma kasih vote sama komen aja 😹

Sampai ketemu di part selanjutnya babay 😻
Salam manis dari author yang gak kalah manisnya ck pede:v

Sebelumnya terima kasih yang udah baca

Assalamualaikum🙏

SabillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang