1

888 131 26
                                    

Ceklek

"Tadaima." Seru Itadori tepat ketika kakinya memasuki rumah. Sukuna yang berjalan di belakangnya hanya diam.

"Okaeri." Sebuah sahutan terdengar dari arah dapur. Seorang wanita berambut coklat pendek terlihat keluar dari arah dapur. Senyumannya mengembang ketika ia melihat kedua sosok putra kesayangannya. "Segera bersihkan diri kalian, setelah itu kita makan malam."

Tanpa bersuara Sukuna langsung berjalan mendahului Itadori yang masih berbicara dengan ibu mereka. Ia langsung menjatuhkan dirinya diatas kasur dikamarnya. Sejenak ia menatap kearah langit-langit kamar sebelum akhirnya memutuskan untuk membersihkan diri.

Tak perlu waktu lama baginya untuk membersihkan diri. Ketika ia keluar dari kamar mandi, sosok Itadori terlihat tengah duduk di kursi meja belajarnya sembari memainkan ponsel pintar.

Sukuna berjalan ke arah meja di samping tempat tidurnya. Ia ambil satu putung rokok yang disimpannya di dalam laci meja, tak lupa dengan pematiknya. Ia berjalan menuju ke arah jendela yang terbuka. Ia nyalakan rokok di tangannya dan menghirup dalam-dalam asapnya dengan santai.

"Hentikan kebiasaanmu itu. Kaasan akan marah jika ia tau kau sudah pandai merokok." Ujar Itadori sembari tetap menatap kearah ponselnya. Sukuna yang mendengar ucapan saudara kembarnya hanya melirikan mata dengan sekilas. Keheningan sempat melingkupi mereka berdua, hingga Sukuna memutuskan untuk bertanya.

"Temanmu yang berambut gelap itu, siapa namanya?"

Itadori menatap sekilas. "Maksudmu Fushiguro?"

"Oh."

Itadori menghentikan kegiatannya. Kedua matanya memincing curiga menatap kearah Sukuna yang masih santai menghisap rokoknya. "Kenapa kau bertanya?"

Sukuna mematikan rokoknya yang masih setengah. Ia buang putung rokoknya ke tempat sampah setelah memastikan jika apinya telah padam. Setelahnya ia mendudukan diri di ranjangnya, tanpa berniat menjawab Itadori sedikitpun.

Itadori yang melihatnya pun memilih untuk kembali fokus pada layar ponselnya. "Ingat ya, kau harus berhenti merokok."

Sukuna melirik sinis. "Lihat saja nanti."

XoX

Skip Time

Pagi yang cerah tiba. Sebagai seorang pelajar itu adalah waktunya Sukuna dan Itadori untuk pergi sekolah. Mereka berdua berjalan beriringan memasuki gerbang sekolah, bersama dengan siswa lainnya.

"Itadori!"

Dua intesitas berambut pink itu membalikan tubuh mereka ke arah sumber suara. Terlihat Kugisaki dan Megumi yang tengah berjalan santai menuju kearah mereka berdua.

"Ohayou./Ohayou." Sapa Megumi dan Kugisaki bersamaan.

"Oh, ohayou!" Balas Itadori sembari tersenyum cerah. Sukuna sendiri masih tetap diam sembari menatap tajam kearah si rambut hitam yang di lehernya terlilit sebuah headphone berwarna putih.

Mereka memutuskan untuk kembali melanjutkan langkah kakinya ke kelas. Itadori dan Kugisaki terlihat membicarakan berbagai hal yang acak yang tidak penting. Sedangkan Megumi kembali memakai headphone miliknya yang ia sempat lepas tadi.

Sukuna melirik kearah Megumi yang tengah sibuk dengan ponselnya. Matanya memperhatikan dengan tajam setiap inci wajah Megumi yang terlihat agak..-err.. feminim menurutnya.

"Apa ada sesuatu di wajahku." Ujar Megumi sembari balas menatap ke arah Sukuna. Sukuna sendiri sedikit terkejut karena Megumi tau ia tengah memperhatikannya. Tapi ia mencoba tetap terlihat santai.

"Tidak. Kau akan jatuh jika bermain ponsel sambil berjalan."

Baru berselang satu detik ia selesai bicara, seorang siswa tiba-tiba saja berlari mundur keluar dari salah satu kelas. Siswa itu tanpa sengaja menabrak Megumi hingga Megumi ikut menabrak Sukuna di sampingnya. Sukuna yang tidak siap malah melingkarkan tangan kanannya di tubuh Megumi, berniat mencari pegangan. Tapi mungkin tubuhnya memang lebih besar dari Megumi sehingga bukannya membantu menjaga keseimbangan, Megumi justru ikut jatuh dengannya.

Megumi terdiam ketika ia merasa duduk diatas sesuatu yang empuk. "Oi! Jangan bermain-main di koridor sialan." Seru Sukuna emosi.

Megumi yang baru menyadari jika dirinya tengah duduk di paha kanan Sukuna, dengan cepat langsung berdiri. Sukuna sendiri tengah mengusap kepala belakangnya yang terbentur dengan dinding koridor.

"Kau tidak apa Fushigu...ro" Sukuna menghentikan ucapannya ketika pandangannya melihat kearah Megumi. Terlihat Megumi memegangi kerah jaketnya yang agak tinggi, mencoba menutupi bagian bawah wajahnya. Meskipun terlihat samar, Sukuna bisa melihat ada semburat merah muda di kedua pipi Megumi.

'Manis.'

"A-aku tidak apa. Terimakasih." Megumi langsung berjalan pergi meninggalkan Sukuna yang masih terduduk di lantai.

"Apa yang kau lakukan?" Seru Itadori yang melihat Sukuna tengah duduk di lantai.

"Eh, Fushiguro?!" Sambungnya ketika sosok Megumi berjalan melewatinya dengan cepat dan langsung masuk ke dalam kelas.

"Dia kenapa?" Ujar Kugisaki bingung. Itadori juga menggelengkan kepalanya tanda ia juga tidak tau.

Sukuna sendiri yang melihat tingkah laku Megumi secara tidak sadar tersenyum miring.

'Sepertinya akan menarik.'

"Hei! Apa kau akan selamanya duduk disana?" Teriak Itadori. Sukuna yang baru tersadar dari pikirannya langsung berdiri. Ia bersihkan sekilah celananya dari debu yang mungkin saja menempel.

"Aku duluan." Ujarnya ketika melewati Itadori dan Kugisaki.

"Ada apa ini? Kemarin juga Sukuna tiba-tiba bertanya tentang Fushiguro." Ujar Itadori sembari menggaruk kepalanya.

"Bertanya soal Fushiguro? Kenapa?"

"Tidak tau. Dia itu memang aneh, abaikan saja." Itadori berjalan lebih dulu menuju kelas. Kugisaki yang terdiam sesaat tiba-tiba saja menunjukan sebuah senyum aneh di wajahnya.




























































"Hmm.. Sepertinya aku tau."

To be Continue

Part 2 jadi...
Yeeeaayy...

See you next chap~

You Will Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang