Chapter 9

359 48 12
                                    

“Taehyun pulang.” Taehyun menutup kembali pintu utama rumah setelah masuk. Selesainya melepas sepatu dan kaos kakinya dan menaruhnya ke rak dekat pintu, Taehyun mendapati bibinya sedang menyiapkan makan malam di meja makan.

Bibinya tersenyum hangat melihat Taehyun yang baru pulang sekolah. “kamu pulang telat hari ini, Tae.” ucap bibinya.

“iya, Bi. Taehyun nyantai dulu tadi.”

“yaudah, ganti bajunya, lalu makan.”

Taehyun menanggapi dengan anggukan lalu menuju lantai atas tempat kamarnya berada.

Setelah selesai berganti baju, Taehyun ke lantai bawah lagi menuju ruang makan. Bibinya disana menunggunya.

"paman belum pulang?" tanya Taehyun sembari mendudukkan dirinya di meja makan.

"belum. Jangan tunggu dia. Dia akan pulang tengah malam hari ini. Kamu makan aja dulu, Taehyun."

Taehyun mengangguk lalu mulai makan. "bibi udah makan?" tanyanya karena melihat bibinya hanya diam memperhatikannya.

"bibi masih kenyang. Udah, jangan kalutin bibi. Bibi bisa makan nanti,"

Taehyun hanya menghela napas dan mengangguk.

"bibi..." suara Taehyun di sela makannya.

"iya?"

"Taehyun gamau ngerepotin bibi lebih lama lagi. Taehyun pengen kerja bantu ringanin beban paman sama bibi. Sekaligus, Taehyun mau ngekos aja. Boleh?"

Mendengar itu, Soojin menghela napasnya. Lalu menatap ke keponakannya itu.

"Taehyun kusayang... Sejak kedua orangtuamu tiada, ibu kamu ngasi amanah ke bibi, mereka nitip kamu ke bibi untuk jagain dan menghidupi kamu.."

"tapi, Tae udah besar, Bi. Tae gamau jadi beban disini. Kasian paman."

"Tae, dengerin bibi.. Kamu aja sekolah dari hasil beasiswa. Kamu itu bukan beban. Kamu boleh kerja, tapi jangan ninggalin bibi. Bibi masih butuh kamu disini, ya? Bibi gamau kamu tinggal sendiri apalagi ngekos. Kamu disini aja sama bibi dan paman. Kamu kalo mau kerja gapapa. Asal tetap tinggal disini."

Taehyun menatap lekat ke manik wanita paru baya dihadapannya.

Soojin bagaikan ibu kedua bagi Taehyun. Soojin telah merawatnya dengan baik sejak Taehyun remaja hingga sedewasa ini. Soojin begitu tulus padanya. Dan melihat manik penuh ketulusan itu membuat Taehyun jadi tak tega untuk bersikeras meninggalkan rumah ini dan hidup sendiri.

Mungkin, Taehyun diharuskan untuk menjaga paman dan bibinya juga. Terlebih, bibi dan pamannya tidak bisa punya anak.

Sedetik kemudian, Taehyun mengangguk. "oke, maaf... Taehyun ga akan ninggalin bibi dan paman. Taehyun bakal cari kerja aja." ujar Taehyun sambil tersenyum.

Yang dibalas senyuman hangat oleh Soojin.

——

Ada keributan di kantin. Orang-orang hanya berani menonton dari meja mereka masing-masing sambil menikmati menu istirahat mereka tanpa berani untuk membantu.

Taehyun awalnya tidak peduli. Dia masih acuh sambil memakan mie ayamnya dengan tenang.

Sampai Hueningkai membuka suara untuk berkomentar pada situasi yang sedang berlangsung.

"kasian tu cewek. Gemeternya melebihi gue," ujarnya dengan pandangan yang tak lepas memandangi salah satu siswi yang kepalanya menunduk di sana.

Taehyun mengerutkan alis mendengar pernyataan Hueningkai barusan.

The Beautiful Devil | TaeGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang