(Part 3)

786 70 1
                                    

24 Maret 2021| 21.25 WIB

***

Mew menarik rem tangan mobilnya tepat didepan sebuah bangunan dikawasan perumahan elite dengan pagar setinggi 3 meter. Rumah yang kelihatan sangat cocok untuk seorang bandar narkoba bersembunyi. Dengan cepat ia membuka kaca jendela yang berada disisinya saat seorang penjaga keamanan mendatangi mobil mereka, lalu seketika Mew menunjukkan pesan perjanjian yang telah ia buat dengan sang bos malam ini.

Ketika gerbang baja itu dibuka, mata Gulf berbinar melihat indahnya tatanan taman berikut kolam air mancur yang menyapa mereka. Halaman rumah itu begitu luas dan sangat indah, persis seperti rumah yang selalu ia impikan.

Senyum Gulf mengembang, lalu ia menoleh kearah Mew. "Sayang.. nanti kita punya rumah yang kaya gini ya? Please.." Ujarnya dengan nada manja.

Mew terkekeh lalu meraih tangan Gulf yang berada diatas pahanya, dikecup punggung tangan sang kekasih lalu ia berkata. "Iya, nanti kita punya rumah yang lebih besar dari ini.. lebih bagus.. lebih mewah.."

"Yey asik.. makasih sayang.." Sahut Gulf senang.

Mew memarkirkan mobilnya didalam carport yang berada disamping teras, lalu mereka berdua bersiap-siap untuk segera turun menemui si bos. Gulf meraih koper yang berisikan uang dikursi belakang, lalu ia memastikan pistol miliknya berada didalam saku jas. Mew sama seperti Gulf, ia ikut memastikan pistol dan pisau yang berada didalam jasnya.

"Ayo turun." Ajak Mew sembari membuka pintu mobil, Gulf mengangguk lalu ikut membuka pintu mobil.

Keduanya turun dan langsung merapihkan pakaian masing-masing, lalu dengan segera mereka mengikuti anak buah si bos untuk memasuki rumah megah itu. Mew dan Gulf diarahkan oleh anak buah itu ketengah ruangan, dimana sang bos sedang duduk santai bersama dengan dua orang wanita.

Sang bos yang menyadari kehadiran Mew dan Gulf langsung menyapa mereka, menyambut hangat client barunya yang ia kira akan menjadi patner baik.

"Selamat malam.. tuan Jong dan tuan Kana, saya sangat senang bisa berbisnis dengan kalian." Sapa sang bos.

"Selamat malam tuan Tul, kami juga sangat senang bisa berbisnis dengan anda." Balas Mew.

"Jadi, apakah uangnya sudah anda siapkan?" Tanya Tul tanpa berbasa-basi.

"Kana.." Panggil Mew memberi kode.

Dengan cepat Gulf menunjukan koper yang sedari tadi berada ditangannya. "Seratus lima puluh juta. Benarkan?" Tanya Gulf memastikan.

"Yes, exactly." Sahut Tul cepat.

Tul langsung memberikan kode kepada anak buahnya untuk menganti koper yang dipegang oleh Gulf dengan koper yang berisikan narkoba, Gulf langsung menyambut pertukaran koper itu, lalu ia melihat isi dari koper tersebut untuk memastikan.

Seketika seringai Gulf napak disudut bibirnya ketika ia melihat obat-obatan terlarang itu, lalu dengan cepat Gulf kembali menutup dan mengunci koper itu dengan rapat. Ia menoleh kearah Mew lalu mengangguk dan memberi kode dengan gerakan alisnya untuk segera pergi dari hadapan Tul.

"Saya dan Kana pamit, senang berbisnis dengan anda, tuan Tul. Selamat malam." Ujar Mew tegas.

Mew dan Gulf memutar tubuhnya dan mulai melangkahkan kakinya dengan cepat kearah pintu, mereka tidak mencoba untuk kembali menoleh kearah sang bandar narkoba, yang mereka butuhkan saat ini hanyalah berjalan secepat mungkin menuju mobil mereka.

The Last ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang