JANJI DI ATAS INGKAR

12 5 0
                                    

     "Dia calon istriku," kata Reno dengan wajah penuh senyuman. Lintang berdiri terpaku, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Kamu nggak usah becanda! Ini nggak  lucu!" sergah Lintang sambil menahan sebak di dadanya.

     Gadis itu masih berharap saat ini Reno tengah menggodanya. Tidak,ini pasti hanya prank.
"Udahlah, kamu nggak bakat jadi pembohong, Ren. Kamu sepupu Reno, kan?"

      Kali ini Lintang bertanya kepada gadis yang tengah berdiri di samping Reno. Ia berharap, gadis itu akan mengangguk dan mengiyakan bahwa Reno memang sedang main-main. Tetapi, gadis itu menggelengkan kepalanya perlahan.
"Bukan, aku Maharani tunangan Reno. Kami akan menikah bulan depan, itu sebabnya kami datang ke Bandung. Kami ingin menyampaikan kepadamu, supaya kamu nggak lagi menunggu Reno."

       Hancur sudah perasaan Lintang. Kemana cinta yang sudah mereka bina selama lima tahun? Apakah janji itu hanya sebatas janji yang memang sejak awal tidak akan pernah ditepati.

      "KAMU JAHAT!" seru Lintang. Dia tidak peduli lagi orang di sekeliling mereka sontak menoleh dan menjadikan pertengkaran ini tontonan gratis.
"Kita bisa bicara di tempat lain, Tang. Jangan di sini," ujar Reno sambil meraih tangan Lintang. Namun, gadis itu menepis dengan kasar.
"Nggak perlu!"
"Lintang, aku mohon," pinta Reno.

       Lintang tersenyum dengan sinis, ia menatap Reno dan Maharani dengan tajam.
"Bagiku semua sudah selesai, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi!"

      Tanpa menunggu lebih lama lagi, Lintang pun bergegas pergi. Melihat hal itu Maharani berinisiatif untuk mengejar, namun Reno menarik tangan gadis itu sambil menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah dikejar, mending kamu langsung beli tiket untuk kita balik ke Jakarta sekarang," tukas Reno.
"Kamu nggak bisa kayak gini , Ren. Ini nggak akan membantu sama sekali. Justru kalau kamu cinta sama dia, kamu bilang tentang apa yang saat ini kamu alami," ujar Maharani.
"Lalu , dia akan lebih bersedih, nggak bisa kuliah dengan baik. Dia akan bolak balik Jakarta- Bandung hanya demi aku."
"Bukannya bulan depan kamu dan keluargamu juga akan kembali ke Bandung? Ayolah, Ren, jangan biarkan orang yang kamu cintai sakit hati dan hancur seperti ini," ujar Maharani lagi.

      Reno menggelengkan kepalanya kembali.
"Kita udah sepakat, Ran. Sekarang kita pulang."
Maharani menggelengkan kepalanya, ia merasa kesal bukan main pada adik sepupunya yang satu ini. Bagaimana mungkin, dia tega melukai hati gadis yang ia cintai?

      Maharani tak peduli lagi, ia segera melangkah menuju ke loket dan membeli dua tiket kereta eksekutif untuk kembali ke Jakarta. Untung saja masih ada di jam berikutnya. Tau begini ,ia harusnya membawa mobil sendiri tadi.

    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KUNANTI CINTAMU DI PINTU SURGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang