Semua ini aku tulis dengan tangan yang dulu pernah menggenggam tanganmu dengan erat.
Kali ini, Aku sedang mencoba bertahan dengan rasa ini.
Ikhlas itu bohong, yang benar adalah terpaksa lalu menjadi terbiasa. Karena tuhan tau bahwa aku kuat.
" Jangan lunturkan senyummu hanya karena debu yang tak sengaja singgah. "
Saat ini kesalahan terbesarku yaitu, Menaruh harapan terlalu banyak terhadap dirimu. Aku tidak pernah menyesali semua perkenalan ini. Namun, kenapa kita terlalu awal sekali untuk berpaling dari angan-angan yang pernah kita ucapkan bersama ?.
Semoga ini bukan menjadi akhir tulisanku tentangmu. Jangan salahkan aku yang semakin dingin. Karena aku pernah tau rasanya hangat tapi tidak dipedulikan.
Meski warnaku sudah mulai memudar. Setidaknya kali ini, ada pelangi baru yang mewarnai hidupmu.
Karena saat ini aku sedang sibuk menjalani suatu hal, yaitu penyesalan.
Kita adalah sepasang orang yang dipertemukan oleh takdir. Namun, dipisahkan oleh egoku yang terlalu memaksamu untuk tetap bersamaku.
Iya. Maaf, kali ini memang aku yang salah karena terlalu banyak berharap tentang dirimu.
Bukan tentang rasa cinta. Tapi ini semua tentang prioritas, menghargai, dan menganggapmu ada.
Percayalah kamu, Ada tau tidaknya pertemuan dan percakapan sekalipun. Kamu tetap bagian penting dariku.
Ketika rinduku mulai mengalahkan logika. Terciptalah tulisan ini.
Pada akhirnya, Aku tidak lagi menunggumu. Tetapi bergegas pergi untuk segera menemuimu.
Kamu tau bahwa aku mencintaimu. Sayangnya, kali ini bukan aku yang kamu inginkan.
Untuk kali ini, Lebih baik aku yang kehilangan dirimu. Daripada kamu yang harus kehilangan kebahagiaanmu.
Aku bukan seorang yang pendendam. Hanya saja, aku ingin menjadi pengingat yang baik, tentang kamu, aku dan kita.
Secepat itu kita terasingkan oleh waktu. Padahal dulu kita selalu berangan-angan tentang masa depan.
Nad, Kali ini.. Bukan tentang siapa yang harus dulu melepas. Tetapi, tentang siapa yang harus lebih dulu ikhlas dengan kata perpisahan yang memang seharusnya dilakukan.
Kali ini kamu harus percaya. Takdir berjalan semaunya. Memaksa kita untuk mengikutinya.
Terima kasih telah menjadi luka di penghujung tahun 2021 kala itu. Awalnya aku tidak paham, tidak terima, bahkan menangisimu berhari-hari. Namun akhirnya aku sadar, setiap luka memiliki makna. Jika bukan karenamu, Aku tak akan pernah mendapatkan pengalaman semenyakitkan ini. Dari sini aku mulai paham, bahwa setiap luka mengajariku sesuatu, yang aku butuhkan hanya berdamai dengan waktu.
Kita memang sedang berlari, tapi lintasan kita berbeda.
Dunia sedang bercanda, tapi mengapa aku tidak tertawa sendirian ?. Padahal dari awal januari 2021, kita sudah mengkhayalkan langit penuh warna, lalu kini waktu menutup jalannya cahaya itu. Terima kasihku tetap selalu untukmu. Aku sayang kamu seperti 5 tahun lalu saat pertama kali kita bertemu. Maaf kalau aku terlalu sibuk menjadi yang terbaik, sampai aku lupa untuk ada didekatmu. Semoga nanti kita masih bisa bertemu dalam keadaan yang bahagia ya. Karena di negeri ini tangisku pernah jatuh.
Saat ini aku hidup seperti anak kecil yang sedang belajar menulis. Setiap goresan tintanya adalah perjuangan, meski tulisannya tidak selalu bagus. Tapi aku percaya, perjuanganku kemarin adalah usaha yang aku ciptakan sejak 5 tahun lalu saat awal kita bertemu. Hanya butuh satu tahun untuk aku bisa mengenalmu dan mencintaimu sampai saat ini. Aku rindu..
Aku percaya bahwa desember 2021 bukanlah akhir. Mungkin hanya usai untuk harapan yang tak pernah berhenti. Semoga hatimu selalu baik-baik saja ya.
Terima kasih untuk setiap luka, kecewa dan air mata yang senantiasa menemani akhir kisah kita. Tahun lalu aku memang jatuh, tapi aku percaya bahwa kedepannya aku bisa bangkit. Meski desemberku kemarin punya berjuta rasa kegagalan, tapi aku percaya bahwa ada rasa kebahagiaan yang harus disyukuri.
Kisahmu masih panjang, sedihmu tak seberapa. Semangat menjalani harimu tanpa aku. Sudah ya bercandanya. Lukamu tidak akan sembuh dengan tawa dan permintaan maafmu yang berkali kali aku terima. Semua ada masanya, semua ada kisahnya. Terima kasih 2021 dan segala luka didalamnya.