#4

288 46 5
                                    

Disisi lain, Atsumu sudah mulai lelah menunggu Osamu yang berjam jam tidak kembali. Badannya sudah lelah dan ingin sekali mandi. Saat sedang menunggu kepulangannya, ponselnya bergetar dan tertulis Suna disana.

Suna

"Halo?"

"Oh Atsumu, Osamu ada dirumahku. Nanti akan kuantarkan dia pulang"

"Ya sialan, aku disini sudah lelah. Dia malah asik asikan dirumahmu!!"

"Dia sedang tidur"

"Kenapa kau membiarkannya tidur. Aku disini lelah, ingin mandi!"

"Mandi saja, biarkan karyawan lain yang menggantikanmu"

"Awas Osamu jika pulang. Baiklah baiklah.."

"Oke.."

Atsumu menyuruh pegawai lain untuk menggantikan posisinya. Ia langsung mandi bersih bersih badan.

Hampir tiga jam dirinya hanya bermain ponsel di kamar tidurnya. Ini sudah malam, kenapa Osamu tidak pulang pulang? Atsumu khawatir dan hampir menghubungi Osamu. Namun, saat ingin menelepon terdengar suara mobil dari depan rumah . Atsumu langsung berlari membukakan pintu.

Atsumu mengerutkan dahinya saat melihat Osamu dituntun oleh Suna. Ada apa sebenarnya? Ia kemudian membantu Suna dan mengantarkan Osamu ke kamarnya. Setelah kembarannya itu berbaring di kasur, ia menatap Osamu aneh.

"Ada apa? Kaki mu kenapa Samu?" tanya Atsumu

"Dia-"

"Terpeleset di kamar mandi milik Suna."

Osamu memotong pembicaraan Suna dan memberikan alasan tersendiri. Atsumu percaya dan menyuruh Osamu untuk hati hati. Suna tidak menyukai kebohongan, ia disini juga tidak mengiyakan alasan dari Osamu. Dirinya hanya diam.

"Pulang aja Sun, udah malem juga," jawab Atsumu

"Iya, pulang dulu ya.."

"Oke hati hati.."

Atsumu mendatangi Osamu yang sedang memejamkan matanya.

"Kau tidak mandi?" tanya Atsumu

"Aku tidak ingin merepotkanmu"

Atsumu mengerutkan dahi dan melihat saudaranya berbaring kesamping. Ia menarik tangan Osamu pelan.

"Mandi sana, aku ambilkan kursi roda," jawab Atsumu sembelum keluar kamar

Dirumah mereka berdua ada kursi roda karena dulu waktu remaja umur belasan tahun kaki Atsumu pernah patah tulang dan tidak bisa berjalan sekitar seminggu dan mengharuskan menggunakan kursi roda untuk kemana mana.

Atsumu datang dan melihat Osamu masih berbaring sembari melihatnya.
Ia mendekatkan kursi rodanya ke tempat tidur milik saudaranya dan tidak lupa mengunci rodanya.

"Apa kau tidak bisa duduk?" tanyanya

"Tarik aku.."

Lelaki berambut kuning menarik tangan Osamu sampai bahunya terangkat dan Osamu sudah posisi duduk.

"Kau ini sakit patah tulang atau terpeleset kamar mandi sih? sampai menyulitkan seperti ini," Atsumu mengeluh

"Aku kan sudah bilang, kau akan kerepotan!"

"Huh.."

Atsumu membantu Osamu untuk duduk di kursi rodanya. Sampai akhirnya berhasil dan Atsumu membuka kunci roda tersebut.

"Tolong ambilkan baju," suruh Osamu

"Hey! Berterimakasihlah dulu!"

Atsumu kesal dengan Osamu yang langsung pergi tanpa mengucapkan terimakasih. Menuruti kata kembarannya, ia langsung mengambil baju untuk kembarannya tersayang.

Memangnya aku sayang dia? Tidak - Atsumu

15 menit kemudian Osamu kembali ke kamar dengan handuk di lehernya. Atsumu sudah ditempat tidur sambil bermain ponsel.

"Kau seperti pengangguran," ucap Osamu

"Aku dua hari libur latihan. Sangat bosan dirumah," jawab Atsumu

"Makanya bantu di toko saja. Daripada main ponsel seperti anak pengangguran"

Osamu mengomeli Atsumu sambil mencoba naik ke tempat tidurnya sendiri. Atsumu yang di atas langsung melihat kebawah dengan wajah kesalnya.

"Aku bermain ponsel untuk melihat pertandingan voli. Hitung hitung agar mendapatnya ide," kesal Atsumu

"Ya ya terserah"

"Kau ke rumah Suna untuk apa?"

"Oi.. untuk apa?"

Osamu diam untuk berfikir memberi alasan apa. Atsumu yang tidak sabaran terus menerus mendesak untuk mejawabnya. Ia kira Osamu tidak mendengar apa yang ia katakan.

"Ada urusan, kau ini ingin tau saja!"

"Oh.. kenapa tidak mengajakku? Sudah dua hari aku tidak berjalan jalan," tanya Atsumu

"Kau kan menjaga toko.."

"Besok cari pegawai baru. Kau ini pelit sekali"

Atsumu dan Osamu mengobrol dari tempat tidurnya. Lampu yang sudah dimatikan dan hanya tersisa lampu tidur bergambar rubah. Keduanya selalu saja bertengkar walaupun itu masalah kecil.

"Terserah, lagian semakin banyak pegawai keuntungan yang aku dapat semakin sedikit nantinya"

"Kau memang pelit, dasar jelek," jawab Atsumu dengan kesal

"Kita kembar. Jika aku jelek maka dirimu juga tambah jelek"

"Aku tampan, terbantu rambut kuningku. Daripada dirimu, sudah terlalu biasa"

Osamu di bawah sudah menahan emosinya. Andai saja bantal yang ia peluknya sekarang bisa terlempar diwajah Atsumu, mungkin ia sudah tertawa lepas melihatnya.

"Tidur! Jangan mengoceh mulu," suruh Osamu

"Kau pasti akan rindu denganku, karena besok aku ada latihan pagi," jawab Atsumu dengan percaya diri

"Aku malah bersyukur kau tidak ada dirumah.."

Atsumu langsung melihat kebawah dan menatap Osamu dengan tatapan kesal. Bibirnya bergerak gerak seperti ingin meluapkan emosinya. Osamu yang ada dibawahnya hanya diam dan melambai lambaikan tangannya.

"Aku malas berurusan denganmu," ucap Atsumu kembali rebahan

"Makanya tidur saja.."

"Aku lapar"

"Jangan katakan. Tidur cepat!"

Osamu paling trauma saat mendengar keluhan Atsumu lapar ditengah malam seperti ini. Bukan karena takut ke dapur, Atsumu pasti akan membuat keributan dan menghabiskan waktu tidur Osamu untuk membersihkan dapur, karena setiap Atsumu lapar dan membuat makanan pasti ada saja masalah, Entah itu piring jatuh atau makanan jatuh berceceran.

"Baiklah baiklah..."

Dikit ya :) Terimakasih sudah membaca..

A Little Brave | Miya OsamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang