"...ahahaha..."
"... nata-chan hati-hati..."
"Okaa-chan anginnya kencang sekali, hahaha..."
"Hati-hati, jangan berlari-lari seperti itu.."
"Okaa-chan..."
...
"Okaa...-san.."
"... nata..."
"Are... cahaya matahari di musim panas itu menghilang. Dimanakah laju angin yang sejuk tadi? Dimanakah harum bunga matahari tadi? Dimana...Okaa-san..."
"Hinata..."
"Berubah gelap... kecerahan matahari tadi tiba-tiba menjadi gelap,"
"Hinata..."
"Tapi suara siapakah itu?"
"Hinata,"
Sepasang mata pearl itu terbuka pelan menampakkan irisnya yang kelelahan. Suara tiupan angin pada jendela yang terbuka sedikit meniupkan hawa sejuknya pada sedikit helai indigo yang terbaring lemah selama dua hari ini. Sang pemilik masih terlihat beradaptasi dengan kesadaran yang baru diperolehnya. Perlahan, ia menelengkan kepalanya ke arah sosok pemuda yang membelakangi cahaya di jendela itu untuk menghadapnya. Merasakan tangan mungilnya yang tergenggam hangat oleh tangan kekar pemuda itu.
"G-gaara-k-kun..."
"Syukurlah..."
Wajah tampannya tak terlalu menampakkan senyum. Tapi gadis yang tergolek lemah di hadapannya itu sudah cukup merasa bahwa pancaran bahagia dan kelegaan yang luar biasa muncul ketika tahu ia mampu menggaungkan namanya setelah sekian lama.
"Maaf, aku tidak bisa menjagamu,"
Pemuda itu menempelkan bibirnya pada tangan sang istri.
Hinata kembali mengenang peristiwa yang menimpa dirinya beberapa waktu lalu. Sebagian ia mulai memahami maksud perkataan Gaara, walau belum mengingat kejadian yang menimpanya itu secara sepenuhnya.
Tangan pucatnya membelai pipi halus sang suami dengan sayang. Mencoba menyalurkan perasaan bahwa ia baik-baik saja dan menyuruhnya untuk tak terlalu khawatir terhadapnya. Mencoba tersenyum lemah karena keadaannya yang belum benar-benar pulih.
"T-tidak apa-apa. A-aku baik-baik saja, Gaara-kun.... A-arigatou, telah mengkhawatirkanku,"
Meski seperti sebuah bisikan ketika ia mencoba untuk berkata.
Gaara beralih mengusap wajah wanita yang begitu dicintainya itu.
"Justru aku yang musti berterima kasih padamu..."
Mengecup dahi Hinata dan mengusap perut rata wanitanya.
"...Telah memberikanku sebuah kebahagiaan yang utuh,"
Hinata mengernyitkan dahinya.
"M-mungkinkah... G-ga-gaara-kun..."
"Ya... ya Hinata... sebentar lagi kita akan menjadi panutan untuk-"
"Hinata-chaaaaaan.....!!"
Dobrakan pintu mengagetkan kedua sejoli yang hampir menautkan bibir mereka dengan suasana romantis yang hendak tercipta. Disana muncul Kankurou dan diikuti Temari di belakangnya.
"Baka aniki..."
Gaara menggeram. Memelototi kakak lelakinya hingga menciut, sadar ia telah mengganggu kebersamaan pasangan muda itu -lagi-.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pierce
RomancePerjodohan. Tidak ada yang tahu, akan berakhir seperti apakah manusia yang mengalami hal bernama perjodohan. Kebahagiankah? Atau malah kesedihankah? Siapa yang bisa menebak. Semua kemungkinan bisa terjadi./R&R please/canon. Naruto belongs to Masashi...