Raka dan Zaky kembali ke perusahaan.
Wajah yang selalu dingin, kini ada senyum tipis di bibir mereka.
Zia, wanita itu sangat menarik. Jarang sekali ada wanita yang memasuki penilaiannya. Terlebih lagi penis mereka seolah sangat pas dan nyaman berada di dalam vagina Zia.
Tidak tahu perasaan apa ini. Tapi Mereka berdua sangat tertarik dengan Zia. Sampai mereka merasa bosan, Zia tidak bisa lepas dari tangan mereka.
"Bagaimana dengan perusahaan Arko?" tanya Raka.
"Ck... mereka hanya ingin menipu kita." Zaky berdecak kesal.
Perusahaan Arko adalah milik paman mereka. Pamannya menawarkan kerjasama dengan sebuah laporan keuangan yang sudah dimanipulasi. Berpikir bahwa pamannya menganggap mereka hanya anak yang mudah dibodohi dengan laporan palsu itu. Zaky kesal!
"Selesaikan pekerjaanmu dulu. Biar aku yang mengurus perusahaan Arko."
Zaky mengangguk.
Raka bekerja lebih efisien dan kejam dibandingkan dengan Zaky. Jangan tertipu dengan senyum ramah Raka yang seolah mudah didekati. Raka bahkan lebih kejam dibandingkan Zaky.
----
Di Apartement.
Zia turun perlahan dari kasur. Sesekali meringis kesakitan.
"Sialan!" masih perih.
Zia meraih barang-barangnya, dan pergi dari tempat itu.
Tidak tahu siapa Raka dan Zaky, dilihat dari apartement yang ia tempati, jelas mereka dari kalangan banyak duit.
Zia harus kabur.
----
Masa damai Zia hanya dua hari.
Karena di hari ke tiga. Lelaki tampan yang sudah membobol vaginanya kini berdiri di depan pintu rumahnya.
"Mau apa kau?!" Zia berusaha menutup pintu ketika tahu siapa yang bertamu. Sayangnya ia kalah cepet.
"Aku Raka, tidakkah kamu mempersilahkan tamu masuk?" Raka mendorong pintu sampai ia masuk ke dalam.
"Saya tidak menerima tamu!" Zia bersungut kesal.
Raka mendekati Zia. Langkahnya perlahan tapi pasti.
"Berhenti! Jangan dekat-dekat!" Zia tidak tahu apa salahnya. Kenapa lelaki di depannya ini sulit sekali diajak bicara.
Raka membelai wajah cantik Zia. "Aku merindukanmu."
Zia terdiam. Ketika bibir yang familiar menyesap dengan rakus bibirnya. Bahkan dengan lancang lidah licin menerobos masuk ke dalam mulutnya. Membuat segala umpatan di kepelanya lenyap berantakan.
"Ughh...." Zia melenguh. Ia bahkan membusungkan dadanya ketika tangan lihai milih Raka meremas puting serta pantatnya yang seksi.
Sret!
Zia tahu lelaki yang sedang mencumbunya ini merobek celana dalam baru yang ia pakai pagi ini. Tapi Zia tidak ingin menghentikannya.
"Leberkan kakim sayang..." bisik Raka.
Zia dengan kebodohannya menurut begitu saja.
Benda panas milik Raka menerobos dengan pas, seolah itu tempatnya.
"Arghhh....milikmu sangat hangat."
Zia tidak peduli! Ia hanya....tidak ingin berhenti.
Raka mencumbu leher Zia. Pinggulnya bergerak mencipta nada yang erotis.
Zia mencengkeram lengan Raka, satu kaki diangkat dan ditahan oleh tangan Raka. Satu kakinya lemas menggantung begitu saja. Pinggangnya ditahan tangan Raka satunya. Dan punggungnya memebentur dinding rumahnya seirama dengan sodokan penis Raka.
"Arghhh.... Tungguhh....akuhhh..." nafas Zia tersengal. Lelaki yang sedang menggagahinya ini begitu brutal.
"Raka....teriakan namaku sayang...."
"Ughhh...Raka hhh.... bisakahh...pindah ke kamarhh" Zia menunduk melihihat penis panas itu keluar masuk ke Vaginanya.
Clop
Clop
Clop
Irama itu mengagumkan.
Mata Zia tak berkedip melihat penis Raka yang masih keluar masuk.
"Suka?"
Zia mengangguk.
Raka tertawa. "Haruskah aku merekamnya?"
Zia mengangkat kembali wajahnya, menatap wajah Raka. "Boleh?"
"Apapun untukmu sayang...."
"Bisakah kita pindah ke kamar? Punggungku sakit berbenturan dengan tembok keras. "
"Tentu..."
Zia mengalungkan tangannya ke leher Raka, kedua kakinya melilit pinggang Raka.
"Ohh...." Zia menjatuhkan keningnya ke pundak Raka. Ia bisa merasakan penis Raka yang bergerak sesuai langkahnya.
----
Zaky menyesap rokoknya. Tersenyum miring.
"Ampuni aku Tuan....ampun...saya salah."
Zaky menghembuskan asap rokok dari bibirnya. Matanya menatap malas dan bibirnya tersenyum meremehkan.
"Menggelapkan dana perusahaan, dan menjual informasi milik perusahaan. Katakan.... Sepenting apa kau ini sampai aku harus memaafkanmu?"
Lelaki itu gemetar ketakutan. Ia bersujud di kaki Zaky.
"Singkirkan dia.... Juga keluarganya..." perintah Zaky pada pengawalnya yang berdiri tak jauh.
"Tidak!...kau kejam...biadab!..." lelaki itu terus memaki dan berteriak sampai mulutnya khirnya di sumpal.
Zaky menghela nafas. Melelahkan.
Drt.
Satu pesan masuk di ponselnya.
Dari Raka.
Pesan yang berisi video singkat.
Zaky membuka video yang isinya rekaman sesi bercinta Raka dan Zia.
Melonggarkan dasinya, Zaky tahu tempat mana yang akan ia tuju setelah ini.