..
..
..Sore hari di tepi pantai anak kecil bermain dengan sang appa. Tampak gembira. Seorang ibu memandang mereka berdua dengan tatapan bahagia namun tersirat sendu dimatanya.
Mereka tidak jadi berangkat malam itu karena haechan lelah. paginya harus pergi ke Sun-it untuk melihat kondisi seseorang.
Ziyang dan renjun sedang membuat istana pasir. Kadang ziyang marah jika air laut menggerus istananya. Renjun hanya dapat tertawa melihat anaknya marah.
" Haihh mengesalkan sekali air laut ini. Istana ku hancur huaa papa air laut jahat." Tawa Renjun menggelegar.
"Sayang tadikan sudah papa beritahu lebih baik disebelah sana jangan disini. Air laut tidak jahat. Memang ziyang mau kalau air laut marah dan menyeret ziyang."
"Tidak. Air laut jangan marah tuan muda ziyang tadi hanya bercanda.. iya kan papa." Ucap ziyang takut ia tak mau terseret air laut.
"Iya. Ziyang tadi hanya bercanda tapi tak boleh di ulangi oke!!"
Lalu Renjun mengedarkan matanya mencari haechan. ia melihat haechan sedang memandanginya beserta ziyang . Senyum renjun mengembang di bibirnya. Lalu menatap ziyang.
"Sayang kau tak ingin Mama mu bergabung dengan kita." Ucap renjun. Ziyang dengan semangat menolehkan kepalanya lalu berteriak.
"Mama kemarilah." Tersenyum dan melambaikan tangan.
"Yaa sayang." Jawab haechan lalu berjalan. Mengarah ke mereka.
Haechan berjalan. Lalu melihat jam pada tangannya. 'ahh sudah lumayan sore sebentar lagi surut.' lalu melihat kearah dua orang yang sangat ia sayangi.
"Sayang kita kesana ya . Kita main di taman itu saja. Agar Mama bisa mengawasi mu. Mama akan bicara penting dengan papa."
Ziyang tampak berfikir. Ia sangat ingin main ditepi pantai tapi Mama ingin bicara dengan papanya. Emm ziyang tak boleh melewatkan hal ini. Mungkin saja mama mulai membuka hatinya untuk papa... Pikirnya.
"Baiklah. Aku tak akan mengganggu kencan papa dan mama. Aku kan anak baik." Jawab ziyang polos dan langsung lari menuju taman kecil di pinggir pantai. Sedangkan haechan wajahnya sudah merah semerah tomat. Sedangkan renjun hanya terkekeh.
Renjun dan haechan mulai jalan ber-iringan. Ia menggenggam tangan haechan dengan erat secara tiba-tiba. Haechan sempat terperanjat. Namun ia berusaha tenang agar renjun tak mengetahui detak jantung yang begitu cepat. Haechan berusaha melepaskan genggaman tangan renjun tapi...
"Biarkan seperti ini." Kata renjun. Sambil tersenyum.
"Ahh yaa." Haechan masih diam sambil menatap renjun. Perlahan wajah keduanya saling mendekat.
Cupss
Kedua bibir mereka saling bertemu. Tangan kanan renjun menahan tengkuk haechan. Sedangkan tangan kiri memeluk posesif pinggang.
Haechan yang awalnya tak membalas ciuman renjun Sekarang mulai terbawa suasana hingga-
"Mama" teriak sang buah hati mengganggetkan mereka berdua. Ziyang yang tau perbuatan tak senonoh orang tuanya tersenyum tapi sedetik kemudian ia nampak sedih. Membuat renjun dan haechan bingung.
"Hueee Mama ziyang nakal. Mama dan papa mau bikin adek malah ke ganggu gara-gara aku hueee. Ziyang nakal maaf Mama." Bagaimana reaksi dua sejoli itu. Mereka syokk bisa-bisanya anak mereka mengatakan hal seperti itu.
"Ziyang dengarkan papa. Ziyang tidak nakal oke 'kamu gak nakal ziyang cuma datang diwaktu yang tidak tepat'(lanjutnya dalam batin). Memang ziyang siapa yang bilang kalau ciuman itu bikin adik??" Tanya renjun