1 | minta izin boleh?

21 1 0
                                    

heii, selamat datang di ceritakuu!
semoga kalian suka 💚
jangan lupa vote yaa:"))

__________________________________

Hari ini adalah hari pertama PBM setelah pengenalan lingkungan sekolah berlangsung. Semua murid kelas 10 jelas antusias banget. Ada temen baru, guru baru, lingkungan baru, seragam baru dan pelajaran baru yang tentu akan menjadi beban nantinya. Semangat untuk pejuang masa depan cerah.

Temen baru? Kayaknya nggak dulu deh. Soalnya yah, Neon sama ketiga kawannya waktu SMP masih berjodoh juga ternyata. Mereka kembali dipertemukan di SMA yang sama, bahkan dikelas yang sama. Neon sih biasa aja, tapi Ecan yang heboh banget. Circle Neon ini namanya beban dari segala beban. Dulu mereka punya grup whatsapp buat ngatur jadwal mabar mobelejen. Nah terus, Renan iseng ganti nama grup yang awalnya cuma titik doang nggak pakai koma jadi beban dari segala beban. Kata Renan gini, "Kenyataannya kita ini memang beban. Beban keluarga sudah pasti, beban sekolah, beban bumi, beban teman juga. Contohnya Ecan yang sering nyontek ke gue."

Awalnya cuma teman sekelas, terus jadi teman mabar, terus jadi teman nokrong karena kebetulan rumah mereka deketan. Member beban pas SMP berlima. Neon, Renan, Ecan, Nares sama Taro. Tapi si Taro pas tamat SMP langsung pindah ke negara asalnya di Jepang. Lalu jadilah mereka berempat sekarang. Udah kayak teletubbies aja.

Sekarang anak beban lagi nokrong di kantin. Renan sama Nares sibuk main hp, terus Ecan makan cilok sambil liatin suasana kantin. Beda lagi sama Neon yang bengong liat jendela, entah mikirin apa. Neon tersadar saat jendela yang dilihatnya tadi berganti dengan sosok kaum hawa dengan tahi lalat dibawah matanya, seakan menambah kesan cantik pada wajah manisnya. "Letak tahi lalatnya sama kayak gue, cuma beda mata aja." Neon berkomentar dalam hati.

"Hi..."

"Lo barusan nyapa gue?" Neon berusaha memastikan. Siapa tahu dia halu kan? Sementara yang lainnya langsung natap cewek itu, bingung.

"Iya, kamu Neon dari kelas X MIPA 4 kan?"

"Enghh—"

Cewek itu nyodorin tangannya kedepan wajah Neon, "Kenalin aku Xenon Cheara dari X MIPA 3, biasa dipanggil Cheara atau Chece."

"WAHH—" Ecan heboh sendiri. Bikin anak-anak yang ada dikantin lirik mereka. Disatu sisi, Neon masih belum nerima jabatan tangan itu.

"Pelet lu kuat juga Yon, baru aja seminggu sekolah," lanjut Ecan.

Neon cuma lirik Ecan dengan tatapan seolah bilang—sesungguhnya fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.

Dirasa tangannya kelamaan melayang, jadilah Cheara narik tangannya lagi. Wajahnya biasa aja, nggak ngumpat ataupun kesal. Wajahnya tetap dihiasi senyum manis kayak pertama kali dia nyapa Neon tadi.

"Neon?" Panggil cewek manis itu lagi.

"Hah?"

"Boleh minta izin?"

"Hah?" Neon hah-hoh-hah-hoh mulu.

"Izin ngapain neng?" Ecan ikut-ikutan.

"Minta izin buat suka sama Neon," Cheara tersenyum kemudian nyodorin paper bag yang dia bawa sejak tadi.

"Hah?" Neon hah-hoh lagi sambil ngedipin mata, masih nggak yakin soalnya.

"HA HE HO MULU LO!" Ecan yang mulai gemas dengan drama ini langsung ngambil paper bag itu dari tangan Cheara, terus dia letakin tepat dekat Neon.

blue tomorrow | jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang