🏀7

9.7K 1.4K 197
                                    

⚠️Chapter ini mengandung unsur dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Chapter ini mengandung unsur dewasa. Dibaca setelah tarawih saja yaa ❤️👍

 Dibaca setelah tarawih saja yaa ❤️👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa mengerjap beberapa kali. Ucapan Jungkook beberapa detik yang lalu adalah jenis kalimat yang tak pernah ia bayangkan untuk keluar dari belah bibir pemuda itu sebelumnya. Sebab, yeah, kau tahu? Meskipun Lisa memang menyukai Jungkook, namun ia selalu mencoba untuk berpikir logis tentang bagaimana pemuda setampan, sepopuler dan sepintar Jungkook bisa mencintai gadis bar-bar dan pembuat onar disekolah seperti dirinya? Menurut Lisa, itu sangat tidak masuk akal. Jadi Lisa berpikir bahwa peluangnya untuk mendapatkan Jungkook benar-benar tak lebih dari sepuluh persen saja.

"Kau masih tak percaya?" Jungkook menarik napas sekilas, sebelum menggulingkan tubuh, berbaring disisi Lisa. Ia menatap langit-langit kamarnya, menerawang jauh tatkala melanjutkan, "Kau tidak seperti gadis-gadis kebanyakan yang datang menemuiku dan menyatakan ketertarikan mereka padaku secara terang-terangan. Mereka semua seakan berlomba-lomba menjadi yang tercantik, yang terpintar, yang terpopuler, yang paling sempurna dan menunjukkan performa terbaik hanya agar bisa merebut perhatianku. Tapi kau berbeda."

Lisa menoleh. Ia belum membuka suara. Hanya menunggu Jungkook untuk melanjutkan kalimat sembari memerhatikan pahatan wajah rupawan itu dari sisi samping.

"Kau nakal dan bar-bar. Kau tak pernah ragu untuk melakukan sebuah kejahilan meski itu tampak sangat menjengkelkan." Jungkook terkikik, mengingat bagaimana luar biasanya gadis Hwang tersebut. "Kau unik. Tapi hal itu justru yang membuatku semakin tertantang untuk menjagamu. Aku tak menuntutmu untuk berubah. Aku hanya ingin membuatmu mengerti, bahwa bersamaku akan terasa jauh lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan mengganggu orang lain."

Lisa tergelak pelan. "Apa itu merupakan sebuah penawaran?"

Jungkook menoleh, menampilkan senyum madunya. "Bukan. Itu adalah sebuah keharusan." Ia lalu memiringkan tubuh, membelai anak rambut Lisa yang tersampir disekitar wajah. "Kau harus menjadi kekasihku, karena dua orang yang saling mencintai seperti kita harus saling memiliki."

Lisa tertawa lucu, membiarkan tubuhnya didekap hangat oleh pemuda Ahn ini. Hei, ternyata jatuh cinta memang semenyenangkan dan semembahagiakan ini, ya? Lisa sempat tak berharap banyak. Ia merasa rendah diri dan tak yakin jika Jungkook memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.

Namun ternyata? Lihat saja bagaimana Jungkook yang tengah memeluknya dengan posesif seperti saat ini. Kau akan terlihat sempurna dalam jarak pandang seseorang yang tepat. Ya, tentu saja seseorang yang mencintaimu dengan segenap hati.

Diluar rumah, hujan masih turun secara membabi buta. Sesekali membawa gemuruh petir dan angin yang bertiup kencang. Berita-berita ditelevisi menghimbau untuk tidak keluar rumah dan pergi berkendara sebelum hujan reda demi keselamatan.

Lisa dan Jungkook takkan repot-repot pergi keluar rumah untuk menjadi beku, sebab mereka sedang berusaha untuk menghangatkan tubuh satu sama lain. Mereka berdua sudah dalam keadaan naked, entah sejak kapan. Yang mana hal itu justru membuat tubuh keduanya semakin terasa panas.

Jungkook menghisap puncak dada Lisa secara bergantian, terkadang meremasnya secara tak beraturan hingga desah manja mengalun dari bibir plum tersebut. Rasanya seperti ditarik menuju nirwana. Apalagi tatkala Jungkook memainkan benda kecil yang terselip dibawah sana, menekan-nekan dengan ibu jari dan menggeseknya berulang kali. Luar biasa. Ini sangat luar biasa bagi Lisa. Gadis itu belum pernah merasakan gelenyar semacam ini sebelumnya, begitu pula dengan Jungkook.

Si pemuda lantas menjauhkan wajah, menatap gadisnya dengan seduktif sementara tubuhnya telah dibakar gelora. "Ini kali pertama untukmu?"

Lisa mengangguk pelan sembari menggigit bibir bawah. Malu, tersipu. Namun hal itu justru membuat Jungkook semakin bergairah. Membuat pemuda itu serasa ingin mendominasi dan mengungkung gadis ini secara penuh.

Si pemuda lantas membelai puncak kepala dan sekitar wajah Lisa, mengurut kejantanannya dibawah sana sembari menatap gadisnya dengan sayang. "Ini akan terasa sakit diawal. Tahan sebentar, ya?"

Lisa kembali mengangguk. Jungkook memagut bibirnya seraya menyentuhkan ujung kejantanannya pada permukaan milik Lisa, sebelum akhirnya mendorong dalam sekali hentak.

Lisa tersentak, terkejut saat rasa perih mulai menjalar yang dibarengi dengan rembesnya cairan berwarna merah pekat dari sela-sela penyatuan mereka. Dahinya berkerut. Ia meringis pelan, menahan nyeri hingga air mata mendesak keluar. Lisa tahu bahwa kali pertama memang akan terasa sakit. Tapi ia tidak menyangka bahwa rasanya akan semenyakitkan ini.

Jungkook tak tinggal diam. Ia kembali bergerak untuk menjamah tubuh Lisa, memagut bibir dengan basah agar gadis itu cepat beradaptasi dan merasa rileks.

Lisa merasa ingin menyudahi. Rasanya perih sekali. Benar-benar nyeri hingga rasanya ingin sekali menggigit pundak Jungkook dan meninggalkan bekas disana.

"Hei, kalau sangat-sangat sakit, aku bisa berhenti sekarang." kata Jungkook. Namun pinggulnya justru malah bergerak pelan disana.

Lisa meringis kecil. Gerakan-gerakan Jungkook lambat laun melenyapkan nyeri yang sempat hadir. Tentu Lisa takkan menolak atau menyuruh Jungkook untuk berhenti. Ditambah lagi, pemuda itu semakin liar untuk menyentuh setiap senti permukaan kulitnya, meremas dan meraba dibagian sensitif yang membuat Lisa kembali dibakar gairah.

"Lisa..." Jungkook mendesis, merasakan milik Lisa menjepit kejantanannya dengan ketat.

Sungguh, ini adalah sensasi luar biasa yang baru pertama kali mereka rasakan bersama-sama. Lisa membiarkan Jungkook menghentak tubuhnya, menghujaninya dengan ciuman dan sentuhan ganas. Milik Jungkook seakan memenuhinya, menyentuh titik paling sensitifnya berkali-kali.

Mereka akan berusia delapan belas tahun ini. Agaknya, ini adalah rekor yang cukup menakjubkan untuk remaja seusia mereka, yang bahkan biasanya sudah melakukan kegiatan seperti ini sejak usia enam belas tahun.

Tubuh Lisa terguncang berkali-kali. Jungkook menghujamnya dengan keras, berusaha meraih keping kenikmatan agar mereka sampai pada puncak bersama-sama.

Desah dan peluh mengudara ditengah derasnya hujan diluar rumah, saling bersahut dan menyebut nama satu sama lain.

Mungkin Yoongi akan sangat terkejut ketika tahu bahwa adiknya sudah melakukan aktifitas dewasa seperti ini. Tapi Lisa tak begitu peduli. Ia memang sudah akan beranjak dewasa, bukan? Lagipula, ia melakukannya dengan seseorang yang sangat ia sukai. Ia takkan merasa rugi, sungguh!

Terus mengais potongan kenikmatan bersama, saling memagut dan meraba satu sama lain dengan jantung yang berdebar dan kupu-kupu yang berterbangan diperut selama bermenit-menit lamanya--hingga akhirnya, Jungkook menarik kejantanan pada waktu yang tepat dan menyemburkam cairannya diluar. Mereka sampai bersama-sama dan harus tetap berhati-hati. Yoongi akan memenggal kepala Jungkook jika saja pemuda Ahn itu sampai menghamili Lisa diusia muda seperti ini.

 Yoongi akan memenggal kepala Jungkook jika saja pemuda Ahn itu sampai menghamili Lisa diusia muda seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Subterraneous | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang